Jelang Musim Kemarau, BNPB Pantau Enam Provinsi Prioritas yang Rentan Karhutla
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan terdapat enam provinsi prioritas yang dipantau pemerintah dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). BNPB menuturkan, enam provinsi tersebut menjadi konsentrasi persiapan pencegahan kebakaran terutama menjelang musim kemarau kering di tahun 2023.
Menurut Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, dipilihnya enam provinsi prioritas tersebut berdasarkan pengalaman dan kejadian kebakaran hutan yang rutin terjadi sebelumnya di Indonesia.
"Jadi ada enam provinsi prioritas yakni ada tiga di Sumatera: Riau, Sumatera Selatan, Jambi. Kemudian tiga di Kalimantan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan," jelas Suharyanto saat jumpa pers di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Rabu (25/1/2023).
Baca juga: Enam Perintah Jokowi untuk Cegah Karhutla
Kendati pun demikian, Suharyanto mengungkapkan pemerintah tidak menutup kemungkinan juga bersiaga di provinsi-provinsi lainnya apabila terjadi kebakaran hutan yang membahayakan. Ia menuturkan, pihaknya akan mempersiapkan aksi pencegahan dan pemadaman apabila kebakaran justru terjadi di luar enam provinsi prioritas tersebut.
"Tetapi tidak menutup kemungkinan provinsi-provinsi lain apabila nanti ada kebakaran hutan dan lahan juga kita melaksanakan aksi," katanya.
Diketahui, selain Ketua BNPB Suharyanto, ikut pula menghadiri dalam jumpa pers tersebut, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya. Ketiganya menyampaikan sosialiasasi hasil koordinasi kesiapsiagaan menghadapi Karhutla 2023 di Indonesia.
Sekadar informasi, BNPB mencatat telah terjadi 131 peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak awal tahun 2022.
Kepala BNPB, Suharyanto mengatakan pemerintah mulai mengantisipasi potensi karhutla saat musim kemarau tiba. Meskipun, saat ini bencana di Indonesia masih didominasi oleh kejadian hidrometeorologi basah.
“Meski bencana di Indonesia masih didominasi oleh kejadian Hidrometeorologi basah, pemerintah daerah kami imbau untuk tetap siaga dan waspada akan potensi karhutla,” kata Suharyanto dikutip dari keterangan resmi yang diterima, pada Jumat 29 Juli 2022.
Menurut Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, dipilihnya enam provinsi prioritas tersebut berdasarkan pengalaman dan kejadian kebakaran hutan yang rutin terjadi sebelumnya di Indonesia.
"Jadi ada enam provinsi prioritas yakni ada tiga di Sumatera: Riau, Sumatera Selatan, Jambi. Kemudian tiga di Kalimantan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan," jelas Suharyanto saat jumpa pers di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Rabu (25/1/2023).
Baca juga: Enam Perintah Jokowi untuk Cegah Karhutla
Kendati pun demikian, Suharyanto mengungkapkan pemerintah tidak menutup kemungkinan juga bersiaga di provinsi-provinsi lainnya apabila terjadi kebakaran hutan yang membahayakan. Ia menuturkan, pihaknya akan mempersiapkan aksi pencegahan dan pemadaman apabila kebakaran justru terjadi di luar enam provinsi prioritas tersebut.
"Tetapi tidak menutup kemungkinan provinsi-provinsi lain apabila nanti ada kebakaran hutan dan lahan juga kita melaksanakan aksi," katanya.
Diketahui, selain Ketua BNPB Suharyanto, ikut pula menghadiri dalam jumpa pers tersebut, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya. Ketiganya menyampaikan sosialiasasi hasil koordinasi kesiapsiagaan menghadapi Karhutla 2023 di Indonesia.
Sekadar informasi, BNPB mencatat telah terjadi 131 peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak awal tahun 2022.
Kepala BNPB, Suharyanto mengatakan pemerintah mulai mengantisipasi potensi karhutla saat musim kemarau tiba. Meskipun, saat ini bencana di Indonesia masih didominasi oleh kejadian hidrometeorologi basah.
“Meski bencana di Indonesia masih didominasi oleh kejadian Hidrometeorologi basah, pemerintah daerah kami imbau untuk tetap siaga dan waspada akan potensi karhutla,” kata Suharyanto dikutip dari keterangan resmi yang diterima, pada Jumat 29 Juli 2022.
(maf)