Ziarah ke Makam Guru Tua di Palu, Ganjar Didoakan Dapat Keberkahan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon presiden (capres) yang didukung Partai Perindo Ganjar Pranowo berziarah ke makam Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau lebih dikenal dengan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua di Kompleks Masjid Alkhairaat, Jalan Sis Aljufri, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (4/12/2023) malam. Capres nomor urut 3 itu pun didoakan mendapatkan keberkahan.
Keturunan Guru Tua, Habib Hasan bin Idrus Al Habsyi mengatakan ziarah yang dilakukan Ganjar merupakan suatu bentuk penghormatan kepada tokoh muslim yang berjasa kepada agama dan negara Indonesia. "Kalau mereka datang, berarti menghormati orang-orang yang pernah di tuakan, yang pernah diakui oleh negara," ujar Habib Hasan seusai memimpin ziarah bersama Ganjar di lokasi.
Dia mengatakan, banyak pejabat, ulama, hingga masyarakat dari sejumlah wilayah di Indonesia berziarah ke makam Guru Tua untuk meneladani nilai-nilai kebaikan yang sudah dilakukan semasa hidupnya. Habib Hasan juga mendoakan agar Ganjar mendapatkan keberkahan.
"Setiap kepala negara atau calon apa saja, masing-masing mau cari keberkahan ketika datang ke mari. Mudah-mudahan mereka mendapatkan keberkahan," ucap Habib Hasan.
Habis Hasan juga mengungkapkan terkait dengan sejarah dan peran Guru Tua semasa hidupnya, sehingga bisa mendirikan ponpes sekaligus lembaga pendidikan Alkhairaat. "Tentang peletakan batu pertama Alkhairaat ini dibangun dan apa Alkhairaat itu bergerak di bidang apa, jadi ada tiga visi, ada pendidikan, dakwah, dan sosial," ungkapnya.
Sementara itu, Ganjar mengaku senang bisa berziarah kepada tokoh-tokoh muslim yang semasa hidupnya mengabdikan diri kepada umat dan bangsa, baik jalur agama maupun pendidikan dan sosial kemasyarakatan.
"Saya kira kalau dimulai dari dunia pendidikan insyaallah akan baik. SDM-nya unggul, memandirikan mereka dan itu bagian dari syiar-syiar yang pasti masyarakat akan merasa mendapatkan keuntungan yang bagus. Kita mesti belajar dengan tuan kita ini," ucapnya.
Ganjar menyatakan fondasi pendidikan sebagai penopang peningkatan SDM sudah dilakukan sedari zaman dahulu. Oleh karenanya, Ganjar berkomitmen untuk mendorong peningkatan SDM seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
"Ternyata banyak orang-orang atau para ulama-ulama, tokoh-tokoh saat itu sudah memikirkan ini. Sehingga akses yang lebih banyak bisa diberikan kepada warga untuk bisa mendapatkan pendidikan yang baik. Salah satunya di sini. Cukup lengkap, bahkan sampai ke perguruan tinggi," pungkasnya.
Guru Tua merupakan seorang tokoh pejuang di Provinsi Sulteng di bidang pendidikan agama Islam. Ia lahir di Tarim, Hadramaut, Yaman, 15 Maret 1892 dab meninggal di Palu, Sulawesi Tengah, 22 Desember 1969 pada umur 77.
Habib Idrus dianggap sebagai inspirator terbentuknya sekolah di berbagai jenis dan tingkatan di Sulawesi Tengah yang dinaungi organisasi Alkhairaat. Pada 2014, nama Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri juga diabadikan sebagai nama baru Bandara Kota Palu dan Provinsi Sulawesi Tengah,
Habib Idrus juga dianggap sebagai inspirator terbentuknya sekolah di berbagai jenis dan tingkatan di Sulawesi Tengah yang dinaungi organisasi Alkhairaat.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
Keturunan Guru Tua, Habib Hasan bin Idrus Al Habsyi mengatakan ziarah yang dilakukan Ganjar merupakan suatu bentuk penghormatan kepada tokoh muslim yang berjasa kepada agama dan negara Indonesia. "Kalau mereka datang, berarti menghormati orang-orang yang pernah di tuakan, yang pernah diakui oleh negara," ujar Habib Hasan seusai memimpin ziarah bersama Ganjar di lokasi.
Dia mengatakan, banyak pejabat, ulama, hingga masyarakat dari sejumlah wilayah di Indonesia berziarah ke makam Guru Tua untuk meneladani nilai-nilai kebaikan yang sudah dilakukan semasa hidupnya. Habib Hasan juga mendoakan agar Ganjar mendapatkan keberkahan.
"Setiap kepala negara atau calon apa saja, masing-masing mau cari keberkahan ketika datang ke mari. Mudah-mudahan mereka mendapatkan keberkahan," ucap Habib Hasan.
Habis Hasan juga mengungkapkan terkait dengan sejarah dan peran Guru Tua semasa hidupnya, sehingga bisa mendirikan ponpes sekaligus lembaga pendidikan Alkhairaat. "Tentang peletakan batu pertama Alkhairaat ini dibangun dan apa Alkhairaat itu bergerak di bidang apa, jadi ada tiga visi, ada pendidikan, dakwah, dan sosial," ungkapnya.
Sementara itu, Ganjar mengaku senang bisa berziarah kepada tokoh-tokoh muslim yang semasa hidupnya mengabdikan diri kepada umat dan bangsa, baik jalur agama maupun pendidikan dan sosial kemasyarakatan.
"Saya kira kalau dimulai dari dunia pendidikan insyaallah akan baik. SDM-nya unggul, memandirikan mereka dan itu bagian dari syiar-syiar yang pasti masyarakat akan merasa mendapatkan keuntungan yang bagus. Kita mesti belajar dengan tuan kita ini," ucapnya.
Ganjar menyatakan fondasi pendidikan sebagai penopang peningkatan SDM sudah dilakukan sedari zaman dahulu. Oleh karenanya, Ganjar berkomitmen untuk mendorong peningkatan SDM seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
"Ternyata banyak orang-orang atau para ulama-ulama, tokoh-tokoh saat itu sudah memikirkan ini. Sehingga akses yang lebih banyak bisa diberikan kepada warga untuk bisa mendapatkan pendidikan yang baik. Salah satunya di sini. Cukup lengkap, bahkan sampai ke perguruan tinggi," pungkasnya.
Guru Tua merupakan seorang tokoh pejuang di Provinsi Sulteng di bidang pendidikan agama Islam. Ia lahir di Tarim, Hadramaut, Yaman, 15 Maret 1892 dab meninggal di Palu, Sulawesi Tengah, 22 Desember 1969 pada umur 77.
Habib Idrus dianggap sebagai inspirator terbentuknya sekolah di berbagai jenis dan tingkatan di Sulawesi Tengah yang dinaungi organisasi Alkhairaat. Pada 2014, nama Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri juga diabadikan sebagai nama baru Bandara Kota Palu dan Provinsi Sulawesi Tengah,
Habib Idrus juga dianggap sebagai inspirator terbentuknya sekolah di berbagai jenis dan tingkatan di Sulawesi Tengah yang dinaungi organisasi Alkhairaat.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
(rca)