Kala Gus Dur Tunjuk Jenderal AL Jadi Panglima TNI, Dobrak Tradisi Lama
Sabtu, 25 September 2021 - 05:31 WIB
Perseteruan dengan Wiranto dan Terpilihnya Widodo
Indonesia dalam kondisi karut-marut ketika rezim Orde Baru runtuh. Wapres BJ Habibie naik ke tampuk kekuasaan di tengah situasi ekonomi, politik, dan sosial bangsa yang terjerambab ke titik nadir. Kepemimpinan Habibie hanya 'seumur jagung' persisnya 1 tahun 5 bulan, untuk kemudian digantikan Gus Dur yang terpilih sebagai presiden dalam Sidang MPR.
A Malik Haramain dalam buku 'Gus Dur Militer dan Politik' menyebutkan, salah satu langkah Presiden Abdurrahman Wahid di masa-masa awal menjabat yakni mereformasi institusi militer. Bukan tanpa sebab Gus Dur melakukan hal itu.
Kiai asal Jombang ini ingin mengembalikan citra militer Indonesia yang merosot tajam. Bagi Gus Dur, supremasi sipil sangat penting dilakukan. Salah satu implementasinya yakni pemisahan TNI dan Polri.
"Ini disebabkan institusi militer adalah alat utama dalam rezim Orde Baru sebagai alat legitimasi kekuasaan dan perpanjangan tangan dari Presiden Soeharto yang juga berlatar militer. Orde Baru mendominasi pemerintah dengan militer," kata Haramain dikutip dari studi UIN Jakarta bertajuk 'Reformasi di Militer: Studi Pengangkatan Panglima TNI pada Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2002)', Sabtu (25/9/2021).
Secara garis besar, militer di masa reformasi menyatakan tidak lagi terlibat dalam politik praktis. Menurut Yudhy Chrisnandi dalam buku 'Reformasi TNI, Perspektif Baru Hubungan Sipil-Militer di Indonesia', melalui reformasi internal TNI menunjukkan mereka bersungguh-sungguh menarik diri dari politik.
Tentang berakhirnya Wiranto sebagai Panglima ABRI, Greg Barton memilik kisah tersendiri. Penulis buku 'Biografi Gus Dur' itu menuturkan, pada kurun 2000 Gus Dur mendengar Wiranto telah menggelar pertemuan dengan sejumlah jenderal.
Setelah mendapatkan informasi dari ajudan dan Seskab Marsillam Simanjuntak, Gus Dur pun meminta Wiranto untuk menghadap di Istana.
"Ketika Wiranto tiba Gus Dur pun segera menjelaskan bahwa dia memintanya untuk segera mundur. Wiranto terkejut. Setelah berhadap-hadapan dengan tegang, Gus Dur memenangkan konfrontasi dengan Wiranto," kata Greg.
Kembali ke Widodo AS, tentara kelahiran Boyolali ini sebelumnya dipromosikan sebagai KSAL menggantikan Laksamana TNI Arief Kushariadi pada 26 Juni 1998. Hanya setahun dia menempati jabatan tersebut karena setelahnya dia diangkat Presiden BJ Habibie sebagai Wakil Panglima TNI.
Indonesia dalam kondisi karut-marut ketika rezim Orde Baru runtuh. Wapres BJ Habibie naik ke tampuk kekuasaan di tengah situasi ekonomi, politik, dan sosial bangsa yang terjerambab ke titik nadir. Kepemimpinan Habibie hanya 'seumur jagung' persisnya 1 tahun 5 bulan, untuk kemudian digantikan Gus Dur yang terpilih sebagai presiden dalam Sidang MPR.
A Malik Haramain dalam buku 'Gus Dur Militer dan Politik' menyebutkan, salah satu langkah Presiden Abdurrahman Wahid di masa-masa awal menjabat yakni mereformasi institusi militer. Bukan tanpa sebab Gus Dur melakukan hal itu.
Kiai asal Jombang ini ingin mengembalikan citra militer Indonesia yang merosot tajam. Bagi Gus Dur, supremasi sipil sangat penting dilakukan. Salah satu implementasinya yakni pemisahan TNI dan Polri.
"Ini disebabkan institusi militer adalah alat utama dalam rezim Orde Baru sebagai alat legitimasi kekuasaan dan perpanjangan tangan dari Presiden Soeharto yang juga berlatar militer. Orde Baru mendominasi pemerintah dengan militer," kata Haramain dikutip dari studi UIN Jakarta bertajuk 'Reformasi di Militer: Studi Pengangkatan Panglima TNI pada Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2002)', Sabtu (25/9/2021).
Secara garis besar, militer di masa reformasi menyatakan tidak lagi terlibat dalam politik praktis. Menurut Yudhy Chrisnandi dalam buku 'Reformasi TNI, Perspektif Baru Hubungan Sipil-Militer di Indonesia', melalui reformasi internal TNI menunjukkan mereka bersungguh-sungguh menarik diri dari politik.
Tentang berakhirnya Wiranto sebagai Panglima ABRI, Greg Barton memilik kisah tersendiri. Penulis buku 'Biografi Gus Dur' itu menuturkan, pada kurun 2000 Gus Dur mendengar Wiranto telah menggelar pertemuan dengan sejumlah jenderal.
Setelah mendapatkan informasi dari ajudan dan Seskab Marsillam Simanjuntak, Gus Dur pun meminta Wiranto untuk menghadap di Istana.
"Ketika Wiranto tiba Gus Dur pun segera menjelaskan bahwa dia memintanya untuk segera mundur. Wiranto terkejut. Setelah berhadap-hadapan dengan tegang, Gus Dur memenangkan konfrontasi dengan Wiranto," kata Greg.
Kembali ke Widodo AS, tentara kelahiran Boyolali ini sebelumnya dipromosikan sebagai KSAL menggantikan Laksamana TNI Arief Kushariadi pada 26 Juni 1998. Hanya setahun dia menempati jabatan tersebut karena setelahnya dia diangkat Presiden BJ Habibie sebagai Wakil Panglima TNI.
Lihat Juga :
tulis komentar anda