New Normal Sosialisasi Pilkada 2020

Rabu, 03 Juni 2020 - 17:24 WIB
Jaringan generasi milenial yang ada di penyelenggara pemilu iniperlu digerakkan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pilkada berprotokol Covid-19. Kita perlu memberikan kepercayaan dan tugas baru kepada jaringan kader pengawas dan relawan untuk aktif sosialisasi Pilkada di tengah pandemi.

Selama ini jaringan generasi milenial yang dimiliki oleh Bawaslu dan KPU melakukan sosialisasi dalam kondisi normal. Fokus kerjanya adalah mengabarkan tentang pentingnya ikut mengawasi pesta demokrasi dan menjadi bagian dari pemilih yang cerdas.

Relawan demokrasi dari KPU biasanya terdiri dari sejumlah perwakilan dan segmentasi pemilih. Mulai dari keluarga, pemilih pemula, kelompok agama, kelompok perempuan, penyandang disabilita dan kaum marginal. Tugasnya adalah sebagai pelopor dalam segmentasi pemilih.

Sementara kader pengawas partisipatif di Bawaslu diharapkan memiliki peran aktif dalam mengawasi pemilu/pilkada. Tidak hanya mengajak pemilih datang ke TPS, tetapi juga mengawasi proses pilkada yang sedang berjalan. Baik dalam konteks pencegahan maupun dalam melaporkan pelanggaran.

Relawan demokrasi dan kader pengawas partisipatif perlu peran tambahan untuk menjadi agen public health. Yakni menyampaikan pesan kepada masyarakat lewat media sosial bahwa pilkada di tengah pandemi tetap aman dan melindungi masyarakat pemilih karena menggunakan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat.

Kalau dikalkulasi, untuk Bawaslu saja, bila setiap kader memiliki pertemanan di Facebook sekitar 3.000 orang, pada Instagram berjumlah 300 followers, maka dengan menggunakan kalkulasi kasar 20.000 kader pada tahun 2020, kita akan sampai pada data lebih dari 60 juta jaringan pertemanan yang berantai. Sungguh ini potensial dalam sosialisasi. Tidak perlu beban kerja yang berat.

Cukup tiap hari upload informasi tentang Pilkada berprotokol Covid-19 di media sosial masing masing dan dilakukan secara berkesinambungan, maka menjadi gerakan yang luar biasa.

Bawaslu dan KPU dapat men-klik tombol jejaring milenial yang dimiliki dan terserak di seluruh Indonesia, untuk secara sadar lewat akun media sosial pribadinyamemberikan pemahaman dan kesadaran pada masyarakat. Alih-alih terlibat dalam gerakan tagar di media Twitter, maka dengungnya akan tambah terasa.

Bawaslu sendiri sebenarnya telah memiliki pengalaman dalam bermain tagar untuk berselancar di media sosial. Tagar seperti #BawasluJagaHakPilih, #BawasluMemanggil, #BawasluMendengar adalah bagian dari tagar yang digerakkan untuk menyentuh netizen.

Pengalaman bermain tagar di media sosial dengan potensi jaringan kader pengawasan partisipatif danrelawan demokrasi adalah sumber melimpah dari generasi milenial yang dimiliki oleh penyelenggara. Mereka yang telah terikat oleh nilai dan semangat menjaga dan mengawasi pilkada akan menjadi agen yang memberikan kesadaran untuk sehat dalam berpilkada.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More