Legislator Gerindra Dukung Erick Thohir Terkait Pengembangan EBT

Selasa, 27 Oktober 2020 - 22:00 WIB
loading...
A A A
Menurut Toto, investasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) memerlukan biaya investasi yang besar dan menuntut penerapan teknologi tinggi, sehingga diperlukan perhitungan yang cermat terkait nilai investasi dan keuntungan yang akan diterima.

"Contoh energi panas bumi di Kamojang milik Pertamina memerlukan skala ekonomi yang cukup untuk bisa berproduksi optimal. Terdapat beberapa potensi panas bumi yang lain, tapi belum bisa dikembangkan karena pertimbangan biaya investasi dan return yang bisa diterima investor," ucapnya.

Selain itu lanjut Toto, PLN juga telah mencoba untuk mengembangkan EBT berupa energi angin seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sidrap Sulawesi Selatan, ia menilai investasi tersebut relatif mahal, namun produktivitas outputnya tergantung kondisi alam (angin).

"Jadi EBT ini memang perlu investasi besar dan target Pemerintah di 2025 kontribusi EBT harus mencapai 23% dari keseluruhan energi nasional. Realisasi sampai dengan saat ini masih dibawah 15%," ulasnya.

Toto menyarankan, untuk mengejar target tersebut maka perlu sinergi pemerintah dan dunia usaha. Dengan memberikan Insentif fiskal yang menarik kepada para investor yang akan masuk di industri ini.

"Demikian pula komitmen dunia usaha patut ditingkatkan untuk penggunaan energi bersih. Ujungnya terdapat keseimbangan demand dan supply sehingga harga ekonomis EBT bisa terealisir," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir mendorong transformasi energi dan pengembangan EBT untuk perkuat ketahanan energi nasional. Hal itu berangkat dari kebutuhan bahwa dunia tengah menghadapi transformasi sistem energi. Dari energi fosil yang menghasilkan polusi udara menjadi energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Maka dari itu, Kementerian BUMN terus melakukan transformasi di bidang ketahanan energi dengan mengembangkan electric vehicle (EV) battery bagi kendaraan listrik, sinergitas kilang dan pertrokimia, implementasi transisi yang jelas dan terpadu untuk peralihan dari sumber daya fosil dan energi terbarukan sesuai dengan potensi cadangan yang dimiliki dan kebutuhan energi ke depan.
(maf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1632 seconds (0.1#10.140)