Tanggapi Wacana DPA Dihidupkan Kembali, Gerindra: Semua Kelembagaan Sedang Dikaji
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra , Ahmad Muzani mengungkapkan seluruh kelembagaan negara saat ini tengah dikaji untuk memutuskan apakah nantinya ada yang dilebur atau dilikuidasi. Hal ini diungkapkan Muzani menanggapi wacana Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang akan dihidupkan kembali di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Ya semua kelembagaan sekarang sedang dikaji," kata Muzani saat ditemui di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (12/5/2024).
Muzani berkata, hasil kajian itu akan membuka peluang sejumlah lembaga negara diperkuat, digabung dengan kementerian, dilebur hingga dilikuidasi.
"Ada beberapa lembaga yang mungkin sedang diperkuat, tapi ada beberapa kelembagaan yang sudah sedang dipelajari untuk digabungkan dengan kementerian yang ada, atau dilebur, atau malah dilikuidasi," ucapnya.
Salah satu lembaga negara yang dikaji, kata Muzani, yakni Dewan Pertimbangan Presiden. "Ya beberapa lembaga sedang dalam kajian-kajian termasuk Dewan Pertimbangan Presiden," katanya.
Untuk diketahui, presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membentuk presidential club. Ini merupakan wadah mantan presiden untuk bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan.
"Presidential Club itu istilah saya saja, bukan institusi. Esensinya Pak Prabowo ingin para mantan Presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan," ujar Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, Jumat (3/5/2024).
Sementara itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo mengusulkan agar ide membentuk Presidential Club bisa diformalkan. Pria yang akrab disapa Bamsoet ini berpandangan, apa yang digagas oleh Prabowo merupakan suatu hal yang baik dalam rangka untuk mempertemukan dan mengompakkan mantan-mantan presiden tersebut.
"Malah kalau bisa mau diformalkan, kita pernah punya lembaga Dewan Pertimbangan Agung, yang bisa diisi oleh mantan-mantan presiden maupun wakil presiden, kalau mau diformalkan, kalau Pak Prabowonya setuju," kata Bamsoet di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Lihat Juga: Prabowo Bicara 1.000 Kawan Terlalu Sedikit, Satu Lawan Terlalu Banyak Pakai Bahasa China
"Ya semua kelembagaan sekarang sedang dikaji," kata Muzani saat ditemui di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (12/5/2024).
Muzani berkata, hasil kajian itu akan membuka peluang sejumlah lembaga negara diperkuat, digabung dengan kementerian, dilebur hingga dilikuidasi.
"Ada beberapa lembaga yang mungkin sedang diperkuat, tapi ada beberapa kelembagaan yang sudah sedang dipelajari untuk digabungkan dengan kementerian yang ada, atau dilebur, atau malah dilikuidasi," ucapnya.
Salah satu lembaga negara yang dikaji, kata Muzani, yakni Dewan Pertimbangan Presiden. "Ya beberapa lembaga sedang dalam kajian-kajian termasuk Dewan Pertimbangan Presiden," katanya.
Untuk diketahui, presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membentuk presidential club. Ini merupakan wadah mantan presiden untuk bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan.
"Presidential Club itu istilah saya saja, bukan institusi. Esensinya Pak Prabowo ingin para mantan Presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan," ujar Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, Jumat (3/5/2024).
Baca Juga
Sementara itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo mengusulkan agar ide membentuk Presidential Club bisa diformalkan. Pria yang akrab disapa Bamsoet ini berpandangan, apa yang digagas oleh Prabowo merupakan suatu hal yang baik dalam rangka untuk mempertemukan dan mengompakkan mantan-mantan presiden tersebut.
"Malah kalau bisa mau diformalkan, kita pernah punya lembaga Dewan Pertimbangan Agung, yang bisa diisi oleh mantan-mantan presiden maupun wakil presiden, kalau mau diformalkan, kalau Pak Prabowonya setuju," kata Bamsoet di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Lihat Juga: Prabowo Bicara 1.000 Kawan Terlalu Sedikit, Satu Lawan Terlalu Banyak Pakai Bahasa China
(abd)