Jam Kerja Panjang Membahayakan

Jum'at, 18 Juni 2021 - 06:14 WIB
Dalam penelitiannya, WHO juga menyoroti dampak pandemi Covid-19, di mana para pekerja bekerja dalam waktu yang lebih lama akibat konsep WFH. Banyaknya pemutusan kerja akibat pandemi juga membuat sumber daya manusia di sebuah perusahaan menjadi semakin sedikit, sehingga beban kerja yang bertambah.

"WFH telah menjadi sesuatu yang wajar di banyak industri, namun sering kali mengaburkan batasan antara rumah dan pekerjaan. Selain itu, banyak bisnis terpaksa mengurangi atau menghentikan sumber daya manusianya untuk menghemat pengeluaran. Hal itu membuat orang-orang yang masih bekerja akan mendapatkan beban kerja yang lebih besar," jar Sekjen WHO Tedros Adhanon Ghebreyesus.

WHO pun menyarankan pemerintah, pengusaha, dan para pekerja bekerja sama untuk membuat batasan demi melindungi keselamatan pekerja.

Sebenarnya, para ahli kesehatan masyarakat telah menyuarakan risiko dari jam kerja yang terlalu lama. Kelelahan, misalnya, dikaitkan dengan risiko infeksi serta berbagai masalah kronis lainnya. Kelelahan juga dapat menyebabkan masalah mental yang serius seperti depresi.

"Bekerja 55 jam atau lebih per minggu adalah bahaya kesehatan yang serius. Sudah waktunya kita semua, pemerintah, pengusaha, dan karyawan menyadari fakta mengenai jam kerja yang panjang dapat menyebabkan kematian dini," tulis Direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim, dan Kesehatan WHO, Maria Neira.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ynt)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More