Menyegarkan Kembali Tugas Profetik Perguruan Tinggi
Rabu, 14 September 2022 - 15:16 WIB
Perguruan tinggi bukanlah seperti jenjang pendidikan level di bawahnya. Perguruan adalah kawah candradimuka kaum intelegensia (intelektual) yang memiliki budaya akademik yang agung. Memang perguruan tinggi sebagai tempat transfer of knowledge, tetapi juga sebagai media penggodokan SDM yang berkarakter dan unggul secara skill dalam kiprah kemasyarakatan.
Jika ditelisik dalam sejarah, di era dinasti Abbasiyah, ilmu pengetahuan Islam berkembang pesat. Masa puncaknya ketika pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 H) dan Khalifah Al-Ma'mun Ar-Rasyid (813-833 H). Di era ini telah tumbuh dan berkembang pusat-pusat peradaban ilmu, seperti pusat riset Baitul-Hikmah (lembaga penerjemahan dan pusat penelitian) yang dimotori oleh para sarjana yang memiliki dedikasi tinggi dalam pengembangan disiplin ilmu.
Perguruan tinggi harus terus mengembangkan peradaban akademik yang dinamis. Seluruh insan kampus, baik dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, terlebih para pemimpin kampus harus menjadi motor penggerak budaya mutu secara akademik.
Untuk mencapai puncak peradaban akademik, perguruan tinggi tentu harus konsisten dalam melakukan budaya riset dengan agenda yang tajam dan terarah. Dalam merumuskan agenda riset sangat diperlukan kepemimpinan yang kuat dan melayani. Agenda riset harus di-setting berbasis pola yang partisipatif serta proses pengambilan keputusan dalam perumusan agenda berdasarkan kaidah ilmiah yang objektif.
Oleh karena itu, tugas profetik perguruan tinggi yang pernah diungkapkan Bung Hatta di atas harus terus ditumbuhkan oleh seluruh pimpinan puncak dan seluruh stakeholders perguruan tinggi agar mampu berperan lebih maksimal dalam pembangunan nasional. Perguruan tinggi adalah pilar pokok bagaimana peradaban maju dapat diraih. Wallahu a'lam.
Baca Juga: koran-sindo.com
Jika ditelisik dalam sejarah, di era dinasti Abbasiyah, ilmu pengetahuan Islam berkembang pesat. Masa puncaknya ketika pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 H) dan Khalifah Al-Ma'mun Ar-Rasyid (813-833 H). Di era ini telah tumbuh dan berkembang pusat-pusat peradaban ilmu, seperti pusat riset Baitul-Hikmah (lembaga penerjemahan dan pusat penelitian) yang dimotori oleh para sarjana yang memiliki dedikasi tinggi dalam pengembangan disiplin ilmu.
Perguruan tinggi harus terus mengembangkan peradaban akademik yang dinamis. Seluruh insan kampus, baik dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, terlebih para pemimpin kampus harus menjadi motor penggerak budaya mutu secara akademik.
Untuk mencapai puncak peradaban akademik, perguruan tinggi tentu harus konsisten dalam melakukan budaya riset dengan agenda yang tajam dan terarah. Dalam merumuskan agenda riset sangat diperlukan kepemimpinan yang kuat dan melayani. Agenda riset harus di-setting berbasis pola yang partisipatif serta proses pengambilan keputusan dalam perumusan agenda berdasarkan kaidah ilmiah yang objektif.
Oleh karena itu, tugas profetik perguruan tinggi yang pernah diungkapkan Bung Hatta di atas harus terus ditumbuhkan oleh seluruh pimpinan puncak dan seluruh stakeholders perguruan tinggi agar mampu berperan lebih maksimal dalam pembangunan nasional. Perguruan tinggi adalah pilar pokok bagaimana peradaban maju dapat diraih. Wallahu a'lam.
Baca Juga: koran-sindo.com
(bmm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda