Bertemu Ganjar, JK Puji Kepemimpinan Megawati: Baik dan Demokratis

Minggu, 19 November 2023 - 20:39 WIB
loading...
Bertemu Ganjar, JK Puji Kepemimpinan Megawati: Baik dan Demokratis
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan pertemuannya dengan capres yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo, di kediamannya. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) menyebut pertemuan dengan capres yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo , di kediamannya, merupakan bagian dari tindak lanjut soal cerita dirinya tentang kepemimpinan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

"Ya tentu itu bagian dari pada itu, bahwa saya sangat menghargai Ibu Mega sebagai seorang pemimpin, ibu yang baik dan sangat demokratis," kata JK di kediamannya, Jalan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan, Minggu (19/11/2023).

JK menilai, Megawati sebagai pemimpin yang paling demokratis karena mengalami sendiri. Dia juga tahu betul kondisi Indonesia saat dipimpin oleh Megawati.

"Itu saya alami, saya tahu betul, bukan dari luar. Jadi, ya, saya mengharapkan juga tentu Pak Ganjar juga seperti begitu," jelasnya.



Dia menilai, jika suatu calon yang tidak komitmen dalam menjaga demokrasi akan terjadi hal yang merusak bangsa.

"Jadi, kalau ada satu kontestan tidak berjanji seperti demokratis pasti akan merusak bangsa," pungkasnya.

Sebelumnya, JK mengatakan, Megawati Soekarnoputri merupakan sosok presiden yang paling demokratis sepanjang sejarah di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan sikap Megawati yang tak ingin menggunakan kekuasaannya saat tengah mengikuti Pilpres 2004.

"Ibu Mega sebenarnya di antara semua yang paling demokratis, karena pada saat berkuasa dia tak pakai kekuasaan untuk berkuasa tahun 2004. Sehingga saya dan Pak SBY bisa mengalahkan Bu Mega. Sekiranya pakai kekuasaan pasti kita kalah, tapi dia tidak," kata JK dalam Habibie Democracy Forum, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023).

JK menceritakan sejarah sikap demokrasi para presiden sebelum era Megawati. Dia memberikan contoh Bung Karno jatuh karena dua hal yang terjadi, politik dan ekonomi krisis yang bersamaan. Lalu Soeharto jatuh juga karena dua krisis bersamaan.

"Habibie hanya 1,5 tahun jatuh karena demokrasi itu sendiri, karena kurang pemahaman tidak menghargai prestasi," tuturnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1397 seconds (0.1#10.140)