Lebih Cepat Lebih Baik, Capres Diusulkan Dimunculkan Jauh-jauh Hari
Jum'at, 30 Oktober 2020 - 10:23 WIB
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengusulkan seorang calon presiden ( Capres ) dimunculkan ke publik jauh-jauh hari. Sehingga, tidak ada lagi istilah membeli kucing dalam karung.
"Saya berpendapat bila perlu calon presiden itu dimunculkan sepuluh tahun sebelumnya. Atau paling tidak, begitu selesai pilpres, para kandidat, para partai sudah mengusung bakal calon mereka," ujar Emrus Sihombing kepada SINDOnews, Jumat (30/10/2020). (Baca juga: Masuk Bursa Capres 2024, Ridwan Kamil Hadapi Sejumlah Tantangan Ini)
Emrus tidak sepakat dengan pendapat sejumlah pihak yang menilai terlalu dini membicarakan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) jauh-jauh hari. "Kalau ada berpendapat mengatakan itu terlalu dini, itu salah besar. Kenapa? Karena lebih awal disounding, diperkenalkan, orang bisa mengikuti rekam jejaknya, bisa mengikuti perilakunya, bisa melihat kinerjanya, bisa melihat pemikirannya," tuturnya.
Maka itu, Emrus menilai lebih cepat seorang Capres itu dimunculkan ke ruang publik maka akan lebih baik. "Salah pandangan masyarakat ketika mengatakan wah masih jauh, haus kekuasaan, tidak. Karena justru banyak orang tahu lebih kenal dan bahkan masyarakat bisa memberikan masukan kepada calon kandidat," pungkas Direktur Eksekutif Lembaga Emrus Corner ini. (Baca juga: Bursa Capres 2024: Nama Kuat yang Muncul dalam Survei Bisa Meredup jika Tak Punya Panggung)
Sekadar diketahui, Pilpres 2024 masih sekitar empat tahun lagi. Namun, sejumlah lembaga survei belakangan ini sudah memunculkan sejumlah tokoh yang dianggap potensi meramaikan Pilpres 2024. Seperti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua DPR Puan Maharani, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Saya berpendapat bila perlu calon presiden itu dimunculkan sepuluh tahun sebelumnya. Atau paling tidak, begitu selesai pilpres, para kandidat, para partai sudah mengusung bakal calon mereka," ujar Emrus Sihombing kepada SINDOnews, Jumat (30/10/2020). (Baca juga: Masuk Bursa Capres 2024, Ridwan Kamil Hadapi Sejumlah Tantangan Ini)
Emrus tidak sepakat dengan pendapat sejumlah pihak yang menilai terlalu dini membicarakan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) jauh-jauh hari. "Kalau ada berpendapat mengatakan itu terlalu dini, itu salah besar. Kenapa? Karena lebih awal disounding, diperkenalkan, orang bisa mengikuti rekam jejaknya, bisa mengikuti perilakunya, bisa melihat kinerjanya, bisa melihat pemikirannya," tuturnya.
Maka itu, Emrus menilai lebih cepat seorang Capres itu dimunculkan ke ruang publik maka akan lebih baik. "Salah pandangan masyarakat ketika mengatakan wah masih jauh, haus kekuasaan, tidak. Karena justru banyak orang tahu lebih kenal dan bahkan masyarakat bisa memberikan masukan kepada calon kandidat," pungkas Direktur Eksekutif Lembaga Emrus Corner ini. (Baca juga: Bursa Capres 2024: Nama Kuat yang Muncul dalam Survei Bisa Meredup jika Tak Punya Panggung)
Sekadar diketahui, Pilpres 2024 masih sekitar empat tahun lagi. Namun, sejumlah lembaga survei belakangan ini sudah memunculkan sejumlah tokoh yang dianggap potensi meramaikan Pilpres 2024. Seperti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua DPR Puan Maharani, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
(kri)
tulis komentar anda