FDI, Harapan di Tengah Tantangan Pelemahan Ekonomi Dunia
loading...
A
A
A
Selanjutnya, Indonesia berada di posisi 139 dalam penegakan kontrak, lalu perdagangan antarnegara di peringkat 116, persetujuan untuk izin pembangunan di peringkat 110, dan pendaftaran properti berada di peringkat 106. Berkaca pada kondisi tersebut mengartikan bahwa terobosan baru mutlak perlu dilakukan untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia.
Tingkat efisiensi investasi bisa dilihat dari angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Saat ini ICOR Indonesia masih cukup tinggi. BPS mencatat, ICOR Indonesia hanya mengalami sedikit penurunan dalam lima tahun terakhir, namun sempat naik drastis pada 2021. Tahun 2016 ICOR tercatat sebesar 6,73%, dan meningkat pada 2017 sebesar 6,95%. Tingginya ICOR menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia makin kurang efisien.
Di sisi lain penyebab peringkat daya saing Indonesia adalah hambatan daya saing sumber daya manusia (SDM), inovasi, dan adopsi teknologi. Tak sedikit pekerja di Indonesia yang memiliki pendidikan rendah serta kemampuan terbatas.
Nilai HCI (human capital index) Indonesia tercatat sebesar 0,54 di tahun 2020 atau di bawah rata-rata nilai HCI ASEAN. Skor PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia belum menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Capaian skor PISA Indonesia untuk keterampilan matematika, sains, dan membaca masih berada di bawah 400 pada tahun 2018. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan dan sekolah di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Kompleksitas permasalahan hambatan investasi yang dihadapi Indonesia tak bisa hanya diselesaikan oleh satu instansi pemangku kebijakan saja, melainkan perlu kerjasama antar berbagai pihak terkait. Penting bagi pemerintah dan semua pemangku kepentingan terkait untuk bekerja sama secara sinergis.
Pemerintah harus berperan sebagai fasilitator dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, dengan menyederhanakan regulasi, mempercepat proses perizinan, dan memberikan kepastian hukum kepada investor. Selain itu, pemerintah juga harus berkomitmen untuk memperbaiki infrastruktur, pendidikan, dan birokrasi guna menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing. Semoga.
Tingkat efisiensi investasi bisa dilihat dari angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Saat ini ICOR Indonesia masih cukup tinggi. BPS mencatat, ICOR Indonesia hanya mengalami sedikit penurunan dalam lima tahun terakhir, namun sempat naik drastis pada 2021. Tahun 2016 ICOR tercatat sebesar 6,73%, dan meningkat pada 2017 sebesar 6,95%. Tingginya ICOR menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia makin kurang efisien.
Di sisi lain penyebab peringkat daya saing Indonesia adalah hambatan daya saing sumber daya manusia (SDM), inovasi, dan adopsi teknologi. Tak sedikit pekerja di Indonesia yang memiliki pendidikan rendah serta kemampuan terbatas.
Nilai HCI (human capital index) Indonesia tercatat sebesar 0,54 di tahun 2020 atau di bawah rata-rata nilai HCI ASEAN. Skor PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia belum menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Capaian skor PISA Indonesia untuk keterampilan matematika, sains, dan membaca masih berada di bawah 400 pada tahun 2018. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan dan sekolah di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Kompleksitas permasalahan hambatan investasi yang dihadapi Indonesia tak bisa hanya diselesaikan oleh satu instansi pemangku kebijakan saja, melainkan perlu kerjasama antar berbagai pihak terkait. Penting bagi pemerintah dan semua pemangku kepentingan terkait untuk bekerja sama secara sinergis.
Pemerintah harus berperan sebagai fasilitator dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, dengan menyederhanakan regulasi, mempercepat proses perizinan, dan memberikan kepastian hukum kepada investor. Selain itu, pemerintah juga harus berkomitmen untuk memperbaiki infrastruktur, pendidikan, dan birokrasi guna menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing. Semoga.
(poe)