Putu Wijaya sebelum Jadi Teroris

Senin, 31 Juli 2023 - 08:05 WIB
loading...
A A A
“Semua mengatakan dia pahlawan. Dia telah berjuang untuk kemerdekaan dan mati ditembak Nica!” kata Gusti Biang.

“Itu bohong! Orang-orang seperti dia yang menggabungkan diri dalam pasukan Gajah Merah memang pantas disebut pahlawan. Pahlawan penjajah! Orang-orang seperti dia telah menikam perjuangan dari belakang,” kata Wayan.

“Pergi! Pergi bangsat! Angkat barang-barangmu. Tinggalkan rumah suamiku ini. Aku tak sudi memandang mukamu!” ujar Gusti Biang sembari melempari wajah Wayan dengan botol.

“Baik, aku akan pergi sekarang. Aku juga sudah bosan di sini meladeni tingkah lakumu. Tapi sebelum aku pergi, akan aku jelaskan tentang pahlawan gadungan itu. Gusti harus tahu,” kata Wayan.

“Tidak! Aku tidak mau mendengar. Kau telah menghina suamiku. Ini tidak bisa dimaafkan lagi. Pergi! Pergi! Sebelum aku mengutukmu, pergi! Rumah ini kepunyaanku, tinggalkan gudangku itu, pergi bedebah!”

“Baik, tiyang akan pergi, Gusti Biang.”

Gusti Biang memandang sekeliling, lalu duduk di kursi. Untuk beberapa saat dia tertidur di kursi itu.

Adegan selanjutnya, putra Gusti Biang (Ngurah), datang dari Jawa. Sang ibu kemudian menanyakan kebenaran isi surat yang pernah dikirim Ngurah sebelumnya. Ngurah membenarkan semuanya. Maka terjadilah pertengkaran di antara mereka. Gusti Biang tidak setuju Ngurah menikah dengan Nyoman Niti. “Dia tidak pantas menjadi istrimu! Dia tidak pantas menjadi menantuku!” kata Gusti Biang.

“Kenapa tidak, Ibu? Kenapa? Siapa yang menjadikan Sagung Rai lebih pantas dari Nyoman Niti untuk menjadi istri? Karena derajatnya? Tiyang tidak pernah merasa derajat tiyang lebih tinggi dari orang lain. Kalau toh tiyang dilahirkan di purian, itu justru menyebabkan tiyang harus berhati-hati. Harus pintar berkelakuan baik agar bisa jadi teladan orang. Itu paradigma baru tentang kebangsawanan, tidak ada diskriminasi! Yang lain omong kosong semua....”

Ngurah kemudian meminta ibunya memanggil Wayan dan Nyoman untuk hadir dan ikut bicara. Wayan muncul membawa koper seng dan senjata. Wayan mengabarkan bahwa Nyoman Niti sudah pergi. Dia juga akan pergi menyusul Nyoman. Ngurah menanyakan alasan Nyoman pergi meninggalkan puri. Wayan menjelaskan bahwa Nyoman tidak cocok dengan Gusti Biang.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1864 seconds (0.1#10.140)