Uji Coba Vaksin Covid-19, Unpad Cari 1.620 Orang Relawan
loading...
A
A
A
Sebagai informasi, dalam uji klinis vaksin Covid-19, Bio Farma berperan sebagai sponsor, berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI sebagai medical advisor dan pelaksanaan uji titer antibodi netralisasi.
Selain dengan Balitbangkes, Bio Farma juga bekerja sama dengan BPOM RI sebagai regulator dan tentu saja dengan FK Unpad sebagai institusi yang sudah berpengalaman dalam pelaksanaan uji klinis vaksin-vaksin yang beredar di Indonesia. (Baca juga: Persaingan Pengembangan Vaksin Covid-19 Mulai Merambah Pencurian Data)
Kalangan DPR menyambut baik kedatangan vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech Ltd asal China yang akan diujicobakan di Indonesia dengan bekerja sama dengan PT Bio Farma. DPR juga berharap uji coba vaksin dapat berjalan baik dan cepat sehingga masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaatnya.
“Vaksinnya sudah datang dan kami mengapresiasi kalau kemudian sudah ada. Tapi, itu kan harus diuji coba di sini,” kata Wakil Ketua DPR Koordinator Ekonomi dan Keuangan (Korekku) Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen Senayan kepada wartawan, Jakarta, kemarin.
Wakil ketua umum Partai Gerindra itu menandaskan, kalau memang vaksin itu cocok untuk situasi dan kondisi serta karakteristik virus Covid-19 di Indonesia, maka keberadaan vaksin itu bisa sangat membantu pemulihan Indonesia dari pandemi ini. Namun, kata Dasco, soal wajib dan tidaknya masyarakat menggunakan vaksin asal China itu, semua tergantung kebijakan pemerintah. “Itu (wajib-tidaknya) saya enggak tahu. Itu kan keputusan pemerintah dalam hal ini Kemenkes,” katanya.
Sinovac Biotech sebulan lalu mengumumkan vaksin yang dikembangkannya menunjukkan hasil positif pada uji klinis fase pertama dan kedua. Vaksin ini aman dan mampu memicu respons kekebalan dan menunjukkan ada potensi pertahanan diri melawan infeksi virus Covid-19. Vaksin bernama CoronaVac ini belum menunjukkan efek samping parah dan 90 orang disuntikkan vaksin ini menunjukkan ada pembentukan antibodi penawar dalam 14 hari setelah inokulasi. (Baca juga: Selain dari China, Indonesia Juga Akan Datangkan Vaksin dari Inggris)
Sebagai informasi, uji klinis fase pertama dan fase kedua dilakukan di China dengan melibatkan 743 relawan dengan rentan usia 18 tahun hingga 59 tahun. Perusahaan masih memantau perkembangan uji ini hingga 28 hari setelah disuntikkan dan akan dipublikasikan di jurnal akademik.
“Studi fase pertama atau kedua kami menunjukkan CoronaVac aman dan dapat memicu respons imun. Hasil menggembirakan dari studi klinis pertama atau kedua adalah tonggak penting lain yang telah kami raih dalam perang melawan Covid-19,” papar President and CEO Sinovac Weidong Yin, seperti dikutip dari Hindustan Times.
Mulai Produksi Tahun Depan
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memastikan vaksin Covid-19 hasil kerja sama Sinovac, China dengan Bio Farma diperkirakan akan mulai diproduksi tahun depan.
Selain dengan Balitbangkes, Bio Farma juga bekerja sama dengan BPOM RI sebagai regulator dan tentu saja dengan FK Unpad sebagai institusi yang sudah berpengalaman dalam pelaksanaan uji klinis vaksin-vaksin yang beredar di Indonesia. (Baca juga: Persaingan Pengembangan Vaksin Covid-19 Mulai Merambah Pencurian Data)
Kalangan DPR menyambut baik kedatangan vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech Ltd asal China yang akan diujicobakan di Indonesia dengan bekerja sama dengan PT Bio Farma. DPR juga berharap uji coba vaksin dapat berjalan baik dan cepat sehingga masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaatnya.
“Vaksinnya sudah datang dan kami mengapresiasi kalau kemudian sudah ada. Tapi, itu kan harus diuji coba di sini,” kata Wakil Ketua DPR Koordinator Ekonomi dan Keuangan (Korekku) Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen Senayan kepada wartawan, Jakarta, kemarin.
Wakil ketua umum Partai Gerindra itu menandaskan, kalau memang vaksin itu cocok untuk situasi dan kondisi serta karakteristik virus Covid-19 di Indonesia, maka keberadaan vaksin itu bisa sangat membantu pemulihan Indonesia dari pandemi ini. Namun, kata Dasco, soal wajib dan tidaknya masyarakat menggunakan vaksin asal China itu, semua tergantung kebijakan pemerintah. “Itu (wajib-tidaknya) saya enggak tahu. Itu kan keputusan pemerintah dalam hal ini Kemenkes,” katanya.
Sinovac Biotech sebulan lalu mengumumkan vaksin yang dikembangkannya menunjukkan hasil positif pada uji klinis fase pertama dan kedua. Vaksin ini aman dan mampu memicu respons kekebalan dan menunjukkan ada potensi pertahanan diri melawan infeksi virus Covid-19. Vaksin bernama CoronaVac ini belum menunjukkan efek samping parah dan 90 orang disuntikkan vaksin ini menunjukkan ada pembentukan antibodi penawar dalam 14 hari setelah inokulasi. (Baca juga: Selain dari China, Indonesia Juga Akan Datangkan Vaksin dari Inggris)
Sebagai informasi, uji klinis fase pertama dan fase kedua dilakukan di China dengan melibatkan 743 relawan dengan rentan usia 18 tahun hingga 59 tahun. Perusahaan masih memantau perkembangan uji ini hingga 28 hari setelah disuntikkan dan akan dipublikasikan di jurnal akademik.
“Studi fase pertama atau kedua kami menunjukkan CoronaVac aman dan dapat memicu respons imun. Hasil menggembirakan dari studi klinis pertama atau kedua adalah tonggak penting lain yang telah kami raih dalam perang melawan Covid-19,” papar President and CEO Sinovac Weidong Yin, seperti dikutip dari Hindustan Times.
Mulai Produksi Tahun Depan
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memastikan vaksin Covid-19 hasil kerja sama Sinovac, China dengan Bio Farma diperkirakan akan mulai diproduksi tahun depan.