Program SMK Gratis Semakin Efektif Jika Disertai Penyediaan Lapangan Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program SMK gratis yang digagas salah satu pasangan calon (paslon) di Pilpres 2024 harus disertai dengan mutu lulusan yang sesuai kebutuhan industri. Termasuk menyediakan jembatan yang menghubungkan antara tenaga kerja SMK dan industri.
Hal ini menanggapi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang meluncurkan program SMK Gratis Langsung Kerja untuk Keluarga Miskin yang akan didirikan minimal di setiap kabupaten dan kota.
“Jadi menurut saya bukan cuma membantu dalam sekolah di SMK dengan biaya yang digratiskan atau SPP yang digratiskan, tapi juga adalah bagaimana menjamin kualitas dari pada kurikulum atau lulusan dari SMK, dan bagaimana kemudian menjembatani dengan dunia industrinya,” tegas Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, Selasa (2/1/2024).
Faisal menambahkan jaminan mutu dan hubungan industri menjadi penting mengingat data yang menunjukkan tren peningkatan pengangguran tenaga kerja lulusa SMK.
"Paling tidak kalau dari data pengangguran beberapa tahun terakhir ada tren justru peningkatan pengangguran lulusan SMK. Ini sama juga dengan perguruan tinggi. Yang meningkat level penganggurannya itu berdasarkan level pendidikan adalah perguruan tinggi dan SMK. Yang menurun adalah diploma. Paling tidak itu yang terjadi sebelum pandemi,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Faisal menekankan intervensi yang patut dilakukan tidak hanya sebatas pembebasan biaya sekolah, tetapi juga penyediaan lapangan kerja bagi lulusan SMK. "Artinya masalah penyediaan lapangan kerja bagi lulusan SMK itu menjadi penting, bukan hanya intervensi pada tahap jenjang pendidikannya," katanya.
Sementara itu, Ekonom INDEF Andry Satrio Nugroho mengatakan, semua Pasangan Calon (Paslon) memiliki program pengembangan pendidikan vokasi. Namun perlu dipikirkan bagaimana menghubungkannya dengan industri, mengisi lapangan pekerjaan.
“Saya rasa semua arahnya kesana, tinggal bagaimana pendidikan vokasi ini berhubungan dengan sektor industri yang ada. Jadi kita harapkan apa yang di-provide oleh sektor pendidikan dalam hal ini tenaga kerja yang siap untuk bekerja itu bisa langsung terserap oleh industri,” kata Andry.
Hal ini menanggapi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang meluncurkan program SMK Gratis Langsung Kerja untuk Keluarga Miskin yang akan didirikan minimal di setiap kabupaten dan kota.
“Jadi menurut saya bukan cuma membantu dalam sekolah di SMK dengan biaya yang digratiskan atau SPP yang digratiskan, tapi juga adalah bagaimana menjamin kualitas dari pada kurikulum atau lulusan dari SMK, dan bagaimana kemudian menjembatani dengan dunia industrinya,” tegas Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, Selasa (2/1/2024).
Faisal menambahkan jaminan mutu dan hubungan industri menjadi penting mengingat data yang menunjukkan tren peningkatan pengangguran tenaga kerja lulusa SMK.
"Paling tidak kalau dari data pengangguran beberapa tahun terakhir ada tren justru peningkatan pengangguran lulusan SMK. Ini sama juga dengan perguruan tinggi. Yang meningkat level penganggurannya itu berdasarkan level pendidikan adalah perguruan tinggi dan SMK. Yang menurun adalah diploma. Paling tidak itu yang terjadi sebelum pandemi,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Faisal menekankan intervensi yang patut dilakukan tidak hanya sebatas pembebasan biaya sekolah, tetapi juga penyediaan lapangan kerja bagi lulusan SMK. "Artinya masalah penyediaan lapangan kerja bagi lulusan SMK itu menjadi penting, bukan hanya intervensi pada tahap jenjang pendidikannya," katanya.
Sementara itu, Ekonom INDEF Andry Satrio Nugroho mengatakan, semua Pasangan Calon (Paslon) memiliki program pengembangan pendidikan vokasi. Namun perlu dipikirkan bagaimana menghubungkannya dengan industri, mengisi lapangan pekerjaan.
“Saya rasa semua arahnya kesana, tinggal bagaimana pendidikan vokasi ini berhubungan dengan sektor industri yang ada. Jadi kita harapkan apa yang di-provide oleh sektor pendidikan dalam hal ini tenaga kerja yang siap untuk bekerja itu bisa langsung terserap oleh industri,” kata Andry.