Isu Reshuffle Mencuat, Pengamat: Jika Nasdem Oposisi Bisa Bangun Keseimbangan Politik
Rabu, 19 Oktober 2022 - 06:50 WIB
JAKARTA - Isu reshuffle kabinet mencuat usai penetapan Anies Baswedan menjadi bakal calon presiden (Bacapres) 2024 dari Partai Nasdem . Dorongan reshuffle semakin menguat setelah salah satu politikus Nasdem menyebut Anies merupakan antitesis Joko Widodo (Jokowi).
Pengamat Politik dari Citra Institute Yusa’ Farchan mengatakan bahwa Nasdem akan memainkan peran oposisi jika Presiden Jokowi benar-benar melakukan reshuffle. Kehadiran Nasdem dinilai akan membangun keseimbangan di dalam politik.
“Jika Presiden tetap mengeluarkan 3 menteri Nasdem dari kabinet, Nasdem sebenarnya bisa mengambil peran sebagai oposisi sehingga terjadi keseimbangan politik. Dengan bertambahnya oposisi, akan terbangun keseimbangan politik sehingga demokrasi menjadi lebih sehat,” ujar Yusa’ saat dihubungi, Rabu (19/10/2022).
Menurut Yusa’, meskipun Presiden punya hak prerogatif untuk mengganti anggota kabinetnya, idealnya reshuffle harus dilakukan berbasis kinerja. Apalagi, Nasdem tidak melakukan pelanggaran dengan mencalonkan Anies sebagai capre, sehingga harus didepak dari kabinet.
“Sampai pada titik pencapresan Anies, Saya melihat Nasdem tidak melakukan pelanggaran etik sehingga harus dikeluarkan dari kabinet,” ucapnya.
“Tetapi sekali lagi, reshuffle ini menjadi kewenangan Presiden. Tentu unsur subjektivitas Presiden tetap ada. Jadi kembali kepada sikap Presiden,” imbuh Yusa'.
Namun, kata Yusa’, jika Nasdem tetap harus dikeluarkan dari kabinet akan lebih baik apabila disertai dengan argumentasi yang kuat terkait kinerja menteri-menteri Nasdem agar publik juga bisa menilai bagaimana kinerja para menteri Nasdem yang duduk di posisi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Menteri Pertanian (Mentan), dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK).
Karena bagaimanapun, tambah dia, kontribusi Nasdem yang mengusung Jokowi sejak periode pertama pemerintahannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Baca juga:
“Kalau hanya berdasarkan pertimbangan politik terkait pilihan capres yang dianggap berseberangan, tentu sifatnya sangat politis sekali. Apalagi kontribusi Nasdem kepada Jokowi dari awal kan tidak bisa diabaikan. Jadi sistem merit tetap harus diperhatikan ketika melakukan reshuffle,” tandasnya.
Pengamat Politik dari Citra Institute Yusa’ Farchan mengatakan bahwa Nasdem akan memainkan peran oposisi jika Presiden Jokowi benar-benar melakukan reshuffle. Kehadiran Nasdem dinilai akan membangun keseimbangan di dalam politik.
Baca Juga
“Jika Presiden tetap mengeluarkan 3 menteri Nasdem dari kabinet, Nasdem sebenarnya bisa mengambil peran sebagai oposisi sehingga terjadi keseimbangan politik. Dengan bertambahnya oposisi, akan terbangun keseimbangan politik sehingga demokrasi menjadi lebih sehat,” ujar Yusa’ saat dihubungi, Rabu (19/10/2022).
Menurut Yusa’, meskipun Presiden punya hak prerogatif untuk mengganti anggota kabinetnya, idealnya reshuffle harus dilakukan berbasis kinerja. Apalagi, Nasdem tidak melakukan pelanggaran dengan mencalonkan Anies sebagai capre, sehingga harus didepak dari kabinet.
“Sampai pada titik pencapresan Anies, Saya melihat Nasdem tidak melakukan pelanggaran etik sehingga harus dikeluarkan dari kabinet,” ucapnya.
“Tetapi sekali lagi, reshuffle ini menjadi kewenangan Presiden. Tentu unsur subjektivitas Presiden tetap ada. Jadi kembali kepada sikap Presiden,” imbuh Yusa'.
Namun, kata Yusa’, jika Nasdem tetap harus dikeluarkan dari kabinet akan lebih baik apabila disertai dengan argumentasi yang kuat terkait kinerja menteri-menteri Nasdem agar publik juga bisa menilai bagaimana kinerja para menteri Nasdem yang duduk di posisi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Menteri Pertanian (Mentan), dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK).
Baca Juga
Karena bagaimanapun, tambah dia, kontribusi Nasdem yang mengusung Jokowi sejak periode pertama pemerintahannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Baca juga:
“Kalau hanya berdasarkan pertimbangan politik terkait pilihan capres yang dianggap berseberangan, tentu sifatnya sangat politis sekali. Apalagi kontribusi Nasdem kepada Jokowi dari awal kan tidak bisa diabaikan. Jadi sistem merit tetap harus diperhatikan ketika melakukan reshuffle,” tandasnya.
(kri)
tulis komentar anda