7 Pedoman Harian Jenderal Dudung untuk Prajurit TNI AD, Nomor 5 Sampai Titik Darah Penghabisan
Selasa, 25 Januari 2022 - 11:30 WIB
Keempat, menegakkan kedaulatan dan pertahankan kesatuan NKRI sampai titik darah penghabisan. Prinsip ini harus dipertahankan dan dijunjung tinggi untuk memastikan tidak ada satu pun pihak-pihak tertentu yang mencoba mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
"Dengan Pancasila, kita masih tegak berdiri. Jangan menganggu Pancasila, mengganggu kesatuan dan persatuan, jangan pernah ragu-ragu. Kalian harus jadi petarung, jagoan, dan pemberani," katanya.
Kelima, TNI AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat dalam bentuk apapun. Sekecil apapun yang menjadi kesulitan rakyat, apalagi saat pandemi seperti ekonomi menurun, PHK, dan lainnya. Begitu juga dengan kegiatan TNI AD perlu dikembangkan untuk membantu rakyat.
Keenam, melakukan tindakan yang berdampak kepada kesejahteraan rakyat agar menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap TNI AD. Apabila terjadi sesuatu, maka TNI dan rakyat akan bahu-membahu untuk menyusung kelompok yang mencoba mengganggu kesatuan RI.
"Rakyat Indonesia sangat menantikan ketegasan dari TNI AD dan keberanian yang telah ditunjukan pada 10 November 1945 dengan berbekal bambu runcing. Rakyat dan tentara bentukan saat itu dipimpin oleh Bung Tomo mengusir penjajah dan sekutu. Saya punya keyakinan bahwa rakyat Indonesia siap menghadapi pihak yang mengganggu persatuan bangsa," katanya.
Ketujuh, meningkatkan sinergitas dengan pemerintah, Polri, dan komponen bangsa lainnya dengan tujuan menyukseskan program pemerintah. Pemerintah saat ini sedang melakukan banyak pembangunan di berbagai bidang, yang saat ini terasa adalah bagaimana pemulihan kesehatan dengan melakukan vaksinasi massal di seluruh elemen, baik anak-anak maupun segala umur.
"Oleh karena itu apabila pemerintah daerah meminta bantuan kepada TNI AD jangan pernah ragu-ragu," katanya.
Pantauan MNC Portal Indonesia dilokasi Jenderal Dudung didampingi Komandan Jenderal (Komjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa, Danpuspomad Letjen TNI Chandra W Sukotjo, Perwira Tinggi TNI AD, dan Prajurit TNI AD.
"Dengan Pancasila, kita masih tegak berdiri. Jangan menganggu Pancasila, mengganggu kesatuan dan persatuan, jangan pernah ragu-ragu. Kalian harus jadi petarung, jagoan, dan pemberani," katanya.
Kelima, TNI AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat dalam bentuk apapun. Sekecil apapun yang menjadi kesulitan rakyat, apalagi saat pandemi seperti ekonomi menurun, PHK, dan lainnya. Begitu juga dengan kegiatan TNI AD perlu dikembangkan untuk membantu rakyat.
Keenam, melakukan tindakan yang berdampak kepada kesejahteraan rakyat agar menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap TNI AD. Apabila terjadi sesuatu, maka TNI dan rakyat akan bahu-membahu untuk menyusung kelompok yang mencoba mengganggu kesatuan RI.
"Rakyat Indonesia sangat menantikan ketegasan dari TNI AD dan keberanian yang telah ditunjukan pada 10 November 1945 dengan berbekal bambu runcing. Rakyat dan tentara bentukan saat itu dipimpin oleh Bung Tomo mengusir penjajah dan sekutu. Saya punya keyakinan bahwa rakyat Indonesia siap menghadapi pihak yang mengganggu persatuan bangsa," katanya.
Ketujuh, meningkatkan sinergitas dengan pemerintah, Polri, dan komponen bangsa lainnya dengan tujuan menyukseskan program pemerintah. Pemerintah saat ini sedang melakukan banyak pembangunan di berbagai bidang, yang saat ini terasa adalah bagaimana pemulihan kesehatan dengan melakukan vaksinasi massal di seluruh elemen, baik anak-anak maupun segala umur.
"Oleh karena itu apabila pemerintah daerah meminta bantuan kepada TNI AD jangan pernah ragu-ragu," katanya.
Pantauan MNC Portal Indonesia dilokasi Jenderal Dudung didampingi Komandan Jenderal (Komjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa, Danpuspomad Letjen TNI Chandra W Sukotjo, Perwira Tinggi TNI AD, dan Prajurit TNI AD.
(abd)
tulis komentar anda