Gatot Dukung Buruh Mogok Kerja Dinilai untuk Genjot Popularitas
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 16:05 WIB
JAKARTA - Pernyataan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo yang mendukung para buruh mengambil langkah mogok kerja nasional dalam menuntut pembatalan Omnibus Law RUU Cipta Kerja, disayangkan sejumlah pihak.
(Baca juga: Din Syamsuddin ke Moeldoko: KAMI Bukan Orang-orang Pengecut)
Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies (IPS), Alfarisi Thalib menyesalkan langkah mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang mendukung buruh melakukan aksi mogok kerja pada 6-8 Oktober 2020 mendatang.
(Baca juga: Moeldoko Sebut Seseorang Bisa Berbeda kalau Sudah Bicara Politik)
Aksi mogok kerja ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap omnibus law RUU Cipta Kerja. Alfarisi menilai, apa yang dilakukan deklarator KAMI itu untuk mencari perhatian publik dan mencari panggung.
Pasalnya, Gatot telah kehilangan panggung untuk sekian waktu setelah tidak lagi menjadi Panglima TNI. Gatot diketahui bersama sejumlah tokoh-tokoh oposisi yang terdiri dari ulama, kelompok Islam politis, dan buruh untuk mendeklarasikan KAMI.
"Mereka semua hanya dimanfaatkan Gatot untuk menaikkan popularitas dirinya demi tujuan pragmatis yaitu persiapan Pilpres 2024, dengan terus menerus memberi protes kepada pemerintah dan mempropagandakan isu-isu yang sesungguhnya tidak relevan lagi," kata Alfarisi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (2/10/2020).
Alfarisi melihat, ada sejumlah isu yang dimainkan seperti isu-isu Omnibus Law RUU Cipta Kerja dan isu-isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
(Baca juga: Din Syamsuddin ke Moeldoko: KAMI Bukan Orang-orang Pengecut)
Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies (IPS), Alfarisi Thalib menyesalkan langkah mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang mendukung buruh melakukan aksi mogok kerja pada 6-8 Oktober 2020 mendatang.
(Baca juga: Moeldoko Sebut Seseorang Bisa Berbeda kalau Sudah Bicara Politik)
Aksi mogok kerja ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap omnibus law RUU Cipta Kerja. Alfarisi menilai, apa yang dilakukan deklarator KAMI itu untuk mencari perhatian publik dan mencari panggung.
Pasalnya, Gatot telah kehilangan panggung untuk sekian waktu setelah tidak lagi menjadi Panglima TNI. Gatot diketahui bersama sejumlah tokoh-tokoh oposisi yang terdiri dari ulama, kelompok Islam politis, dan buruh untuk mendeklarasikan KAMI.
"Mereka semua hanya dimanfaatkan Gatot untuk menaikkan popularitas dirinya demi tujuan pragmatis yaitu persiapan Pilpres 2024, dengan terus menerus memberi protes kepada pemerintah dan mempropagandakan isu-isu yang sesungguhnya tidak relevan lagi," kata Alfarisi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (2/10/2020).
Alfarisi melihat, ada sejumlah isu yang dimainkan seperti isu-isu Omnibus Law RUU Cipta Kerja dan isu-isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Lihat Juga :
tulis komentar anda