Ancaman Virus Covid-19 Delta Sangat Mengkhawatirkan, Baca Terus News RCTI+
Selasa, 06 Juli 2021 - 13:32 WIB
JAKARTA - Covid-19 varian baru Delta bergerak sangat cepat. Varian baru yang berasal dari India tersebut terus menelan korban yang sangat massif di banyak negara termasuk di Indonesia. Virus Delta memang dikenal sangat ganas dan lebih mudah penularannya. News RCTI+ banyak mengupas berita-berita tentang Covid-19 termasuk manuver varian baru Delta begitu menakutkan.
India menjadi negara pertama yang dihinggapi virus baru Delta. Varian baru ini benar-benar memporakporandakan negara berpenduduk paling padat kedua di dunia tersebut. Meskipun angkanya masih tinggi, saat ini kasus Covid di India sudah mulai menurun. Dalam beberapa pekan terakhir, infeksi per hari negara di Asia Selatan itu turun hingga berkisar antara 40.000 hingga 50.000 kasus.
Sebelumnya pada Mei 2021, kasus harian Covid-19 dilaporkan mencapai 400.000 orang. Adapun, angka kematian akibat Covid di negeri Bollywood sudah menyentuh angka 400.000 jiwa dengan total kasus positif yang berjumlah sekitar 35 juta orang.
India merupakan negara ketiga terparah setelah Amerika Serikat (AS) dan Brasil dalam hal jumlah korban meninggal karena Covid-19. Kini India terus berjuang melawan Covid dengan menggenjot vaksinasi pada warganya.
Tak hanya India. Banyak negara kini mulai waspada terhadap serangan virus Corona jenis Delta ini. Virus Delta ini merupakan hasil mutasi virus Covid 19 yang sudah sekitar 2 tahun mencengkeram bumi ini.
Virus Covid-19 terus bermutasi. Saat ini sedikitnya sudah ditemukan 10 varian baru di dunia. Beberapa diantaranya sudah cukup familiar, yakni varian virus Alpha yang ditemukan di Inggris, varian Beta dari Afrika Selatan, dan varian Delta yang berasal dari India. Varian Delta pun juga sudah bermutasi lagi. Namanya Delta plus. Sejak Mei lalu, WHO menyebut virus Delta ternyata telah menyeberang ke 49 negara termasuk di AS, Inggris, Portugal, Swiss, Jepang, Polandia, Nepal, Rusia dan China.
Sangat mengkhawatirkan. Karena hingga saat ini belum ditemukan obat yang mampu mengalahkan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China tersebut. Meski begitu, kita bisa agak bernapas sedikit lega karena para ahli sudah menemukan vaksinnya. Walaupun tingkat efektifitasnya masih belum sempurna, namun keberadaan vaksin tentu sangat melegakan.
Sudah banyak vaksin yang tercipta mulai vaksin Oxford-AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer-BioNTech, hingga Sinovac. Banyak negara sudah menyuntikkan vaksin ke penduduknya. Bahkan sejumlah negara maju telah memvaksin hampir separuh penduduknya seperti AS. Sudah sebulan lebih, AS telah memperbolehkan warganya tidak memakai masker. Capaian ini dinilai sangat fenomenal karena kasus Covid di AS sangat parah. Jumlah kematian akibat Covid di AS tertinggi di dunia. Pada Mei lalu, 600.000 orang meregang nyawa akibat terinfeksi Covid-19. AS pun menggenjot vaksin hingga kasus Covid terus melembat.
Kini, Amerika mewaspadai serbuan virus Delta yang kini sudah mulai menjangkiti penduduknya. Pemerintah AS tampaknya akan mengkaji ulang kebijakan ‘’bebas masker’’ tersebut menyusul mulai merebaknya virus baru itu. Varian Delta berkontribusi sekitar 26 persen kasus Covid-19 di AS dan punya potensi terus bertambah.
India menjadi negara pertama yang dihinggapi virus baru Delta. Varian baru ini benar-benar memporakporandakan negara berpenduduk paling padat kedua di dunia tersebut. Meskipun angkanya masih tinggi, saat ini kasus Covid di India sudah mulai menurun. Dalam beberapa pekan terakhir, infeksi per hari negara di Asia Selatan itu turun hingga berkisar antara 40.000 hingga 50.000 kasus.
Sebelumnya pada Mei 2021, kasus harian Covid-19 dilaporkan mencapai 400.000 orang. Adapun, angka kematian akibat Covid di negeri Bollywood sudah menyentuh angka 400.000 jiwa dengan total kasus positif yang berjumlah sekitar 35 juta orang.
India merupakan negara ketiga terparah setelah Amerika Serikat (AS) dan Brasil dalam hal jumlah korban meninggal karena Covid-19. Kini India terus berjuang melawan Covid dengan menggenjot vaksinasi pada warganya.
Tak hanya India. Banyak negara kini mulai waspada terhadap serangan virus Corona jenis Delta ini. Virus Delta ini merupakan hasil mutasi virus Covid 19 yang sudah sekitar 2 tahun mencengkeram bumi ini.
Virus Covid-19 terus bermutasi. Saat ini sedikitnya sudah ditemukan 10 varian baru di dunia. Beberapa diantaranya sudah cukup familiar, yakni varian virus Alpha yang ditemukan di Inggris, varian Beta dari Afrika Selatan, dan varian Delta yang berasal dari India. Varian Delta pun juga sudah bermutasi lagi. Namanya Delta plus. Sejak Mei lalu, WHO menyebut virus Delta ternyata telah menyeberang ke 49 negara termasuk di AS, Inggris, Portugal, Swiss, Jepang, Polandia, Nepal, Rusia dan China.
Sangat mengkhawatirkan. Karena hingga saat ini belum ditemukan obat yang mampu mengalahkan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China tersebut. Meski begitu, kita bisa agak bernapas sedikit lega karena para ahli sudah menemukan vaksinnya. Walaupun tingkat efektifitasnya masih belum sempurna, namun keberadaan vaksin tentu sangat melegakan.
Sudah banyak vaksin yang tercipta mulai vaksin Oxford-AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer-BioNTech, hingga Sinovac. Banyak negara sudah menyuntikkan vaksin ke penduduknya. Bahkan sejumlah negara maju telah memvaksin hampir separuh penduduknya seperti AS. Sudah sebulan lebih, AS telah memperbolehkan warganya tidak memakai masker. Capaian ini dinilai sangat fenomenal karena kasus Covid di AS sangat parah. Jumlah kematian akibat Covid di AS tertinggi di dunia. Pada Mei lalu, 600.000 orang meregang nyawa akibat terinfeksi Covid-19. AS pun menggenjot vaksin hingga kasus Covid terus melembat.
Kini, Amerika mewaspadai serbuan virus Delta yang kini sudah mulai menjangkiti penduduknya. Pemerintah AS tampaknya akan mengkaji ulang kebijakan ‘’bebas masker’’ tersebut menyusul mulai merebaknya virus baru itu. Varian Delta berkontribusi sekitar 26 persen kasus Covid-19 di AS dan punya potensi terus bertambah.
tulis komentar anda