Indonesia Butuh 540 Juta Vaksin Covid-19

Rabu, 21 Oktober 2020 - 07:02 WIB
Dia mengatakan, BPOM telah mempersiapkan persetujuan penggunaan dalam keadaan darurat atau emergency use of authorization. BPOM juga memantau langsung lokasi uji klinis Bio Farma yang ditempatkan di Universitas Padjadjaran di Kota Bandung. Mereka bahkan melakukan pemantauan langsung fasilitas-fasilitas pengembangan vaksin yang dimiliki negara-negara lain. (Baca juga: Liburan Aman dan Nyaman di Masa Pandemi)

Tak hanya itu, Reisa menambahkan, PT Bio Farma yang merupakan produsen vaksin terpilih menjadi satu di antara produsen untuk Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI). Hal itu menyatakan bahwa BUMN tersebut siap memproduksi obat Covid-19 yang teruji di tingkat dunia.

Karena itu, tak heran vaksin-vaksin produksi Bio Farma selama ini telah digunakan di lebih dari 100 negara, terutama negara muslim. “PT Bio Farma juga menjadi center of excellence untuk vaksin dan bioteknologi di negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI),” ungkapnya.

Dalam memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, Reisa menyebut ada tiga cara yang dilakukan pemerintah. Pertama, mengembangkan Vaksin Merah Putih dan kerja sama PT Bio Farma dengan Sinovac asal China. Kedua, Indonesia telah mendapat komitmen dari empat kandidat vaksin, yaitu Astrazeneka, Simovac, Cansino, dan Sinopharm dalam pembelian vaksin luar negeri. “Setelah vaksin-vaksin itu disetujui WHO, maka vaksin itu akan diproduksi dan tiba di Indonesia secara bertahap,” jelasnya.

Ketiga, pemerintah menggandeng lembaga internasional, yaitu CEPI dan Gavi Alliance, untuk mendapat akses vaksin dalam kerangka kerja sama multilateral dan skema ini melibatkan WHO dan UNICEF mulai dari pengembangan, distribusi, dan pelaksanaan vaksinasi nanti. (Baca juga: Refly Harun Mengaku Menunggu Habib Rizieq Pulang)

Vaksinasi merupakan upaya pemberian kekebalan tubuh untuk melawan virus yang sudah dikenali. Yang manjur untuk mengendalikan wabah, bahkan memberantas dan menghilangkan wabah dan penyakit di dunia. Seperti cacar dan polio. Vaksin adalah pelengkap dan datang secara bertahap, serta digunakan sesuai skala prioritas. Namun, kita tidak boleh lengah dan menurunkan disiplin 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,” pesan Reisa.

Sementara itu, perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia semakin menunjukkan hasil yang baik. Data per 18 Oktober 2020 saja menunjukkan hasil tracing yang dilakukan pemerintah menyatakan dari 2,5 juta orang yang diperiksa, 86% di antaranya negatif Covid-19.

Reisa mengatakan, hasil tersebut merupakan bentuk dari upaya tracing atau pelacakan kasus yang dilakukan pemerintah. Itu berkat ratusan tenaga kesehatan, relawan, termasuk kerja sama dari masyarakat. (Baca juga: Rusia Siap Bekukan Semua Hulu Ledak Nuklirnya)

Upaya gotong-royong itu, kata dia, berhasil menemukan 1.347 kelompok penyebaran atau kluster. Secara total kini sudah ada lebih dari 4 juta spesimen yang diperiksa di 377 laboratorium di Indonesia. “Sekali lagi kita sampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para petugas yang terkait, kerja keras mereka luar biasa,” ucap Reisa.

Meski demikian, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, yaitu angka positivity rate sebesar 14%. Persentase itu menyatakan ada sekitar 3.000-4.000 kasus baru per harinya dan masih harus ditekan lagi.

Saat ini pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan atau kasus aktif sebanyak 63.380 kasus yang dirawat pada 840 rumah sakit rujukan, isolasi mandiri, atau tempat karantina yang disediakan pemerintah di berbagai daerah. “Mari kita saling membantu dan tidak menambahkan angka konfirmasi positif. Hindari kegiatan yang membahayakan diri kita dan sekitar kita,” tambahnya. (Lihat videonya: Dua Polisi yang Kawal Jogging Kena Sanksi Administratif)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More