Uji Coba Vaksin Covid-19, Unpad Cari 1.620 Orang Relawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada yang mau menjadi relawan uji coba vaksin Covid-19 ? Jika ada yang bersedia, silakan mengajukan diri di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Kampus tersebut tengah mencari sekitar 1.620 orang untuk diuji klinis vaksin hasil kerja sama dengan perusahaan asal China, Sinovac.
Namun, tidak sembarang orang yang bisa menjadi relawan. Kriterianya, usia antara 18-59 tahun dan sehat jasmani. Tentu saja syarat itu tidak cukup karena peneliti akan kembali melakukan pemeriksaan darah, jantung, dan paru-paru calon relawan sehingga semua kondisi dipastikan layak.
Rencana rekrutmen relawan disampaikan Koordinator Uji Klinis Vaksin Covid-19 yang juga Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil. Dia memastikan rencana ini sudah direstui Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karena itu, dia meminta semua pihak menyebarkan informasi rekrutmen relawan dan mendaftarkan diri kalau bisa. Dia pribadi juga menyatakan kesiapannya menjadi relawan.
Dia menandaskan, pengujian vaksin harus dilakukan untuk memastikan vaksin dimaksud benar-benar aman dan efektif. “Saya sudah cukup lama melakukan penelitian vaksin, jadi kami punya kantong-kantong penelitian akan memberikan brosur siapa-siapa yang ingin ikut penelitian kami silakan melakukan pendaftaran. Itu sukarela. Sukarela,” ucap dia seusai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta kemarin. (Baca: Dirut Bio Farma-Jokowi Bahas Vaksin Covid-19 Asal China, Target 40 Juta Dosis)
Selain FK Unpad, uji vaksin juga melibatkan Bio Farma dan Sinovac Biotech asal China yang mulai menyiapkan proses uji klinis vaksin Covid-19. Dilansir oleh laman unpad.ac.id, uji klinis akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad.
Vaksin Covid-19 akan disuntikkan dua kali ke tubuh relawan per 14 hari. Secara berkala tim akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap setiap relawan. Pemantauan relawan dilakukan selama tujuh bulan.
Pengembangan vaksin Covid-19 merupakan program jangka panjang. Adapun bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. Metode ini dipandang lebih murah dan mudah dibandingkan dengan pengembangan vaksin dari dinding virus atau RNA-nya. Sebelum diujicobakan ke manusia, tahap pertama vaksin sudah diuji coba ke tubuh hewan. (Baca juga: Inggris Sukses Amankan 90 Juta Dosis Vaksin Covid-19)
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir membenarkan setidaknya ada 1.620 sampel yang akan divaksinasi pada tahap uji klinis. Menurut dia, uji klinis akan digelar di area Bandung dan sekitarnya, melalui koordinasi dengan tim peneliti Unpad.
Dia menuturkan, uji klinis vaksin Covid-19 dijadwalkan akan berjalan selama enam bulan mulai Agustus 2020. Proses uji klinis ditargetkan akan selesai pada Januari 2021. “Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap ketiga lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada Q1 2021,” kata Honesti dalam keterangan resminya kemarin.
Selain vaksin untuk uji klinis, masih ada sisa vaksin yang akan digunakan untuk uji lab di beberapa lab antara lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).
Sebagai informasi, dalam uji klinis vaksin Covid-19, Bio Farma berperan sebagai sponsor, berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI sebagai medical advisor dan pelaksanaan uji titer antibodi netralisasi.
Selain dengan Balitbangkes, Bio Farma juga bekerja sama dengan BPOM RI sebagai regulator dan tentu saja dengan FK Unpad sebagai institusi yang sudah berpengalaman dalam pelaksanaan uji klinis vaksin-vaksin yang beredar di Indonesia. (Baca juga: Persaingan Pengembangan Vaksin Covid-19 Mulai Merambah Pencurian Data)
Kalangan DPR menyambut baik kedatangan vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech Ltd asal China yang akan diujicobakan di Indonesia dengan bekerja sama dengan PT Bio Farma. DPR juga berharap uji coba vaksin dapat berjalan baik dan cepat sehingga masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaatnya.
“Vaksinnya sudah datang dan kami mengapresiasi kalau kemudian sudah ada. Tapi, itu kan harus diuji coba di sini,” kata Wakil Ketua DPR Koordinator Ekonomi dan Keuangan (Korekku) Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen Senayan kepada wartawan, Jakarta, kemarin.
Wakil ketua umum Partai Gerindra itu menandaskan, kalau memang vaksin itu cocok untuk situasi dan kondisi serta karakteristik virus Covid-19 di Indonesia, maka keberadaan vaksin itu bisa sangat membantu pemulihan Indonesia dari pandemi ini. Namun, kata Dasco, soal wajib dan tidaknya masyarakat menggunakan vaksin asal China itu, semua tergantung kebijakan pemerintah. “Itu (wajib-tidaknya) saya enggak tahu. Itu kan keputusan pemerintah dalam hal ini Kemenkes,” katanya.
Sinovac Biotech sebulan lalu mengumumkan vaksin yang dikembangkannya menunjukkan hasil positif pada uji klinis fase pertama dan kedua. Vaksin ini aman dan mampu memicu respons kekebalan dan menunjukkan ada potensi pertahanan diri melawan infeksi virus Covid-19. Vaksin bernama CoronaVac ini belum menunjukkan efek samping parah dan 90 orang disuntikkan vaksin ini menunjukkan ada pembentukan antibodi penawar dalam 14 hari setelah inokulasi. (Baca juga: Selain dari China, Indonesia Juga Akan Datangkan Vaksin dari Inggris)
Sebagai informasi, uji klinis fase pertama dan fase kedua dilakukan di China dengan melibatkan 743 relawan dengan rentan usia 18 tahun hingga 59 tahun. Perusahaan masih memantau perkembangan uji ini hingga 28 hari setelah disuntikkan dan akan dipublikasikan di jurnal akademik.
“Studi fase pertama atau kedua kami menunjukkan CoronaVac aman dan dapat memicu respons imun. Hasil menggembirakan dari studi klinis pertama atau kedua adalah tonggak penting lain yang telah kami raih dalam perang melawan Covid-19,” papar President and CEO Sinovac Weidong Yin, seperti dikutip dari Hindustan Times.
Mulai Produksi Tahun Depan
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memastikan vaksin Covid-19 hasil kerja sama Sinovac, China dengan Bio Farma diperkirakan akan mulai diproduksi tahun depan.
“Saya ingin menyampaikan kabar baik tentang perkembangan vaksin seperti tadi sudah disampaikan oleh Bapak Menko Perekonomian bahwa Indonesia bekerja sama dengan Sinovac, suatu perusahaan di China, bekerja sama dengan Bio Farma untuk mengembangkan vaksin untuk Covid-19,” kata Wiku dalam keterangan pers terkait update data nasional di Istana Presiden kemarin. (Baca juga: Airlangga Sebut Tak Ada Lagi Pembubaran Lembaga, Tjahjo: Tetap Jalan)
Dia menuturkan, pengembangan vaksin Covid-19 di dunia ada 240 kandidat. Indonesia telah melakukan kolaborasi dengan sejumlah negara di antaranya dengan China dan Korea Selatan, serta mengembangkan vaksin sendiri. “Salah satu yang kemajuannya cukup menggembirakan adalah kerja sama antara Bio Farma dengan Sinovac di mana sekarang sedang dilakukan uji klinis fase ketiga. Dan, harapannya akan selesai pada akhir tahun ini dan bisa diproduksi mulai tahun depan,” kata Wiku.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengaku pihaknya mendapat tugas Presiden Jokowi menyiapkan kapasitas produksi vaksin Covid-19 . Rencananya, produksi vaksin ditargetkan pada Januari mendatang atau setelah uji klinis tuntas dilakukan.
“Untuk tahap pertama sesuai target penyelesaian uji klinis Januari. Pada saat selesai uji klinis dan izin edarnya keluar, kami sudah menargetkan untuk bisa selesai sekitar 40 juta dosis per tahun,” ungkapnya. (Lihat videonya: Miris, Tak Punya HP Anak Pemulung Numpang Belajar di rumah Tetangga)
Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan, Bio Farma berencana memperluas kapasitas produksi vaksin hingga 250 juta dosis. “Sampai saat ini kami sudah menyiapkan 100 juta dosis per tahun siap. Kita akan expand menuju 250 juta dosis per tahun,” pungkasnya. (Dita Angga/Arif Budianto/Kiswondari)
Namun, tidak sembarang orang yang bisa menjadi relawan. Kriterianya, usia antara 18-59 tahun dan sehat jasmani. Tentu saja syarat itu tidak cukup karena peneliti akan kembali melakukan pemeriksaan darah, jantung, dan paru-paru calon relawan sehingga semua kondisi dipastikan layak.
Rencana rekrutmen relawan disampaikan Koordinator Uji Klinis Vaksin Covid-19 yang juga Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil. Dia memastikan rencana ini sudah direstui Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karena itu, dia meminta semua pihak menyebarkan informasi rekrutmen relawan dan mendaftarkan diri kalau bisa. Dia pribadi juga menyatakan kesiapannya menjadi relawan.
Dia menandaskan, pengujian vaksin harus dilakukan untuk memastikan vaksin dimaksud benar-benar aman dan efektif. “Saya sudah cukup lama melakukan penelitian vaksin, jadi kami punya kantong-kantong penelitian akan memberikan brosur siapa-siapa yang ingin ikut penelitian kami silakan melakukan pendaftaran. Itu sukarela. Sukarela,” ucap dia seusai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta kemarin. (Baca: Dirut Bio Farma-Jokowi Bahas Vaksin Covid-19 Asal China, Target 40 Juta Dosis)
Selain FK Unpad, uji vaksin juga melibatkan Bio Farma dan Sinovac Biotech asal China yang mulai menyiapkan proses uji klinis vaksin Covid-19. Dilansir oleh laman unpad.ac.id, uji klinis akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad.
Vaksin Covid-19 akan disuntikkan dua kali ke tubuh relawan per 14 hari. Secara berkala tim akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap setiap relawan. Pemantauan relawan dilakukan selama tujuh bulan.
Pengembangan vaksin Covid-19 merupakan program jangka panjang. Adapun bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. Metode ini dipandang lebih murah dan mudah dibandingkan dengan pengembangan vaksin dari dinding virus atau RNA-nya. Sebelum diujicobakan ke manusia, tahap pertama vaksin sudah diuji coba ke tubuh hewan. (Baca juga: Inggris Sukses Amankan 90 Juta Dosis Vaksin Covid-19)
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir membenarkan setidaknya ada 1.620 sampel yang akan divaksinasi pada tahap uji klinis. Menurut dia, uji klinis akan digelar di area Bandung dan sekitarnya, melalui koordinasi dengan tim peneliti Unpad.
Dia menuturkan, uji klinis vaksin Covid-19 dijadwalkan akan berjalan selama enam bulan mulai Agustus 2020. Proses uji klinis ditargetkan akan selesai pada Januari 2021. “Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap ketiga lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada Q1 2021,” kata Honesti dalam keterangan resminya kemarin.
Selain vaksin untuk uji klinis, masih ada sisa vaksin yang akan digunakan untuk uji lab di beberapa lab antara lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).
Sebagai informasi, dalam uji klinis vaksin Covid-19, Bio Farma berperan sebagai sponsor, berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI sebagai medical advisor dan pelaksanaan uji titer antibodi netralisasi.
Selain dengan Balitbangkes, Bio Farma juga bekerja sama dengan BPOM RI sebagai regulator dan tentu saja dengan FK Unpad sebagai institusi yang sudah berpengalaman dalam pelaksanaan uji klinis vaksin-vaksin yang beredar di Indonesia. (Baca juga: Persaingan Pengembangan Vaksin Covid-19 Mulai Merambah Pencurian Data)
Kalangan DPR menyambut baik kedatangan vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech Ltd asal China yang akan diujicobakan di Indonesia dengan bekerja sama dengan PT Bio Farma. DPR juga berharap uji coba vaksin dapat berjalan baik dan cepat sehingga masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaatnya.
“Vaksinnya sudah datang dan kami mengapresiasi kalau kemudian sudah ada. Tapi, itu kan harus diuji coba di sini,” kata Wakil Ketua DPR Koordinator Ekonomi dan Keuangan (Korekku) Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen Senayan kepada wartawan, Jakarta, kemarin.
Wakil ketua umum Partai Gerindra itu menandaskan, kalau memang vaksin itu cocok untuk situasi dan kondisi serta karakteristik virus Covid-19 di Indonesia, maka keberadaan vaksin itu bisa sangat membantu pemulihan Indonesia dari pandemi ini. Namun, kata Dasco, soal wajib dan tidaknya masyarakat menggunakan vaksin asal China itu, semua tergantung kebijakan pemerintah. “Itu (wajib-tidaknya) saya enggak tahu. Itu kan keputusan pemerintah dalam hal ini Kemenkes,” katanya.
Sinovac Biotech sebulan lalu mengumumkan vaksin yang dikembangkannya menunjukkan hasil positif pada uji klinis fase pertama dan kedua. Vaksin ini aman dan mampu memicu respons kekebalan dan menunjukkan ada potensi pertahanan diri melawan infeksi virus Covid-19. Vaksin bernama CoronaVac ini belum menunjukkan efek samping parah dan 90 orang disuntikkan vaksin ini menunjukkan ada pembentukan antibodi penawar dalam 14 hari setelah inokulasi. (Baca juga: Selain dari China, Indonesia Juga Akan Datangkan Vaksin dari Inggris)
Sebagai informasi, uji klinis fase pertama dan fase kedua dilakukan di China dengan melibatkan 743 relawan dengan rentan usia 18 tahun hingga 59 tahun. Perusahaan masih memantau perkembangan uji ini hingga 28 hari setelah disuntikkan dan akan dipublikasikan di jurnal akademik.
“Studi fase pertama atau kedua kami menunjukkan CoronaVac aman dan dapat memicu respons imun. Hasil menggembirakan dari studi klinis pertama atau kedua adalah tonggak penting lain yang telah kami raih dalam perang melawan Covid-19,” papar President and CEO Sinovac Weidong Yin, seperti dikutip dari Hindustan Times.
Mulai Produksi Tahun Depan
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memastikan vaksin Covid-19 hasil kerja sama Sinovac, China dengan Bio Farma diperkirakan akan mulai diproduksi tahun depan.
“Saya ingin menyampaikan kabar baik tentang perkembangan vaksin seperti tadi sudah disampaikan oleh Bapak Menko Perekonomian bahwa Indonesia bekerja sama dengan Sinovac, suatu perusahaan di China, bekerja sama dengan Bio Farma untuk mengembangkan vaksin untuk Covid-19,” kata Wiku dalam keterangan pers terkait update data nasional di Istana Presiden kemarin. (Baca juga: Airlangga Sebut Tak Ada Lagi Pembubaran Lembaga, Tjahjo: Tetap Jalan)
Dia menuturkan, pengembangan vaksin Covid-19 di dunia ada 240 kandidat. Indonesia telah melakukan kolaborasi dengan sejumlah negara di antaranya dengan China dan Korea Selatan, serta mengembangkan vaksin sendiri. “Salah satu yang kemajuannya cukup menggembirakan adalah kerja sama antara Bio Farma dengan Sinovac di mana sekarang sedang dilakukan uji klinis fase ketiga. Dan, harapannya akan selesai pada akhir tahun ini dan bisa diproduksi mulai tahun depan,” kata Wiku.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengaku pihaknya mendapat tugas Presiden Jokowi menyiapkan kapasitas produksi vaksin Covid-19 . Rencananya, produksi vaksin ditargetkan pada Januari mendatang atau setelah uji klinis tuntas dilakukan.
“Untuk tahap pertama sesuai target penyelesaian uji klinis Januari. Pada saat selesai uji klinis dan izin edarnya keluar, kami sudah menargetkan untuk bisa selesai sekitar 40 juta dosis per tahun,” ungkapnya. (Lihat videonya: Miris, Tak Punya HP Anak Pemulung Numpang Belajar di rumah Tetangga)
Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan, Bio Farma berencana memperluas kapasitas produksi vaksin hingga 250 juta dosis. “Sampai saat ini kami sudah menyiapkan 100 juta dosis per tahun siap. Kita akan expand menuju 250 juta dosis per tahun,” pungkasnya. (Dita Angga/Arif Budianto/Kiswondari)
(ysw)