Boni Sebut Ada Kelompok Penggagas Kudeta, Ujang: Bisa Saja Dia 'Caper'
Jum'at, 05 Juni 2020 - 08:07 WIB
JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengaku mengantongi nama-nama para tokoh yang ingin merancang kudeta terhadap pemerintahan yang sah di tengah krisis corona saat ini. Direktur Esekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, apa yang disampaikan Boni merupakan tuduhan serius.
"Kita tahu, dia (Boni) ada di barisan pemerintah. Menuduh kelompok tertentu ada yang ingin menggagas kudeta merupakan tuduhan serius. Jika ada, harus diungkap dan harus dibuktikan. Juga harus dilaporkan ke kepolisian," ujar Ujang saat dihubungi SINDOnews, Jumat (5/6/2020).
Ujang berharap Boni tak asal menuduh dan harus membuktikan tuduhannya itu agar tak menimbulkan fitnah di masyarakat. Ia mengingatkan, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Karenanya agar tak menjadi fitnah, buka saja siapa kelompok yang dimaksud Boni itu. ( ).
Lebih lanjut Ujang mengatakan, tuduhan menggagas kudeta merupakan hal serius. Jika tak disertai data, akan menjadi tuduhan yang tendensius dan mengada-ada.
"Motifnya bisa saja dia (Boni) sedang 'caper' (cari perhatian) pada pemerintah. Jika ada bukti, laporkan saja, agar polisi bisa mengantisipasi. Jika bicara di ruang publik, hanya akan memperkeruh suasana," kata dia.
"Kita tahu, dia (Boni) ada di barisan pemerintah. Menuduh kelompok tertentu ada yang ingin menggagas kudeta merupakan tuduhan serius. Jika ada, harus diungkap dan harus dibuktikan. Juga harus dilaporkan ke kepolisian," ujar Ujang saat dihubungi SINDOnews, Jumat (5/6/2020).
Ujang berharap Boni tak asal menuduh dan harus membuktikan tuduhannya itu agar tak menimbulkan fitnah di masyarakat. Ia mengingatkan, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Karenanya agar tak menjadi fitnah, buka saja siapa kelompok yang dimaksud Boni itu. ( ).
Lebih lanjut Ujang mengatakan, tuduhan menggagas kudeta merupakan hal serius. Jika tak disertai data, akan menjadi tuduhan yang tendensius dan mengada-ada.
"Motifnya bisa saja dia (Boni) sedang 'caper' (cari perhatian) pada pemerintah. Jika ada bukti, laporkan saja, agar polisi bisa mengantisipasi. Jika bicara di ruang publik, hanya akan memperkeruh suasana," kata dia.
(zik)
tulis komentar anda