Bebaskan Anak Perempuan dari Ancaman Predator Seksual

Rabu, 12 Oktober 2022 - 09:00 WIB
Bagi anak perempuan, banyak fakta yang tak bisa dihindari sebagai akibat dari tindakan kekerasan seksual yang menimpanya. Dari Modul Intervensi Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak yang diterbitkan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas tahun 2017, disebutkan fakta (1) 1 dari 4 anak perempuan mengalami kekerasan seksual sebelum mereka berusia 18 tahun. Artinya di setiap kelas, ada anak-anak yang memendam rahasia bahwa mereka adalah korban kekerasan seksual dan tidak berani melaporkan kejadian tersebut.

Fakta (2) 1 dari 5 anak mengalami kekerasan seksual yang berawal dari internet sehingga di era digital saat ini, penting bagi orang tua untuk mengingatkan supaya anak tidak memberikan data pribadi kepada orang yang dikenalnya lewat internet. Fakta (3) anak perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual cenderung mengembangkan kelainan pola makan saat dewasa.

Fakta (4) hampir 80% penyintas kekerasan seksual tumbuh menjadi remaja bermasalah yang terlibat penggunaan narkoba dan alkohol, terjerumus prostitusi dan juga memiliki kecenderungan bunuh diri.

Menyambut Hari Anak Perempuan Sedunia tahun 2022 ini, lalu apa saja yang dapat kita lakukan untuk melindungi hak-hak anak perempuan? Kita bisa berfokus pada upaya mengatasi tantangan yang dihadapi oleh anak-anak perempuan di seluruh dunia, sekaligus meningkatkan pemberdayaan anak perempuan dan pemenuhan hak-hak hidup mereka.

Salah satu bentuknya, lewat kegiatan edukasi tentang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, yang sebaiknya ditanamkan sejak anak memasuki masa golden age (di bawah 6 tahun). Hal ini dilakukan supaya sejak usia dini, anak memahami adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai hal, misalnya bidang pendidikan. Untuk itu, adalah tugas orang tua dan keluarga di rumah untuk mengembangkan perilaku, sikap dan komitmen sebagai atribut perempuan dan laki-laki yang dapat diterima.

Selain itu, pentingnya membangun komunikasi antara orang tua dan anak di rumah. Studi menemukan, anak-anak dengan ibu yang selalu menjelaskan kepada mereka mengenai perasaan, keyakinan, dan keinginannya, akan mengalami perkembangan pemahaman sosial yang lebih baik dibandingkan anak-anak dengan ibu yang tidak menjelaskan hal-hal tersebut.

Namun hal ini bukan berarti keberadaan ayah tidak penting. Hubungan ayah dan anak perempuan amat krusial karena menjadi dasar bagi hubungan dengan lawan jenis. Hubungan yang tidak baik antara ayah dan anak perempuan, biasanya berimbas pada emosi anak dan caranya membangun hubungan dengan pria lain dalam hidupnya.

Karena itu, penting menjaga dan memberikan pemahaman kepada setiap anak perempuan supaya terhindar dari aksi kekerasan seksual. Sejatinya, semua orang memiliki hak dan cita-cita untuk hidup lebih baik. Apabila didukung, anak-anak perempuan dapat berpotensi mengubah dunia, baik sebagai wanita karier, seorang ibu, bahkan sebagai sosok pemimpin.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More