Kasus Wadas-Rembang Bakal Dimunculkan di Debat Pilpres 2024, Ini Faktanya dari TPN
loading...
A
A
A
Menurut dia, Ganjar sosok yang sangat peduli soal lingkungan. Ganjar malah pernah menolak izin kegiatan pertambangan dan pabrik semen lainnya di Jateng.
Karaniya mencontohkan penolakan pendirian pabrik semen di Sukolilo, Pati, yang dianggap merusak lingkungan karena menggunduli hutan di kawasan pegunungan Kendeng dan penambangan di Bukit Kapur Gombong.
Ganjar menolak memberi lampu hijau atas pembangunan pabrik semen oleh PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) yang telah mengantongi izin di Sukolilo, Pati.
Kenapa Ganjar bersikeras? Menurut dia, wilayah-wilayah di pegunungan Kendeng yang masuk di Kudus dan Pati problemnya sudah sangat serius dan alasan lainnya karena suplai semen masih dirasa cukup.
“Pak Ganjar sangat peduli lingkungan, buktinya sudah berulang kali menolak izin pendirian sejumlah pabrik lain dan kegiatan pertambangan di Jawa Tengah, karena tidak memenuhi persyaratan dan merugikan warga,” ungkapnya.
Mengenai pabrik semen Rembang itu merupakan putusan pengadilan dan izin pembangunan pabrik itu juga telah memenuhi permintaan tokoh setempat, yaitu almarhum Kyai Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
Tujuannya tidak lain agar warga sekitar dapat menerima manfaat dari kekayaan alam di daerahnya, tidak dikeruk dan dibawa keluar untuk diolah ke pabrik semen lain. Maka itu, Ganjar meneruskan cita-cita Mbah Moen untuk menyejahterakan warga setempat.
“Kebijakan Pak Ganjar saat itu untuk menjamin desa dan rakyatnya mendapat kebermanfaatan. Karena tidak adil rasanya, ada investasi masuk tapi rakyat tetap miskin,” katanya seraya menambahkan Ganjar juga menginisiasi saham untuk rakyat setempat melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).
“Kalau kasus ini masih dijadikan senjata di debat cawapres, saya pikir kebenarannya sudah diketahui masyarakat bahwa Pak Ganjar selalu memihak pada kepentingan rakyat, karena itu jangan Pak Ganjar dikambinghitamkan,” kata Karaniya.
Karaniya mencontohkan penolakan pendirian pabrik semen di Sukolilo, Pati, yang dianggap merusak lingkungan karena menggunduli hutan di kawasan pegunungan Kendeng dan penambangan di Bukit Kapur Gombong.
Ganjar menolak memberi lampu hijau atas pembangunan pabrik semen oleh PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) yang telah mengantongi izin di Sukolilo, Pati.
Kenapa Ganjar bersikeras? Menurut dia, wilayah-wilayah di pegunungan Kendeng yang masuk di Kudus dan Pati problemnya sudah sangat serius dan alasan lainnya karena suplai semen masih dirasa cukup.
“Pak Ganjar sangat peduli lingkungan, buktinya sudah berulang kali menolak izin pendirian sejumlah pabrik lain dan kegiatan pertambangan di Jawa Tengah, karena tidak memenuhi persyaratan dan merugikan warga,” ungkapnya.
Mengenai pabrik semen Rembang itu merupakan putusan pengadilan dan izin pembangunan pabrik itu juga telah memenuhi permintaan tokoh setempat, yaitu almarhum Kyai Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
Tujuannya tidak lain agar warga sekitar dapat menerima manfaat dari kekayaan alam di daerahnya, tidak dikeruk dan dibawa keluar untuk diolah ke pabrik semen lain. Maka itu, Ganjar meneruskan cita-cita Mbah Moen untuk menyejahterakan warga setempat.
“Kebijakan Pak Ganjar saat itu untuk menjamin desa dan rakyatnya mendapat kebermanfaatan. Karena tidak adil rasanya, ada investasi masuk tapi rakyat tetap miskin,” katanya seraya menambahkan Ganjar juga menginisiasi saham untuk rakyat setempat melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).
“Kalau kasus ini masih dijadikan senjata di debat cawapres, saya pikir kebenarannya sudah diketahui masyarakat bahwa Pak Ganjar selalu memihak pada kepentingan rakyat, karena itu jangan Pak Ganjar dikambinghitamkan,” kata Karaniya.
(jon)