Perdagangan Karbon dan Kuasi Imperialisme, Fakta atau Ilusi?

Jum'at, 19 Juli 2024 - 20:11 WIB
loading...
Perdagangan Karbon dan...
Sampe L Purba. Foto/Istimewa
A A A
Dr. Sampe L. Purba
Staf Ahli Menteri ESDM 2019-2023.

TIGA sumber utama gas rumah kaca [global warming potential] (gwp) adalah CO2, CH4, dan N2O. Dalam bentangan waktu relatif, CH4 memiliki GWP 20 kali lebih besar dari CO2 dalam 100 tahun, N2O memiliki GWP 300 kali lebih besar dari CO2 dalam 100 tahun.

Gas rumah kaca adalah gas di atmosfer yang menahan panas. Gas ini memungkinkan sinar matahari masuk tetapi mencegah sebagian panas keluar kembali ke angkasa setelah diserap dan dipancarkan kembali oleh permukaan bumi. Efek rumah kaca ini menghangatkan bumi, menciptakan kondisi yang layak untuk kehidupan. Namun tidak boleh berlebihan.

Tabel di bawah ini menunjukkan sumber gas rumah kaca sejak era pra-industri pada akhir abad ke-18, jumlah saat ini, target yang diinginkan untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat celsius, serta aktivitas utama yang berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca.

Perdagangan Karbon dan Kuasi Imperialisme, Fakta atau Ilusi?

Sumber Referensi: Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) World Resources Institute (WRI), Environmental Research Letter.


Tiga aktivitas teratas yang menghasilkan emisi terbesar umumnya berasal dari negara-negara berkembang, sementara tiga aktivitas terbawah adalah produk dari negara-negara industri, dengan emisi yang sangat tidak signifikan.

Perlu dicatat bahwa secara keseluruhan, konsentrasi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil masih di bawah ambang batas tertinggi untuk kenaikan suhu global 2 derajat Celsius, yang idealnya dibatasi pada 1,5 derajat celsius dari level pra-industri. Namun demikian, karena pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi dianggap sebagai aktivitas utama manusia yang menjadi sumber utama kenaikan CO2 dalam jangka panjang, maka perlu dibatasi. Pembatasan ini antara lain dengan mendorong pengurangan deforestasi, peningkatan penggunaan energi terbarukan, serta perdagangan karbon.

Sang Pencemar
Sejarah mencatat bahwa emisi karbon erat kaitannya dengan industrialisasi, kemajuan ekonomi, imperialisme, dan perang, baik yang melibatkan persenjataan masif maupun perang ekonomi modern. Menurut OurWorldInData.org, emisi karbon dari penggunaan bahan bakar dan industrialisasi menunjukkan bahwa pada tahun 1800, Inggris menyumbang 95% emisi karbon. Penemuan mesin uap, kapal uap, dan industrialisasi yang masif menggunakan bahan bakar batu bara serta penebangan hutan yang luar biasa berkontribusi besar terhadap hal ini.



Dengan kemajuan perekonomian, Inggris dan negara-negara maju abad pertengahan menjelajah, berdagang, hingga menjadi imperium dan kolonialis. Seiring dengan berdirinya dan majunya Amerika Serikat dan negara lain, menjelang Perang Dunia Kedua tahun 1939, komposisi terbesar pengemisi karbon adalah Amerika Serikat (38%), Jerman (15%), Inggris (10%), Rusia (6%), Jepang (3%), dan China (2%). Perlombaan ekonomi, termasuk pembakaran karbon, berlanjut secara masif.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Menhut Raja Juli: Perdagangan...
Menhut Raja Juli: Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan Segera Diresmikan
Kurangi Emisi Karbon,...
Kurangi Emisi Karbon, Indonesia Komitmen Lakukan Reforestasi secara Masif
Indonesia-Norwegia Luncurkan...
Indonesia-Norwegia Luncurkan RBC-4 untuk Kurangi Emisi Karbon
Dubes Norwegia Apresiasi...
Dubes Norwegia Apresiasi Program RHL Indonesia untuk Turunkan Emisi Karbon
Menteri Lingkungan Hidup...
Menteri Lingkungan Hidup Apresiasi Komitmen Perusahaan Mendukung Dekarbonisasi
Pemanfaatan Dana Iklim...
Pemanfaatan Dana Iklim Harus Berintegritas, untuk Pengurangan Emisi Karbon
Peran Swasta dan Filantropi...
Peran Swasta dan Filantropi Vital dalam Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Stafsus Presiden Diaz...
Stafsus Presiden Diaz Hendropriyono: Energi Nuklir Opsi untuk Turunkan Emisi Karbon
Teknologi CCS Dinilai...
Teknologi CCS Dinilai Mampu Kurangi Emisi Karbon
Rekomendasi
Meta AI Sudah Terintegrasi...
Meta AI Sudah Terintegrasi di WhatsApp, Facebook, dan Instagram, Ini Cara Memakainya!
Oknum TNI AL Pelaku...
Oknum TNI AL Pelaku Pembunuhan Wartawati di Bajarbaru Kalsel Terancam Dipecat
Piala Dunia Antarklub...
Piala Dunia Antarklub 2025 Janjikan Hadiah Terbesar Sepanjang Sejarah!
Berita Terkini
Momen Prabowo dan Jokowi...
Momen Prabowo dan Jokowi Berbuka Puasa Bersama di Istana
1 jam yang lalu
Pemulangan 2 Jenazah...
Pemulangan 2 Jenazah WNI dari Taiwan Lancar, Uya Kuya: Perlihatkan Eratnya Solidaritas
1 jam yang lalu
Tinjau Posko Pengamanan...
Tinjau Posko Pengamanan Idulfitri, Menko Polkam: Utamakan Pendekatan Humanis
3 jam yang lalu
Polri Catat 148 Kecelakaan...
Polri Catat 148 Kecelakaan Terjadi di H-6 Lebaran, 10 Tewas dan 220 Orang Luka
3 jam yang lalu
Baznas Berangkatkan...
Baznas Berangkatkan 850 Guru Ngaji hingga Marbot Masjid Pulang Kampung Gratis
3 jam yang lalu
Menekraf Teuku Riefky...
Menekraf Teuku Riefky Temui Menko Airlangga Bahas Ekraf
4 jam yang lalu
Infografis
2 Alasan Buaya Hidup...
2 Alasan Buaya Hidup Berdampingan dan Tidak Mau Memakan Capybara
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved