Sumpah Pemuda dan SDM Berjiwa Berdikari

Sabtu, 29 Oktober 2022 - 11:24 WIB
Panen lapangan kerja di India akan terus terjadi karena adanya rekayasa budaya yang dilakukan oleh pemerintahan di sana. Berbagai nilai tradisi, kearifan lokal, karakter unggul dan daya ungkit etos kerja terus ditransformasikan untuk menyiasati era Industri 4.0.

Sejak 2020 hingga 2035, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan bonus demografi. Di mana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia.

Bonus demografi bisa dianalogikan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi merupakan potensi atau peluang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan SDM usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. Namun jika salah kelola, maka bukan bonus yang didapat, tetapi bisa menimbulkan bencana sosial.

Rasio sederhana bonus demografi dapat digambarkan bahwa setiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, sisanya 46 orang adalah usia anak-anak dan lansia. Rasio usia produktif di atas 64 persen sudah cukup bagi Indonesia untuk bergerak menjadi negara maju. Itu adalah rasio usia produktif terbaik Indonesia yang berlangsung dari 2020 dan akan berakhir pada 2035.

Nyatanya, banyak pemuda yang hari-harinya terasa menjemukan dan sumpek karena minimnya prasarana atau ruang kreativitas. Padahal, dalam era sekarang, ekonomi kreatif bisa tumbuh subur jika distimulasi dengan ruang kreativitas dan pelatihan atau workshop gratis bagi pemuda.

Perlu strategi untuk membangun ruang kreatif yang memadai terhadap pemuda.Negeri ini membutuhkan sebanyak banyaknya tokoh muda inovator untuk menuju kemandirian bangsa. Inovasi segala macam disiplin ilmu dan keanekaragaman budaya. Baik inovasi tingkat dunia maupun tingkat lokal yang memiliki arti strategis dalam kehidupan berbangsa.

Masalah kebudayaan menjadi hal yang strategis bagi perjalanan bangsa ke depan. Terutama usaha untuk menumbuhkan budaya inovasi di kalangan pemuda sebagai kunci persaingan bangsa. Oleh sebab itu perlu strategi kebudayaan yang fokus terhadap budaya inovasi. Menumbuhkan budaya inovasi jangan hanya bersifat seremonial. Kegiatan inovatif sebaiknya dilakukan oleh masyarakat luas dalam bentuk yang bervariasi.

Budaya inovasi di negeri ini akan membaik jika daya kreativitas pemuda ditumbuhkan dengan berbagai infrastruktur dan insentif. Dalam persaingan global yang sengat ketat diperlukan bermacamright brain traininguntuk menumbuhkan daya kreativitas.

Maka, budaya inovasi dengan titik berat proses kreatif dan inovatif sebaiknya menjadi program utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang bersenyawa dengan kurikulum di sekolah.

Pemuda Indonesia sebetulnya merupakan eksponen kecil dari sebuah kolektivitas. Dari kolektivitas kampung, desa, kota, pulau, provinsi hingga menjadi sebuah kolektivitas kebangsaan. Semua bergerak menuju fitrah yang sama, yakni harkat kemanusiaan dan keadilan sosial.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More