Pj Gubernur Jakarta Harus Banyak Aksi Nyata
Rabu, 02 November 2022 - 16:23 WIB
Bahkan sebagai orang yang paham kerja birokrasi, dia mewanti-wanti lurah tak nakal dengan memperkerjakan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) bukan pada tugas pokok dan fungsinya. Heru juga meminta aparatnya menunda cuti demi bisa memastikan ada pelayanan kepada warga jika ada bencana.
Ketiga, Heru didukung pusat. Sebagai kepala daerah yang ditunjuk presiden, jelas Heru memiliki modal dukungan kuat termasuk dari sisi politis. Heru sebelumnya juga menjabat kepala sekretariat presiden. Ini akan memudahkan Heru dalam menerbitkan kebijakan. Keempat, kemampuan anggaran memadai. Heru akan mudah mengeksekusi kebijakannya karena dari sisi anggaran tidak ada hambatan besar. Apalagi dukungan pusat membuat kebutuhan-kebutuhan anggaran bisa dikombinasikan lebih mudah.
Di luar modal di atas, Heru pasti masih memiliki banyak kelebihan lain seperti dukungan publik dan para stakeholders. Heru juga lebih mudah bekerja karena bebas dari
kepentingan partai politik (parpol). Ini karena dia tidak diusung parpol tertentu.
Potensi ini harus dioptimalkan di tengah tuntutan kerja dengan durasi yang tak panjang ini.
Heru saatnya melangkah berani dengan membuat terobosan-terobosan nyata dan solutif atas permasalahan utama ibu kota seperti kemacetan, banjir, tempat tinggal hingga tata ruang. Bahkan seperti halnya pesan Mendagri Tito Karnavian saat pelantikan, ada tantangan baru di Jakarta yakni ancaman resesi ekonomi. Jakarta menunggu warisan positif Heru.
Namun menggantungkan solusi di tangan Heru seorang diri jelas sebuah ketidakmungkinan. Untuk itu, Heru harus merangkul banyak pihak termasuk publik untuk segera menata Jakarta. Lewat kebersamaan itu maka akan menghasilkan representasi sosial baru di tengah masyarakat. Muaranya adalah ada perubahan yang signifikan dilakukan Heru meski berstatus penjabat dan bertugas dalam tempo yang cukup singkat.
Ketiga, Heru didukung pusat. Sebagai kepala daerah yang ditunjuk presiden, jelas Heru memiliki modal dukungan kuat termasuk dari sisi politis. Heru sebelumnya juga menjabat kepala sekretariat presiden. Ini akan memudahkan Heru dalam menerbitkan kebijakan. Keempat, kemampuan anggaran memadai. Heru akan mudah mengeksekusi kebijakannya karena dari sisi anggaran tidak ada hambatan besar. Apalagi dukungan pusat membuat kebutuhan-kebutuhan anggaran bisa dikombinasikan lebih mudah.
Di luar modal di atas, Heru pasti masih memiliki banyak kelebihan lain seperti dukungan publik dan para stakeholders. Heru juga lebih mudah bekerja karena bebas dari
kepentingan partai politik (parpol). Ini karena dia tidak diusung parpol tertentu.
Potensi ini harus dioptimalkan di tengah tuntutan kerja dengan durasi yang tak panjang ini.
Heru saatnya melangkah berani dengan membuat terobosan-terobosan nyata dan solutif atas permasalahan utama ibu kota seperti kemacetan, banjir, tempat tinggal hingga tata ruang. Bahkan seperti halnya pesan Mendagri Tito Karnavian saat pelantikan, ada tantangan baru di Jakarta yakni ancaman resesi ekonomi. Jakarta menunggu warisan positif Heru.
Namun menggantungkan solusi di tangan Heru seorang diri jelas sebuah ketidakmungkinan. Untuk itu, Heru harus merangkul banyak pihak termasuk publik untuk segera menata Jakarta. Lewat kebersamaan itu maka akan menghasilkan representasi sosial baru di tengah masyarakat. Muaranya adalah ada perubahan yang signifikan dilakukan Heru meski berstatus penjabat dan bertugas dalam tempo yang cukup singkat.
(bmm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda