6 Provinsi Rawan Karhutla, BNPB Siapkan Tiga Skenario Penanganan

Kamis, 26 Januari 2023 - 04:49 WIB
loading...
6 Provinsi Rawan Karhutla, BNPB Siapkan Tiga Skenario Penanganan
BNPB menyebut ada enam provinsi yang rawan terhadap Kebakaran Hutan dan Lahat (Karhutla) di 2023. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyatakan, lembaganya akan fokus kepada enam provinsi. Pasalnya, keenam provinsi tersebut masih sering ditemukan titik yang dapat mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan ( Karhutla ) pada 2023.

"Ada enam provinsi prioritas," kata Suharyanto dalam keterangannya, Rabu (25/1/2023).

Keenam Provinsi prioritas ini yakni, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Jambi, Sumatera Selatan dan Riau. Meski menjadi prioritas, Suharyanto memastikan BNPB juga akan melakukan langkah antisipatif kepada provinsi lain apabila memang ditemukan titik api. "Tetapi tidak menutup kemungkinan provinsi lain pun apabila nanti ada kebakaran hutan dan lahan nanti kita juga melaksanakan aksi," ujarnya.



Guna mengantisipasi permasalahan karhutla ini, BNPB telah mengambil beberapa skenario mulai dari operasi darat, udara maupun menggunakan teknologi modifikasi cuaca. Operasi darat ini dilakukan untuk segera memadamkan api sebelum membesar. Operasi ini akan didukung oleh sejumlah lembaga terkait mulai unsur TNI, Polri, KLHK, BPBD dan relawan peduli api.



Sedangkan, untuk operasi udara BNPB telah menempatkan sejumlah helikopter di enam titik provinsi prioritas untuk patroli dan water bombing. BNPB akan terus melakukan pendampingan dalam operasi udara tersebut selama masa tanggap darurat karhutla yang dikeluarkan oleh tiap-tiap pemerintah daerah. "Operasi udara didukung oleh BNPB menggunakan helikopter patroli dan waterbombing," katanya.

Kemudian khusus untuk operasi menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), BNPB menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset Nasional (BRIN) dan TNI AU.

Operasi TMC sebelumnya juga dilakukan untuk menghalau hujan dan mempercepat turunnya hujan di wilayah tertentu untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi basah. Sedangkan untuk penanganan karhutla, operasi TMC dilakukan untuk menurunkan hujan di wilayah yang terdampak karhutla. "Adalagi teknologi modifikasi cuaca," katanya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1699 seconds (0.1#10.140)