Massa Habib Rizieq, Parpol Islam, dan Pemilu 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Habib Rizieq Shihab (HRS) dan Front Pembela Islam (FPI) adalah dua sisi dalam satu mata uang. FPI sangat bergantung pada nama Habib Rizieq. Jumlah massa FPI dan pendukung Habib Rizieq pun tak sedikit. Apakah partai-partai, termasuk partai Islam melirik massa Rizieq Shihab untuk Pemilu 2024?
"PKS dekat dengan FPI. Namun masalah suara semua punya kebebasan," ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera kepada SINDOnews, Sabtu (21/11/2020).
Mardani mengatakan, PKS akan terus memperjuangkan kebenaran dan keadilan dalam bingkai ke-Islaman. "Harapannya massa Habib Rizieq dapat melihat PKS adalah partai Islam yang memenuhi aspirasi mereka," ujar Mardani.
( ).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan bahwa partainya tidak perlu melirik massa Habib Rizieq Shihab . "Sebagian anggota FPI itu adalah pemilih PPP. Jadi, enggak usah dilirik lagi. Mereka sudah ada di dalam," ujar Arsul Sani dihubungi terpisah.
Arsul menambahkan, PPP sebagai partai Islam menampung semua aspirasi dari berbagai kelompok umat Islam. "Dari yang moderat sampai yang sering dilihat sebagai radikal. Ini modal sosial PPP yang akan terus kami rawat," ujar wakil ketua MPR RI ini.
( ).
Arsul melanjutkan, PPP akan terus menjadi jembatan bagi berbagai kelompok umat Islam tersebut maupun elemen-elemen masyarakat lainnya. "Bahkan untuk saudara-saudara sebangsa non-muslim. Karena itu di Papua misalnya banyak juga anggota Fraksi PPP DPRD yang non-muslim," kata anggota Komisi III DPR RI ini.
Inisiator Partai Ummat , Agung Mozin mengatakan bahwa Partai Ummat akan dilirik oleh semua warga yang merindukan partai yang lantang menyuarakan kebenaran dan keadilan. "Termasuk umat yang mendukung perjuangan HRS yang sejalan dengan perjuangan politik Partai Ummat," kata Agung Mozin.
Bahkan, kata Mozin, warga Indonesia bagian timur juga ada yang mendukung Partai Ummat. "Karena yang diperjuangkan oleh Partai Ummat adalah sesuatu hal yang universal termasuk di dalam keyakinan mereka yang nonmuslim," kata Mozin.
( ).
Hal senada juga diungkapkan oleh Inisiator Partai Ummat, Putra Jaya Husin. "Partai Ummat itu memiliki asas Islam Rahmatan Lil'alamin. Menjadi tempat bagi semua golongan," kata Putra Jaya Husin.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik mengatakan bahwa Partai Gelora sebagai partai baru menawarkan gagasan tentang memajukan Indonesia sebagai salah satu kekuatan dunia. Mahfuz menambahkan, gagasan itu tentu perlu menjadi gagasan kolektif sebanyak mungkin elemen masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam sebagai penduduk mayoritas.
"Nah salah satu fundamen dasar berjalan dan terwujudnya gagasan tersebut adalah kuatnya ikatan persatuan nasional, baik sisi keumatan maupun kebangsaan. Pembelahan dan konflik antar dua sisi tersebut justru akan menutup peluang kemajuan dan bahkan jadi ancaman eksistensi NKRI," kata Mahfuz, mantan kader PKS.
Mahfuz melanjutkan, Gelora sebagai partai politik bukan saja memerlukan dukungan terhadap gagasan tersebut, tapi juga dukungan suara pada pemilu. Tetapi, lanjut dia, dukungan suara terhadap Gelora lebih didasari pada penerimaan terhadap gagasan memajukan Indonesia sebagai kekuatan dunia. "Jadi bukan atas dasar afiliasi politik identitas ataupun politik primordial," kata Mahfuz.
Lebih lanjut Mahfuz mengatakan, situasi pembelahan dan konflik politik sejak Pilpres 2014, Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 belum berakhir. "Bahkan sekarang memanas lagi setelah kepulangan HRS. Partai Gelora berpendapat situasi ini harus segera diakhiri karena akan merugikan kepentingan nasional," ungkapnya.
Menurut dia, semua pihak harus berpikir jernih dan berhati dingin. Indonesia, lanjut dia, sedang menghadapi krisis kesehatan dan resesi ekonomi yang belum tahu akan berakhir kapan.
"Islah adalah solusi terbaik. Apa pun pangkal soalnya, islah adalah tuntunan agama untuk menyelesaikan perbedaan dan pertengkaran. Seringkali saat para pihak sudah duduk dan makan bareng, banyak salah paham dan salah info bisa diselesaikan dengan baik," tuturnya.
( ).
Mahfuz menjelaskan, Partai Gelora justru berpandangan agar parpol jangan memancing di air keruh, memanfaatkan situasi untuk kepentingan suara partainya. Karena, sambung Mahfuz, sudah ada parpol yang membujuk HRS masuk partai.
"Bukan solusi yang ditawarkan, tapi malah siraman bensin yang akan makin memanaskan situasi. Jika situasi pembelahan dan konflik ini sudah berakhir, saya kira HRS memahami betul posisi dan kekuatannya. Jangan-jangan para pendukung HRS punya aspirasi kuat untuk membentuk partai sendiri dengan ciri khas amar ma’ruf nahi munkar-nya," pungkasnya.
"PKS dekat dengan FPI. Namun masalah suara semua punya kebebasan," ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera kepada SINDOnews, Sabtu (21/11/2020).
Mardani mengatakan, PKS akan terus memperjuangkan kebenaran dan keadilan dalam bingkai ke-Islaman. "Harapannya massa Habib Rizieq dapat melihat PKS adalah partai Islam yang memenuhi aspirasi mereka," ujar Mardani.
( ).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan bahwa partainya tidak perlu melirik massa Habib Rizieq Shihab . "Sebagian anggota FPI itu adalah pemilih PPP. Jadi, enggak usah dilirik lagi. Mereka sudah ada di dalam," ujar Arsul Sani dihubungi terpisah.
Arsul menambahkan, PPP sebagai partai Islam menampung semua aspirasi dari berbagai kelompok umat Islam. "Dari yang moderat sampai yang sering dilihat sebagai radikal. Ini modal sosial PPP yang akan terus kami rawat," ujar wakil ketua MPR RI ini.
( ).
Arsul melanjutkan, PPP akan terus menjadi jembatan bagi berbagai kelompok umat Islam tersebut maupun elemen-elemen masyarakat lainnya. "Bahkan untuk saudara-saudara sebangsa non-muslim. Karena itu di Papua misalnya banyak juga anggota Fraksi PPP DPRD yang non-muslim," kata anggota Komisi III DPR RI ini.
Inisiator Partai Ummat , Agung Mozin mengatakan bahwa Partai Ummat akan dilirik oleh semua warga yang merindukan partai yang lantang menyuarakan kebenaran dan keadilan. "Termasuk umat yang mendukung perjuangan HRS yang sejalan dengan perjuangan politik Partai Ummat," kata Agung Mozin.
Bahkan, kata Mozin, warga Indonesia bagian timur juga ada yang mendukung Partai Ummat. "Karena yang diperjuangkan oleh Partai Ummat adalah sesuatu hal yang universal termasuk di dalam keyakinan mereka yang nonmuslim," kata Mozin.
( ).
Hal senada juga diungkapkan oleh Inisiator Partai Ummat, Putra Jaya Husin. "Partai Ummat itu memiliki asas Islam Rahmatan Lil'alamin. Menjadi tempat bagi semua golongan," kata Putra Jaya Husin.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik mengatakan bahwa Partai Gelora sebagai partai baru menawarkan gagasan tentang memajukan Indonesia sebagai salah satu kekuatan dunia. Mahfuz menambahkan, gagasan itu tentu perlu menjadi gagasan kolektif sebanyak mungkin elemen masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam sebagai penduduk mayoritas.
"Nah salah satu fundamen dasar berjalan dan terwujudnya gagasan tersebut adalah kuatnya ikatan persatuan nasional, baik sisi keumatan maupun kebangsaan. Pembelahan dan konflik antar dua sisi tersebut justru akan menutup peluang kemajuan dan bahkan jadi ancaman eksistensi NKRI," kata Mahfuz, mantan kader PKS.
Mahfuz melanjutkan, Gelora sebagai partai politik bukan saja memerlukan dukungan terhadap gagasan tersebut, tapi juga dukungan suara pada pemilu. Tetapi, lanjut dia, dukungan suara terhadap Gelora lebih didasari pada penerimaan terhadap gagasan memajukan Indonesia sebagai kekuatan dunia. "Jadi bukan atas dasar afiliasi politik identitas ataupun politik primordial," kata Mahfuz.
Lebih lanjut Mahfuz mengatakan, situasi pembelahan dan konflik politik sejak Pilpres 2014, Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 belum berakhir. "Bahkan sekarang memanas lagi setelah kepulangan HRS. Partai Gelora berpendapat situasi ini harus segera diakhiri karena akan merugikan kepentingan nasional," ungkapnya.
Menurut dia, semua pihak harus berpikir jernih dan berhati dingin. Indonesia, lanjut dia, sedang menghadapi krisis kesehatan dan resesi ekonomi yang belum tahu akan berakhir kapan.
"Islah adalah solusi terbaik. Apa pun pangkal soalnya, islah adalah tuntunan agama untuk menyelesaikan perbedaan dan pertengkaran. Seringkali saat para pihak sudah duduk dan makan bareng, banyak salah paham dan salah info bisa diselesaikan dengan baik," tuturnya.
( ).
Mahfuz menjelaskan, Partai Gelora justru berpandangan agar parpol jangan memancing di air keruh, memanfaatkan situasi untuk kepentingan suara partainya. Karena, sambung Mahfuz, sudah ada parpol yang membujuk HRS masuk partai.
"Bukan solusi yang ditawarkan, tapi malah siraman bensin yang akan makin memanaskan situasi. Jika situasi pembelahan dan konflik ini sudah berakhir, saya kira HRS memahami betul posisi dan kekuatannya. Jangan-jangan para pendukung HRS punya aspirasi kuat untuk membentuk partai sendiri dengan ciri khas amar ma’ruf nahi munkar-nya," pungkasnya.
(zik)