La Nyalla dan BEM DIY Diskusi Sistem Demokrasi, Amendemen Konstitusi Dibahas
Minggu, 06 Juni 2021 - 20:53 WIB
Oleh sebab itu, kata dia, DPD menilai pentingnya Amandemen konstitusi ke-5 dilakukan dengan suasana kebatinan untuk melakukan koreksi atas arah perjalanan bangsa. Hal ini dilakukan karena DPD menilai semangat amandemen konstitusi yang dilakukan sejak 1999 hingga 2002 sudah cukup banyak melenceng dari harapan para pendiri bangsa.
“Sebab, hari ini kita melihat sekian banyak undang-undang yang dikatakan merupakan Derivatif dari Konstitusi, yang dalam kenyataannya menyusahkan rakyat,” tegas La Nyalla.
Sementara Ketua Majelis Mubaligh Muda Indonesia, Dr (c) S Aminuddin menyampaikan bahwa generasi muda harus memanfaatkan gadget atau menguasai teknologi.
"Karena saat ini dan masa depan teknologi sudah menguasai segala aspek kehidupan manusia. Karena itu saya mengajak mahasiswa maupun pelaku UKM dan ekonomi rakyat lainnya untuk siap akan kehidupan ke depan," katanya.
Namun Aminudin mengingatkan pentingnya punya ilmu agama. Sebagai jalan terang dalam berkehidupan, berkebangsaan dan bermasyarakat.
Dalam bidang energi, Arie Gumilar, mengatakan pentingnya kedaulatan negara. Menurut dia, bangsa yang kuat harus menguasai tiga hal, yaitu kedaulatan pangan, ekonomi dan energi.
"Tapi sekarang ini negara kita tidak berdaulat. Banyak sektor energi yang dikuasai asing. Padahal kedaulatan energi mutlak untuk anak bangsa. Kalau tidak dikuasai, kita semua akan menjadi pembantu di rumah sendiri," katanya.
Oleh karena itu, pemudalah yang bisa merebut kedaulatan tersebut. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan bangsa.
"Bangsa Indonesia sudah buktikan bahwa pemudalah yang bisa merubah dunia ini. Sejak lahirnya Budi Utomo, Sumpah Pemuda, kemerdekaan, tahun 66 dan juga reformasi. Penggeraknya adalah pemuda," katanya lagi.
Ali Mahsun Atmo sebagai orang yang berkecimpung di bidang usaha kecil, UMKM dan pelaku ekonomi rakyat menjelaskan, jutaan pelaku ekonomi rakyat gulung tikar karena pandemi.
“Sebab, hari ini kita melihat sekian banyak undang-undang yang dikatakan merupakan Derivatif dari Konstitusi, yang dalam kenyataannya menyusahkan rakyat,” tegas La Nyalla.
Sementara Ketua Majelis Mubaligh Muda Indonesia, Dr (c) S Aminuddin menyampaikan bahwa generasi muda harus memanfaatkan gadget atau menguasai teknologi.
"Karena saat ini dan masa depan teknologi sudah menguasai segala aspek kehidupan manusia. Karena itu saya mengajak mahasiswa maupun pelaku UKM dan ekonomi rakyat lainnya untuk siap akan kehidupan ke depan," katanya.
Namun Aminudin mengingatkan pentingnya punya ilmu agama. Sebagai jalan terang dalam berkehidupan, berkebangsaan dan bermasyarakat.
Dalam bidang energi, Arie Gumilar, mengatakan pentingnya kedaulatan negara. Menurut dia, bangsa yang kuat harus menguasai tiga hal, yaitu kedaulatan pangan, ekonomi dan energi.
"Tapi sekarang ini negara kita tidak berdaulat. Banyak sektor energi yang dikuasai asing. Padahal kedaulatan energi mutlak untuk anak bangsa. Kalau tidak dikuasai, kita semua akan menjadi pembantu di rumah sendiri," katanya.
Oleh karena itu, pemudalah yang bisa merebut kedaulatan tersebut. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan bangsa.
"Bangsa Indonesia sudah buktikan bahwa pemudalah yang bisa merubah dunia ini. Sejak lahirnya Budi Utomo, Sumpah Pemuda, kemerdekaan, tahun 66 dan juga reformasi. Penggeraknya adalah pemuda," katanya lagi.
Ali Mahsun Atmo sebagai orang yang berkecimpung di bidang usaha kecil, UMKM dan pelaku ekonomi rakyat menjelaskan, jutaan pelaku ekonomi rakyat gulung tikar karena pandemi.
tulis komentar anda