Ormas Diharapkan Bisa Mencegah Konflik Masyarakat di Pemilu 2024
loading...
A
A
A
"Ormas sebagai agent off change bagi kemajuan pembangunan nasional, harus memajukan masyarakat. Ormas wajib menyesuaikan program pemerintah," jelasnya.
Ia juga menyoroti perubahan karakter bangsa sebagai dampak negatif media sosial. Menurutnya medsos telah memengaruhi tata nilai kehidupan dan memudarkan nilai-nilai asli bangsa. "Berbagai fenomena post-truth dibutuhkan kecerdasan pikir dan sikap dalam menerima setiap informasi yang diterima," ungkapnya.
Untuk diketahui, kegiatan ini digelar oleh Direktorat Ormas Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri bekerja sama dengan Lemhannas. Kegiatan ini dihadiri oleh 100 peserta terdiri dari pengurus ormas di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Utara, R Ferry Sangian saat membuka acara menerangkan, saat ini jumlah ormas di Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 116. Dari jumlah itu, yang aktif sangat sedikit, dan terdapat 6 ormas asing. "Pemantauan orang asing lebih sulit dikarenakan bersembunyi di pekerjaan seperti pertambangan," kata Ferry Sangian.
Ia menyoroti radikalisme yang banyak berkembang di sekolah, kampus, dan tempat ibadah. Menurutnya, upaya pencegahannya tidak cukup dengan deklarasi dan merasa aman. Ferry meminta masyarakat tidak memandang sebelah mata karena gerakan radikalisme akan berupaya dengan segala cara untuk menggoyahkan ideologi bangsa Indonesia.
Ia juga menyoroti perubahan karakter bangsa sebagai dampak negatif media sosial. Menurutnya medsos telah memengaruhi tata nilai kehidupan dan memudarkan nilai-nilai asli bangsa. "Berbagai fenomena post-truth dibutuhkan kecerdasan pikir dan sikap dalam menerima setiap informasi yang diterima," ungkapnya.
Untuk diketahui, kegiatan ini digelar oleh Direktorat Ormas Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri bekerja sama dengan Lemhannas. Kegiatan ini dihadiri oleh 100 peserta terdiri dari pengurus ormas di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Utara, R Ferry Sangian saat membuka acara menerangkan, saat ini jumlah ormas di Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 116. Dari jumlah itu, yang aktif sangat sedikit, dan terdapat 6 ormas asing. "Pemantauan orang asing lebih sulit dikarenakan bersembunyi di pekerjaan seperti pertambangan," kata Ferry Sangian.
Ia menyoroti radikalisme yang banyak berkembang di sekolah, kampus, dan tempat ibadah. Menurutnya, upaya pencegahannya tidak cukup dengan deklarasi dan merasa aman. Ferry meminta masyarakat tidak memandang sebelah mata karena gerakan radikalisme akan berupaya dengan segala cara untuk menggoyahkan ideologi bangsa Indonesia.
(maf)