Buku Haji 2023 Sudah Ditulis, Khadimul Hujjaj Bertekad Tahun Depan Lebih Baik

Jum'at, 14 Juli 2023 - 05:28 WIB
loading...
A A A
baca juga: Sejarah Munculnya Haji Furoda, Naik Haji Tanpa Antrean

Secara moral dan materiil, pemerintah dirugikan dan layanan kepada jamaah tidak maksimal. Jamaah haji menjadi korban. Kekhusyukan ibadah jamaah terganggu. Tak ada kompensasi—sebesar apapun—yang dapat menggantikan terganggunya kekhusyukan beribadah. Kemarahan Gusmen kepada Masyariq yang viral itu, sebenarnya hanya bukti kecil dari kesungguhan Gusmen mengurus haji. Gusmen ingin total menjadi khadimul hujjaj (pelayan jamaah haji).

Persiapan dan Ketulusan

Jika haji ibarat buku—seperti kata Gusmen—proses penyusunan outline-nya hingga tersaji dan dapat dinikmati oleh khalayak, sudah dirancang dan dipersiapkan sedemikian rupa. Gusmen hadir sebagai penulis utama dan jajaran di bawahnya menjadi co-author. Dengan satu harapan, jemaah haji makin nyaman beribadah dan terlayani dengan baik.

Sebenarnya Gusmen memiliki banyak catatan saat penyelenggaraan haji 2022 lalu, di mana indeks kepuasan jemaah tertinggi sepanjang sejarah (survei BPS: 90,45=sangat memuaskan). Di banyak kesempatan dalam rangka persiapan haji 2023, Gusmen berulang kali menekankan layanan dan atau inovasi apa yang dapat diberikan kepada jemaah haji 2023. Indeks kepuasan tidak boleh turun, atau setidaknya sama dengan haji 2022.

baca juga: Puncak Haji Berakhir, 98 Persen Jemaah Reguler Jalani Haji Tamattu

Jika haji 2022 menjadi baseline, meski dengan separuh jemaah, maka penyelenggaraan haji 2023 menjadi ajang pembuktian dan betul menjadi tantangan yang luar biasa. Haji ramah lansia dan berkeadilan yang menjadi tema layanan haji tahun ini, rupanya bukan hanya diuji oleh jemaah, tetapi juga (di luar dugaan) di-challenge oleh Masyariq dan mitranya.

Saya menjadi saksi bahwa Gusmen sangat serius, detail dan turun langsung dalam persiapan hingga pelaksanaan haji ini. Bahkan bisa dikatakan, Gusmen cenderung, bukan hanya rewel tetapi riwil sekali. Saking riwilnya, para staf di seputarnya sering gelagapan alias tidak bisa menjawab pertanyaan dadakan Gusmen.

Hal ini cukup menunjukkan bahwa Gusmen rinci pemikirannya dan tahu betul kebutuhan jemaah. Sedangkan para staf hanya berpikir besarannya, belum rinci perencanaannya. Ini cara bekerja yang kebalik antara pimpinan dan staf, tetapi begitulah faktanya.

Sebagai contoh, sehubungan dengan tema haji tahun ini, Gusmen sudah mengingatkan jauh-jauh hari tentang menu makanan lansia, pampers, kursi dorong, bis yang deck-nya rendah, termasuk sejauh mana ‘batas-batas’ petugas saat melayani jemaah lansia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1546 seconds (0.1#10.140)