Pentingnya Peran Pemimpin Menyiapkan SDM Beradaptasi dengan Situasi VUCA

Rabu, 23 September 2020 - 06:05 WIB
Kedua, pemimpin yang mampu membangun dan mengembangkan pemahaman dan pengertian kolektif. Dalam situasi VUCA, kecenderungan setiap individu untuk bergerak mengikuti naluri dan kepentingan individual sangatlah besar. Oleh karena itu, diperlukan seorang pemimpin yang mampu menjahit dan menghubungkan masing-masing kepentingan individual ke dalam kepentingan kolektif, dan setiap orang masih dapat merasakan bahwa kepentingan individual mereka terwakili atau terlibatkan di dalam kepentingan kolektif tersebut.

Prasyarat ketiga adalah pemimpin yang memiliki kejernihan dan kejelasan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Seorang pemimpin organisasi –baik bisnis maupun korporasi—adalah manusia yang setiap gerak-geriknya akan menjadi acuan atau rujukan bagi orang-orang di bawahnya. Kejernihan dan kejelasan sangatlah signifikan untuk membuat pergerakan organisasi menjadi efektif dan efisien.

Prasyarat terakhir adalah pemimpin yang adaptif sekaligus liat atau ulet. Untuk menjadi adaptif, dibutuhkan fleksibilitas. Untuk menjadi liat atau ulet, diperlukan latihan atau simulasi yang berulang-ulang, sehingga ia menjadi mumpuni. Dalam konteks membangun SDM yang mampu beradaptasi dengan situasi VUCA, setiap harus memiliki imajinasi dan sekaligus asosiasi bahwa medan yang mereka hadapi adalah medan peperangan yang sangat berbahaya, sehingga ia harus memiliki senjata yang memadai untuk memenangkan pertarungan, dan memiliki keterampilan yang mencukupi untuk dapat menggunakan senjata yang mereka punya dalam menghadapi medan peperangan tadi.

Apabila kita mempelajari sejarah perang di masa silam –Perang Dunia I, dan terutama Perang Dunia II--, keberhasilan seorang komandan perang dalam merebut hegemoni lewat penguasaan wilayah sangat ditentukan oleh keempat faktor yang harus melekat dalam diri seorang pemimpin. Jenderal McArthur, Jenderal Eisenhower, atau bahkan Napoleon Bonaparte sekalipun, memiliki reputasi yang gemilang dan ditulis sejarah dalam berbagai buku sejarah perang karena memiliki syarat-syarat tersebut.

Jika kita mengambil pelajaran dari medan peperangan di masa silam ketika hari ini seluruh dunia sedang menghadapi tantangan pandemi Covid-19 yang menyerbu secara serempak, tiba-tiba, mengakibatkan ketidakpastian, dan sarat dengan ambiguitas, maka fungsi seorang pemimpin sangatlah sentral dan menentukan atas berhasil tidaknya suatu organisasi, korporasi, ataupun negara, memenangkan “peperangan” yang wujud dan sifatnya sangat berbeda sebagaimana bila kita membayangkan perang-perang fisik yang melibatkan mesiu, meriam, dan artileri.

Perang hari ini, dalam realitas pandemi, adalah perang nirfisik. Perang menghadapi musuh yang tidak kelihatan. Tidak ada bau mesiu, tidak ada bau darah segar, tetapi ketika musuh itu menyerang, tiba-tiba titik-titik yang menjadi pusat serangan telah lumpuh dan satu per satu menjadi korban. Dan tanpa kepemimpinan, seluruh pasukan akan kocar-kacir dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ras)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More