Gatot Nurmantyo Dapat Bintang Mahaputera, Ini Harapan Refly Harun
Kamis, 05 November 2020 - 17:23 WIB
JAKARTA - Bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mendapatkan tanda jasa Bintang Mahaputera dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meskipun banyak yang mengamini tanda jasa itu untuk membungkam Gatot, toh tak sedikit pihak menyarankan Gatot tetap menerimanya, seperti dilakukan duo vokalis DPR, Fahri Hamzah dan Fadli Zon.
Guru Besar Hukum Tata Negara Refly Harun juga berpendapat sama. Hanya, dia mengingatkan bahwa Gatot sedang berada di jalur perjuangan moral untuk memperbaiki kondisi bangsa.
”It’s okay tetap diterima. Tapi satu hal yang harus digarisbawahi, dan mudah-mudahan Gatot setia pada perjuangan ini, bahwa organisasi seperti KAMI adalah sebuah kelompok yang ingin memperjuangkan nilai. Nilai apa? Ya nilai-nilai bagi kebaikan bangsa dan negara,” ujar Refly dalam video youtube berjudul Gatot Nurmantyo di Persimpangan.
(Baca: Refly Harun: Gatot Nurmantyo Memang Harus Dijinakkan)
Salah satu deklarator KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) itu mencontohkan salah satu aspek yang diperjuangkan adalah demokrasi. Refly mengungkapkan banyak keluhan dan terungkap dalam survei yeng menyimpulkan memburuknya demokrasi di Indonesia.
”Bahwa masyarakat makin takut mengeluarkan pendapat. Jadi ada situasi di mana pada pemerintahan ini mulai memunculkan benih-benih otoriterianisme. Dan ini bukan hal yang sepele,” katanya.
(Baca: Diperiksa Bareskrim Terkait Gus Nur, Ini Penjelasan Refly Harun)
Menurut Refly, kalau laku pemerintahan dibiarkan terus tanpa kritik, dia khawatir Indonesia akan kembali terjebak pada otoriterianisme Orde Baru dan Orde Lama. Padahal perjuangan untuk menegakkan demokrasi dan konstitusi saat ini penuh darah dan air mata dari syuhada Pahlawan Reformasi 98.
”Jadi Gatot harus bisa membedakan. Mendapatkan Bintang Mahaputera toh hanya selembar kertas, apa gunanya? Banyak pahlawan dan tokoh mendapatkan tanda jasa di negeri ini. Tapi kalau negara kita mau menjadi otoritarian kembali,” kata Refly.
Guru Besar Hukum Tata Negara Refly Harun juga berpendapat sama. Hanya, dia mengingatkan bahwa Gatot sedang berada di jalur perjuangan moral untuk memperbaiki kondisi bangsa.
”It’s okay tetap diterima. Tapi satu hal yang harus digarisbawahi, dan mudah-mudahan Gatot setia pada perjuangan ini, bahwa organisasi seperti KAMI adalah sebuah kelompok yang ingin memperjuangkan nilai. Nilai apa? Ya nilai-nilai bagi kebaikan bangsa dan negara,” ujar Refly dalam video youtube berjudul Gatot Nurmantyo di Persimpangan.
(Baca: Refly Harun: Gatot Nurmantyo Memang Harus Dijinakkan)
Salah satu deklarator KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) itu mencontohkan salah satu aspek yang diperjuangkan adalah demokrasi. Refly mengungkapkan banyak keluhan dan terungkap dalam survei yeng menyimpulkan memburuknya demokrasi di Indonesia.
”Bahwa masyarakat makin takut mengeluarkan pendapat. Jadi ada situasi di mana pada pemerintahan ini mulai memunculkan benih-benih otoriterianisme. Dan ini bukan hal yang sepele,” katanya.
(Baca: Diperiksa Bareskrim Terkait Gus Nur, Ini Penjelasan Refly Harun)
Menurut Refly, kalau laku pemerintahan dibiarkan terus tanpa kritik, dia khawatir Indonesia akan kembali terjebak pada otoriterianisme Orde Baru dan Orde Lama. Padahal perjuangan untuk menegakkan demokrasi dan konstitusi saat ini penuh darah dan air mata dari syuhada Pahlawan Reformasi 98.
”Jadi Gatot harus bisa membedakan. Mendapatkan Bintang Mahaputera toh hanya selembar kertas, apa gunanya? Banyak pahlawan dan tokoh mendapatkan tanda jasa di negeri ini. Tapi kalau negara kita mau menjadi otoritarian kembali,” kata Refly.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda