Masa Depan Cerah Kendaraan Listrik

Jum'at, 18 Desember 2020 - 06:00 WIB
loading...
A A A
Dia menerangkan kendaraan listrik dengan konvensional itu memiliki komponen yang berbeda. Kendaraan biasa memiliki 4.000-5.000 komponen. Sedangkan, kendaraan listrik diperkirakan komponennya berjumlah 200-an. Untuk sampai ke sana, menurutnya, masih membutuhkan langkah demi langkah.

"Mau digimanakan itu pabrik-pabrik mobil konvensional? Tapi tujuan akhirnya sama-sama harus ke ramah lingkungan. Itu elektrifikasi. Saya pernah baca McKenzie yang menyatakan baru di tahun 2050 terjadi namanya elektrifikasi, termasuk electric vehicle," tuturnya.

Pengembangan dan produksi kendaraan bermotor listrik juga masih terkendali dengan teknologi batera. Menurut mantan Presdir Toyota itu teknologi baterai itu belum sempurna. Kendaraan listrik, katanya, sangat sensitif terhadap temperatur panas, jalanan, dan kemacetan. Misalnya, secara teori bisa menempuh 360 kilometer, tapi dalam perjalanan ada tanjakan dan panas itu bisa berkurang.

Kian Populer di Dunia
Popularitas mobil listrik naik begitu cepat menyusul adanya insentif dari pemerintah, meningkatnya daya jelajah, harga baterai yang menurun, dan kesadaran akan lingkungan. Namun, sejauh ini, mobil listrik masih kalah jauh dari mobil konvensional. Sampai akhir 2018, keberadaannya sekitar 1 berbanding 250.

Penjualan mobil listrik secara global mencapai dua juta unit pada 2018, naik sekitar 63% dibanding setahun sebelumnya. Pangsa pasarnya dalam penjualan mobil baru sekitar 2,1%. Saat ini, ada dua jenis mobil listrik, yakni mobil bertenaga baterai (BEV) dan hybrid, kombinasi baterai dan kombustor internal (PHEV).

Pasar mobil listrik berangsur-angsur mulai mengalami pergeseran dari PHEV menuju BEV. Rasio global antara PHEV dan BEV berubah dari 44:56 pada 2012 menjadi 40:60 pada 2015 dan 31:69 pada 2018. Sejauh ini, China menjadi negara dengan penggunaan mobil listrik terbesar di dunia, yakni mencapai dua juta.

Di belakang China ada AS dengan satu juta unit, pasar terbesar berada di California yang mencapai separuh dari total penjualan nasional. Sisa lebih dari 500.000 unit terdaftar di Eropa yang dipimpin Norwegia dengan 296.000 unit. Sebanyak 10% mobil yang berlalulalang di jalan Norwegia bertenaga listrik.

Penjualan mobil listrik pada tahun lalu dipimpin Tesla Model 3 dengan 145.000 unit. Disusul BAIC EC-Series dengan 90.000 unit dan Nissan Leaf dengan 87.000 unit. Secara keseluruhan, Tesla juga berada di depan BYD dengan 245.000 unit berbanding 233.000 unit. BAIC berada di urutan ketiga dengan 165.000 unit.

"Kami memperkirakan Tesla dan BYD akan mendominasi pada tahun ini. Keduanya kemungkinan akan mengalami pertumbuhan pasar yang lebih cepat,” ungkap majalah The Beam. China merupakan pasar dengan pertumbuhan terbesar dan tercepat berdasarkan volume dan menjadi pendorong utama mobil listrik.

Kenaikkan popularitas mobil listrik di China tidak hanya didorong variasi dan vitalitas brand lokal, tapi juga insentif pemerintah. Pembeli mobil listrik di China diberi subsidi hingga 50 ribu yuan per mobil. Pemerintah China berharap langkah itu dapat menjadi solusi kemacetan dan mengurangi polusi udara di China.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1957 seconds (0.1#10.140)