Waspadai Lonjakan Kasus Positif Covid-19 Pasca Lebaran
Rabu, 19 Mei 2021 - 19:46 WIB
Felly berharap sosialisasi mengenai upaya pengendalian dan risiko penyebaran Covid-19 di Tanah Air terus ditingkatkan agar pemahaman masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19 bisa lebih baik.
Sementar itu, Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan yang saat ini terjadi di India adalah tidak ketatnya penerapan protokol kesehatan, ada sejumlah event besar seperti pilkada, kegiatan pasar dan bioskop buka, dan prosentase vaksinasi serta jumlah testing yang dilakukan relatif rendah.
Ledakan kasus positif Covid-19 di India, kata Tjandra, juga didorong adanya mutasi atau varian baru Covid-19.
Sejumlah kondisi di India itu, jelas dia, nyaris serupa dengan yang ada di Indonesia saat ini. Untuk mencegah terjadinya potensi ledakan kasus di Tanah Air, Tjandra menyarankan para pemangku kepentingan melaksanakan tracking ketat terhadap suspect Covid-19, menjalankan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah infeksi virus.
Tidak kalah penting, lanjut Tjandra, mendeteksi sesuatu kejadian yang tidak biasa, seperti orang yang terlihat sehat dan sudah divaksin, namun bergejala parah saat terpapar Covid-19.
Selain itu, kata dia, upaya surveilans juga harus dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait sebaran virus korona di tanah air secara akurat. Terpenting disiplin mengenakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun harus menjadi norma dalam keseharian. Selain itu, vaksinasi dan upaya testing, tracing dan treatments (3T) harus konsisten dilakukan.
Menurut dia, semua upaya tersebut harus diterapkan dengan benar karena unpredictabilitas Covid-19 hingga saat ini masih sangat cair. Karena itu, kata dia, harus siap dengan segala kemungkinan.
Ahli Biostatistik dan Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menilai pola kecenderungan grafik jumlah kasus positif yang flat di tanah air hingga hari ini merupakan alarm akan terjadi peningkatan kasus.
Windhu menyarankan, bila para pemangku kepentingan menilai kinerja Satgas Covid-19 di satu daerah seharusnya dinilai berdasarkan bagaimana mereka melakukan deteksi kasus dan positivity rate yang relatif rendah di daerah bersangkutan. Bukan berdasarkan jumlah kasus semata.
Diskusi dimoderatori Staf Khusus Wakil Ketua MPR Koordinator Bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah Atang Irawan itu menghadirkan Ketua Komisi IX DPR periode 2019-2024 Felly Estelita Runtuwene, Guru Besar FKUI-Direktur WHO SEARO 2018-2020 Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, ahli Biostatistik dan Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Windhu Purnomo, dan Dosen Program Studi Kedokteran Universitas Negeri Gorontalo/Tim Penanganan Covid Gorontalo Ivan Virnanda Amu sebagai narasumber.
Sementar itu, Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan yang saat ini terjadi di India adalah tidak ketatnya penerapan protokol kesehatan, ada sejumlah event besar seperti pilkada, kegiatan pasar dan bioskop buka, dan prosentase vaksinasi serta jumlah testing yang dilakukan relatif rendah.
Ledakan kasus positif Covid-19 di India, kata Tjandra, juga didorong adanya mutasi atau varian baru Covid-19.
Sejumlah kondisi di India itu, jelas dia, nyaris serupa dengan yang ada di Indonesia saat ini. Untuk mencegah terjadinya potensi ledakan kasus di Tanah Air, Tjandra menyarankan para pemangku kepentingan melaksanakan tracking ketat terhadap suspect Covid-19, menjalankan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah infeksi virus.
Tidak kalah penting, lanjut Tjandra, mendeteksi sesuatu kejadian yang tidak biasa, seperti orang yang terlihat sehat dan sudah divaksin, namun bergejala parah saat terpapar Covid-19.
Selain itu, kata dia, upaya surveilans juga harus dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait sebaran virus korona di tanah air secara akurat. Terpenting disiplin mengenakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun harus menjadi norma dalam keseharian. Selain itu, vaksinasi dan upaya testing, tracing dan treatments (3T) harus konsisten dilakukan.
Menurut dia, semua upaya tersebut harus diterapkan dengan benar karena unpredictabilitas Covid-19 hingga saat ini masih sangat cair. Karena itu, kata dia, harus siap dengan segala kemungkinan.
Ahli Biostatistik dan Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menilai pola kecenderungan grafik jumlah kasus positif yang flat di tanah air hingga hari ini merupakan alarm akan terjadi peningkatan kasus.
Windhu menyarankan, bila para pemangku kepentingan menilai kinerja Satgas Covid-19 di satu daerah seharusnya dinilai berdasarkan bagaimana mereka melakukan deteksi kasus dan positivity rate yang relatif rendah di daerah bersangkutan. Bukan berdasarkan jumlah kasus semata.
Diskusi dimoderatori Staf Khusus Wakil Ketua MPR Koordinator Bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah Atang Irawan itu menghadirkan Ketua Komisi IX DPR periode 2019-2024 Felly Estelita Runtuwene, Guru Besar FKUI-Direktur WHO SEARO 2018-2020 Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, ahli Biostatistik dan Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Windhu Purnomo, dan Dosen Program Studi Kedokteran Universitas Negeri Gorontalo/Tim Penanganan Covid Gorontalo Ivan Virnanda Amu sebagai narasumber.
tulis komentar anda