Duh, Anak Indonesia Sudah Kenal Medsos Sebelum Usia Enam Tahun

Senin, 03 Mei 2021 - 05:30 WIB
Bagi anak yang sudah terlanjur kecanduan media sosial, orang tua harus berupaya sungguh-sungguh untuk “mendetoksifikasi” anak. Menurutnya, sangat penting membuat kesepakatan bahwa tidak boleh menggunakan media sosial tanpa pengawasan, dan menentukan ihwal yang boleh dan yang tidak. Kemudian, lanjutnya, berikan kegiatan fisik yang lain yang dapat menjadi alternatif kegiatan misalnya latihan memanah, taekwondo, berenang, atau les musik.

( )

Herly mengingatkan orang tua jangan malas mendampingi dan mengawasi penggunaan internet anak. Password akun media sosial juga sebaiknya diketahui orang tua untuk bisa menjalankan peran pengawasan itu. “Karena ancaman cybercrime itu nyata dan benar. Kebijaksanaan dan kesabaran tentu diperlukan dalam praktiknya,” tandasnya.

Internet Sehat

Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Agustina Erni mengingatkan orang tua agar bijaksana tentang kapan waktu terbaik mulai mengenalkan perangkat komunikasi kepada anak dan tidak terlalu cepat memperkenalkan media sosial pada anak di usia yang masih sangat belia.

“Sebaliknya, orang tua harus lebih aktif mengasah kecerdasan intelektual dan emosional anak dengan mengajak anak bermain sambil belajar dan mengeksplorasi alam serta lingkungan sosial di sekitar anak,” ujarnya kemarin.

Dia juga mengingatkan, ketika anak mulai diperkenalkan telepon genggam pada usia yang tepat, orang tua sebaiknya memperkenalkan perangkat tersebut sesuai fungsi utamanya, yaitu alat komunikasi misalnya untuk menelepon, SMS, messager, dan video call.

Baru setelah itu diperkenalkan pada fungsi produktivitasnya misalnya untuk melihat lokasi atau peta, kalkulator, alarm, dan lain-lain. “Terakhir, baru fungsi hiburannya misalnya YouTube, aplikasi musik, dan lain-lain,” katanya.

Media sosial disebutnya dapat memberikan dampak buruk pada anak, mulai dari berita-berita yang belum diketahui kebenarannya, hingga konflik tentang isu politik dan permasalahan lain di media sosial.

“Apalagi menjelang pemilu atau pilkada tertentu, media sosial sering menjadi arena tarung orang dewasa antarkubu politik menggunakan kalimat-kalimat yang tidak layak dibaca oleh anak seperti perundungan, cacian, makian yang sering dikaitkan isu SARA,” katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More