Ketua Komisi Nasional Flu Burung Beberkan 12 Kunci Hadapi Covid-19

Selasa, 28 April 2020 - 17:38 WIB
loading...
Ketua Komisi Nasional Flu Burung Beberkan 12 Kunci Hadapi Covid-19
Prajurit Brigade Infanteri 2 Marinir mengevakuasi pasien Covid-19 dalam simulasi Penanggulangan Dampak Wabah Covid-19 di Brigif 2 Marinir Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (27/4/2020). Foto/SINDOphoto/Ali Masduki
A A A
JAKARTA - Ada 12 poin kunci untuk menangani Covid-19 yang dapat dipelajari dari pengalaman saat menghadapi flu burung, flu babi, SARS hingga Mers. Kunci yang pertama, yakni ketegasan dan kesatuan komando penanganan.

"Saya mohon maaf yang dimaksud satuan komando itu bukan berarti harus secara struktur organisasinya terkomando, tapi langkahnya itu sinkron," kata Ketua Komisi Nasional Flu Burung 2006-2010, Bayu Krishnamurti dalam diskusi secara online, Jakarta, Selasa (28/4/2020).

Kedua mengenai kesehatan dan sosial ekonomi politiknya. Menurut Bayu, bukan hanya kesehatan saja yang perlu dipertimbangkan namun faktor lainnya seperti sosial ekonomi dan politik juga patut diperhatikan.

"Karena jika kita masuk krisis kesehatan, masuk ke krisis ekonomi, krisis sosial, maka yg berikutnya tinggal masuk ke krisis politik dan keamanan. Itu menurut saya kita harus tangani secara komprehensif," jelasnya. (Baca juga: Update Corona: Positif 9.511 Orang, 1.254 Sembuh, dan 773 Meninggal Dunia )

Ketiga, adanya komunikasi yang terbuka-terkelola dengan masyarakat dan pentingnya mengisi ruang informasi publik. Jika tidak ada hal tersebut maka bisa muncul kebingungan ditengah masyarakat.

Keempat, pelibatan masyarakat secara langsung. Indonesia dapat berbangga mayoritas masyarakatnya mau turut serta berbagi untuk masyarakat lain yang membutuhkan ditengah pandemik covid-19. (Baca juga: Pandemi Corona Mengganas, Bos WHO: Dunia Seharusnya Mendengarkan Kami )

"Lihat betapa cepatnya kita melakukan pengumpulan donasi, bergerak membantu kiri-kanan menyediakan makan, di pintu depan rumah disediakan air dansabun. itu menurut saya potensi yang sangat luar biasa. That is the modern gotong-royong yang harusnya ini digunakan, di-recognize, dan kemudian didayagunakan. Kita tidak akan terkaget-kaget gimana besarnya kekuatan masyarakat utk membantu," ungkapnya.

Kelima dan keenam yakni pentingnya menjaga pangan dan logistik. Keduanya harus menjadi prioritas apalagi ditengah pandemi covid-19 saat ini. (Baca juga: Terdampak Covid-19, Industri Manufaktur Diperkirakan Tumbuh 2,5% )

Ketujuh, lanjut Bayu, yakni desa. Desa memiliki peranan yang sangat penting yang harus dijaga. Menurut Bayu, jika desa terkena dampak covid-19 semua pihak yang ada di kota akan menghadapi masalah yang sangat sangat serius.

Kedelapan adalah masalah kesempatan kerja dan pendapatan. Menurut Bayu, masyarakat itu bisa menunggu tidak bekerja sebulan dua bulan, tiga bulan paling maksimum. Setelahnya tidak bisa bertahan lagi karena sudah tidak bekerja dan tidak ada tabungan.

"Bantuan yang pelatihan itu nggak pas saat ini yang dibutuhkan adalah daya beli jadi kasih aja dalam bentuk bantuan tunai langsung dulu nanti setelah kemudian nergerak baru pelatihan itu kemudian itu ada gunanya karena kalau engg Kita akan mengalami kesulitan," jelasnya.

Kunci yang kesembilan yakni mengajak dan merangkul erat sains dan IPTEK serta para ilmuwan, perguruan tinggi dan lembaga riset sedari awal. Bayu menegaskan jangan memberikan statmen tanpa dukungan dari mereka.

"Karena kalau tidak, ya merekapun tidak sempurna mereka pun tidak tahu banget tapi dibandingkan kita kita yang awam saya kira mereka paling tidak lebih punya kelebihan dalam pengetahuan itu dibandingkan kita," ujarnya.

Kesepuluh yakni membuka selebar-lebarnya kerjasama internasional, baik terkait kerja sama alat kesehatan atau penelitian mengenai covid-19. Kesebelas yakni pemeritah harus membangun kapasitas sambil menangani Covid-19 ini.

"Siapa yang akan bilang bahwa inj akan berakhir beberapa bulan jangan-jangan bisa berakhir dalam waktu yang lebih lama. Jadi dengan demikian kita harus bangun kapasitas rumah sakit dan lain-lain itu bersamaan dengan ini. Tidak ada pelajaran yang lebih bagus untuk membangun kapasitas itu dari kondisi sekarang," ungkapnya.

Kunci yang terakhir yakni internalisasi. Kunci ini penting agar penanganan Covid-19 berlangsung secara cepat dan sistematik. "Artinya untuk melihat Covid-19 ini sudah menjadi bagian yang bwrsifat pandemi yang akan ada terus di indonesia jadi kita harus punya penanganan yang lebih sistematik," tuturnya.
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1268 seconds (0.1#10.140)