Gapasdap Minta Tidak Ada Kapal Ekpres dan Penurunan Tarif Angkutan Mudik Lebaran
loading...
A
A
A
"Kita lihat tahun lalu, Pelabuhan Merak kosong dermaganya, sedangkan Pelabuhan BBJ antre panjang, akhirnya dengan kebijakan kembali di putar balik arah Merak," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Khoiri juga meminta kepada pihak ASDP agar tidak memblokir penjualan tiket reguler dengan alas an penuh. Padahal fakta di lapangan sepi dan tidak ada penumpang. Hal ini sering kali terjadi saat momen besar seperti angkutan Lebaran dan Nataru.
"Ini sudah saya bahas kepada ASDP agar tidak terulang lagi, bahkan kita mengusulkan agar penjualan tiket di lakukan oleh pihak independen agar hal-hal demikian tidak terjadi," ucapnya.
Terkait imbauan pemerintah yang meminta operator angkutan untuk memberikan pengurangan tarif (diskon) angkut penyeberangan pada masa arus mudik dan arus balik Lebaran mendatang dinilai tidak tepat.
Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi Darmaningtyas menyatakan, diskon tarif angkutan seharusnya merupakan tanggung jawab dari pemerintah. Menurut Darmaningtyas, di masa reguler, pengusaha transportasi sudah menanggung banyak kerugian.
Ketika masuk masa angkutan arus mudik dan arus balik menjadi harapan bagi operator untuk mendapat keuntungan sebagai kompensasi kerugian yang sebelumnya ditanggung.
"Jadi pemerintah itu memberikan subsidi angkutan penyeberangan pada saat Lebaran. Bentuknya macam-macam misalnya pengurangan PPN selama Lebaran. Pada intinya jangan dibebankan pada operator," ucapnya.
Pada musim Lebaran ini, Darmaningtyas memperkirakan jumlah pemudik akan mengalami penurunan dibanding masa Lebaran sebelumnya. Darmaningtyas melihat faktor ekonomi di masyarakat yang cenderung bertambah sulit menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan atau mudik 2025.
"Sama kita lihat saja sekarang perekonomian sangat menurun, saya prediksikan akan menurun untuk masyarakat mudik," katanya.
Tidak hanya itu, Khoiri juga meminta kepada pihak ASDP agar tidak memblokir penjualan tiket reguler dengan alas an penuh. Padahal fakta di lapangan sepi dan tidak ada penumpang. Hal ini sering kali terjadi saat momen besar seperti angkutan Lebaran dan Nataru.
"Ini sudah saya bahas kepada ASDP agar tidak terulang lagi, bahkan kita mengusulkan agar penjualan tiket di lakukan oleh pihak independen agar hal-hal demikian tidak terjadi," ucapnya.
Terkait imbauan pemerintah yang meminta operator angkutan untuk memberikan pengurangan tarif (diskon) angkut penyeberangan pada masa arus mudik dan arus balik Lebaran mendatang dinilai tidak tepat.
Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi Darmaningtyas menyatakan, diskon tarif angkutan seharusnya merupakan tanggung jawab dari pemerintah. Menurut Darmaningtyas, di masa reguler, pengusaha transportasi sudah menanggung banyak kerugian.
Ketika masuk masa angkutan arus mudik dan arus balik menjadi harapan bagi operator untuk mendapat keuntungan sebagai kompensasi kerugian yang sebelumnya ditanggung.
"Jadi pemerintah itu memberikan subsidi angkutan penyeberangan pada saat Lebaran. Bentuknya macam-macam misalnya pengurangan PPN selama Lebaran. Pada intinya jangan dibebankan pada operator," ucapnya.
Pada musim Lebaran ini, Darmaningtyas memperkirakan jumlah pemudik akan mengalami penurunan dibanding masa Lebaran sebelumnya. Darmaningtyas melihat faktor ekonomi di masyarakat yang cenderung bertambah sulit menjadi halangan utama bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan atau mudik 2025.
"Sama kita lihat saja sekarang perekonomian sangat menurun, saya prediksikan akan menurun untuk masyarakat mudik," katanya.
(cip)
Lihat Juga :