Kisah Seorang Mata-mata, Hari Tua Menggelandang hingga Memendam Kecewa pada Penguasa

Senin, 07 Maret 2022 - 06:46 WIB
Dalam suatu perjalanan, Lubis berkenalan dengan Mr Leet, pengusaha Tionghoa muslim, mengajaknya berbisnis pasir. "Singapura lagi butuh banyak pasir untuk pembangunan," katanya.

Lubis setuju. Mereka pun berkongsi mendirikan PT Riau Timas awal 1970-an. Meski berkantor di Jakarta, proyek PT Riau Timas berada di Tanjung Balai Karimun, Riau. "Itu perusahaan penambangan pasir," kata Furqan.

Berkat keuletannya, perusahaan itu tumbuh besar. Sepeninggal Lubis, anaknya, Ramanta menakhodai perusahaan itu hingga kolaps sekitar tahun 2000.

Ayah yang Bijaksana dan Penyayang

Pertemuan Lubis dengan sang istri, Siti Zaenab tak pernah direncanakan. Dia bertemu istrinya di masa revolusi. Tak lama setelah Proklamasi kemerdekaan, Lubis membantu mengatasi chaos di Solo dan Cirebon.

Suasana revolusi diwarnai pemberangusan segala hal yang dianggap berbau feodal. Penangkapan dan pembunuhan kalangan bangsawan terjadi di mana-mana. RA Kardinah, adik RA Kartini, misalnya sempat diarak dan akan dibunuh di Pekalongan oleh Gerombolan Kutil. Lubis tak sependapat dengan mereka.

Di Solo, Lubis sampai dicurigai profeodal lantaran membela keraton yang mau ditindak Barisan Banteng. Ketua Komisariat III Surakarta Suroso sampai memanggilnya. Di Cirebon, Lubis menyelamatkan keluarga Kesultanan Kanoman dari para perusuh.

Sebagai bentuk terima kasih, Sultan Kanoman menawarkan Lubis untuk menikahi adiknya, Ratu Siti Zaenab. Meski belum punya rencana nikah, Lubis akhirnya menikahi Zaenab, yang usianya tiga tahun lebih muda, pada akhir 1946 di Linggarjati.

"Pernikahan saya di Linggarjati saat Pertemuan Linggarjati," kata Lubis.

Lubis dan Zaenab dikaruniai sepuluh putra. Seorang anaknya meninggal tak lama setelah lahir. Salah satu anaknya lahir saat Lubis berada dalam pelarian akibat kudeta yang gagal pada 1957. Karena menjadi buron, dia hanya membawa beberapa anaknya; yang lainnya dititipkan ke keluarga atau kenalan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More