Waketum Garuda: Penyelenggara dengan Coldplay Harus Sepakat Tidak Promosikan LGBT
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi angkat bicara mengenai konser band Coldplay yang rencananya digelar di Stadion Utama GBK pada 15 November 2023. Khususnya, mengenai tiket konser band asal Inggris yang ludes terjual dalam waktu singkat.
"Tiket menonton konser Coldplay di Jakarta terjual habis. Ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi mempedulikan ancaman-ancaman dari segelintir orang," ujar Teddy dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (20/5/2023).
Apalagi, lanjut dia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ingin agar konser Coldplay tidak hanya sehari, mengingat banyak masyarakat yang tidak kebagian tiket. Akan tetapi, Teddy meminta pihak penyelenggara jangan jemawa.
Dia menyarankan pihak penyelenggara sebaiknya bersepakat dengan Coldplay, untuk tidak mempromosikan sesuatu yang tidak sejalan dengan norma-norma di masyarakat Indonesia.
"Walaupun belum tentu kebenarannya bahwa vokalis Coldplay mendukung LGBT, tapi sebaiknya tetap ada kesepakatan," tuturnya.
Dia melanjutkan, bagaimanapun jika ada kampanye LGBT tentu tidak elok, karena selain tidak sesuai dengan norma-norma bangsa ini, juga orang ingin menonton musik bukan ingin menonton kampanye politik.
Dia melanjutkan, dengan adanya kesepakatan antara Coldplay dengan penyelenggara, maka polemik terkait penolakan konser Coldplay selesai.
"Sehingga konser bisa berjalan dengan lancar, penonton Indonesia terhibur tanpa harus terganggu dengan penolakan dan keributan lainnya," pungkasnya yang juga sebagai Juru Bicara Partai Garuda ini.
"Tiket menonton konser Coldplay di Jakarta terjual habis. Ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi mempedulikan ancaman-ancaman dari segelintir orang," ujar Teddy dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (20/5/2023).
Apalagi, lanjut dia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ingin agar konser Coldplay tidak hanya sehari, mengingat banyak masyarakat yang tidak kebagian tiket. Akan tetapi, Teddy meminta pihak penyelenggara jangan jemawa.
Dia menyarankan pihak penyelenggara sebaiknya bersepakat dengan Coldplay, untuk tidak mempromosikan sesuatu yang tidak sejalan dengan norma-norma di masyarakat Indonesia.
"Walaupun belum tentu kebenarannya bahwa vokalis Coldplay mendukung LGBT, tapi sebaiknya tetap ada kesepakatan," tuturnya.
Dia melanjutkan, bagaimanapun jika ada kampanye LGBT tentu tidak elok, karena selain tidak sesuai dengan norma-norma bangsa ini, juga orang ingin menonton musik bukan ingin menonton kampanye politik.
Dia melanjutkan, dengan adanya kesepakatan antara Coldplay dengan penyelenggara, maka polemik terkait penolakan konser Coldplay selesai.
"Sehingga konser bisa berjalan dengan lancar, penonton Indonesia terhibur tanpa harus terganggu dengan penolakan dan keributan lainnya," pungkasnya yang juga sebagai Juru Bicara Partai Garuda ini.
(hab)