PB IDI: Uji Coba Calon Vaksin COVID-19 di Indonesia Sangat Penting

Selasa, 18 Agustus 2020 - 11:52 WIB
loading...
PB IDI: Uji Coba Calon Vaksin COVID-19 di Indonesia Sangat Penting
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan uji calon vaksin COVID-19 di Indonesia sangat penting. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia ( PB IDI ) menyatakan uji calon vaksin COVID-19 di Indonesia sangat penting. Indonesia melalui PT Bio Farma bekerja sama dengan perusahaan asal China, Sinovac Biotech, melakukan uji klinis tahap III di Bandung, Jawa Barat.

Ketua Satgas COVID-19 PB IDI, Zubairi Djoerban mengatakan calon vaksin yang diuji di Indonesia termasuk dalam delapan yang direkomendasi untuk masuk dalam tahap III. Dia mengungkapkan uji klinis tahap III ini bisa berhasil atau gagal. (Baca juga: Pulih 4 Orang, 871 WNI di Luar Negeri Sembuh COVID-19)

“Kalau berhasil, syukur alhamdulillah dan bisa dimanfaatkan (setelah). Kan ini dikerjakan di Bangladesh dan Brazil, kalau hasil evaluasinya bagus bisa dimanfaatkan. Apalagi kalau sudah diterbitkan di jurnal kedokteran ilmiah,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews , Selasa (18/8/2020).

Dia memberikan catatan apabila ada uji fase III di salah satu negara yang gagal, bisa batal untuk digunakan secara masalah. “Di Indonesia berhasil, sedangkan di Brazil gagal, jangan dipakai dulu di Indonesia,” ucapnya.

Zubairi menerangkan uji klinis tahap I itu biasanya untuk mengetahui calon vaksin ini aman atau tidak. Pada tahap II itu, untuk melihat aman dan efektif, serta besaran dosisnya. Zubairi menjelaskan uji klinis tahap III untuk melihat efektivitas dan daya lindung dari calon vaksin tersebut.

Beda tahap II dan III itu jumlah orang yang disuntik calon vaksin. Uji klinis tahap II melibatkan ratusan orang. Sedangkan tahap III harus melibatkan ribuan orang dan uji di banyak negara.

Zubairi mengungkapkan saat ini di dunia ada gerakan one day sooner. Jadi, nantinya orang-orang atau sukarelawan divaksin dan ditulari COVID-19. Sampai saat ini sudah ada sekitar 34.000 orang dari 157 negara yang mendaftar. (Baca juga: Presiden Diminta Turun Tangan Menyelesaikan Masalah Hibah Merek Merdeka Belajar)

“Ini lebih berat lagi. Ini tidak terkait dengan Bandung. Ini siapa yang lebih cepat berguna (vaksin), kalau divaksin kemudian kebal. Kalau di-challenge ditulari, dia tidak akan tertular,” pungkasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1991 seconds (0.1#10.140)