Partai Perindo Pastikan Pilpres 2024 Bakal Tersaji Lebih Menarik dan Berbeda

Jum'at, 03 Juni 2022 - 19:08 WIB
Ketua DPP Partai Perindo Bidang Politik dan Kebijakan Publik sekaligus Juru Bicara Nasional Heri Budianto. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) memastikan siklus politik 10 tahun akan kembali terulang pada Pemilu 2024 dan bakal tersaji lebih menarik serta berbeda. Siklus politik ini terulang ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih sebagai Presiden RI dan memimpin Indonesia selama 10 tahun hingga masa jabatannya berakhir pada 2014.

Menggantikan SBY, Joko Widodo (Jokowi) yang masa kepemimpin selama dua periode juga akan tuntas pada 2024 mendatang atau 10 tahun menjadi Presiden RI. Lantas siapa capres terpilih di Pemilu 2024 mendatang yang akan menggantikan Jokowi?

"Siklus 10 tahun terulang, ketika Presiden Jokowi tidak bisa mencalonkan lagi sebagai calon presiden. Siklus 10 tahunan menjadi tantangan menarik bagi Pilpres 2024," kata Ketua DPP Partai Perindo Bidang Politik dan Kebijakan Publik sekaligus Juru Bicara Nasional Heri Budianto saat menjadi narasumber di webinar Partai Perindo bertajuk “Siapa Saja Capres 2024 dan Bagaimana Peluang Mereka?” di Jakarta, Jumat (3/6/2022).





Flashback ke belakang, menurutnya, di akhir masa kepemimpinan SBY, nama Prabowo Subianto selalu berada di puncak teratas sebagai capres menjelang Pemilu 2014. Namun pada 2012, nama Jokowi tiba-tiba muncul ketika dirinya bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memenangkan kontestasi Pilkada DKI Jakarta. "Di tahun berikutnya awal 2013, nama Jokowi mulai muncul meramaikan peta politik Pilpres," ujar pria yang akrab disapa Herbud itu.

Moment Pilkada DKI Jakarta 2012 dan di awal 2013 atau dua tahun sebelum Pilpres 2014, mampu menjual nama Jokowi ketika itu untuk bersaing dengan Prabowo. "Artinya apa? 2012, 2013 dua tahun sebelum Pilpres 2014 Prabowo selalu berada di atas. Moment-moment politik Pilkada mampu mendongkrak sosok Jokowi ketika itu," ungkap Herbud.



Hingga akhirnya Jokowi menjadi Presiden terpilih selama dua periode mengalahkan rivalnya Prabowo Subianto. Akan tetapi, kata Herbud, peta politik 2024 dan situasinya jelas berbeda dengan Pilpres 2014.

Pasalnya, Pilkada Serentak dilaksanakan di tahun yang sama dengan Pilpres 2024, sehingga munculnya tokoh-tokoh baru sebagai kandidat capres 2024 akan menyusut. Tidak sebagaimana ketika Jokowi menang di Pilkada DKI 2012, kemudian estafet bertarung di Pilpres 2014. "Kenapa 2024 saya katakan berbeda, panggung politik Pilkada tidak ada karena Pilkada Serentak dilakukan di 2024, sehingga kemungkinan munculnya tokoh-tokoh baru di Pilpres (2024) sangat tipis jika dibandingkan dengan tahun 2014," ungkapnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More