Urgensi, Konsepsi dan Implementasi Benteng Pertahanan IKN
Senin, 12 Agustus 2024 - 05:08 WIB
TNI juga berencana menggelar coastal defence atau sistem pertahanan pantai untuk mengamankan IKN. Rencana akuisisi alutsista ini rencananya dimasukkan dalam daftar belanja prioritas alutsista dalam rencana strategis (Renstra) 2024-2029. Dengan keberadaan rudal pertahanan pantai, TNI memiliki kapasitas menghalau serangan dari laut sebelum masuk ke wilayah daratan.
baca juga: Pesan Harmoni Industri Hulu Migas dari Taman Buah Puspantara IKN
Untuk alutsista pertahanan pantai ini, Indonesia telah resmi mengakuisisi rudal Atmaca. Selain ditenteng kapal perang, rudal ini bisa dicangkokkan pada platfom darat (land based varian) seperti sudah diuji coba Turki, hingga bisa dimanfaatkan untuk rudal pertahanan pantai. Seperti halnya akuisisi alutsista atau rudal Turki lainnya, pembelian Atmaca juga diikuti dengan skema ToT. Selain Atmaca, muncul wacana TNI AL juga akan membeli rudal anti-kapal YJ-12E buatan China untuk pertahanan pantai.
Dari berbagai perencananaan maupun pembangunan infratruktur maupun akuisisi alutsista yang diorientasikan membentengi IKN, sudah tampak serpihan puzzle menuju arsitektur konsep smart defense maupun A2/AD. Implementasi smart defense misalnya diperlihatkan dengan akuisisi radar GCI GM-403 dan Retia, serta rancangan sistem hanud IAADS Cakra yang dioperasikan TNI AU.
Kehadiran konsep smart defense sudah barang tentu selaras dan saling melegkapi dengan implementasi konsep A2/AD yang merujuk pada kemampuan strategis dan taktis TNI dalam menangkal atau melumpuhkan ancaman. Kapabilitas A2/AD membutuhkan berbagai jenis alutsista, termasuk rudal jarak jauh seperti ITBM-600, rudal hanud Hisar O, rudal anti-kapal Atmaca dan lainnya.
Implementasi smart defense maupun A2/AD -dan di dalamnya termasuk berbagai infrastruktur yang tengah dibangun untuk mendukung operasi tiga matra TNI maupun aneka alutsista yang sudah dimiliki TNI- mengindikasikan rancangan pertahanan berlapis dan terintegrasi yang bakal membentengi pertahanan IKN.
Realitas tersebut bukan sekadar menunjukkan keseriusan Kemenhan dan TNI membangun benteng pertahanan yang mampu menangkal atau menetralisir ancaman terhadap IKN -baik yang datang dari darat, laut maupun udara, tapi juga menunjukkan kesadaran akan dinamika tantangan ke depan di kawasan dan urgensi mengadopsi teknologi yang terus berkembang. (*)
baca juga: Pesan Harmoni Industri Hulu Migas dari Taman Buah Puspantara IKN
Untuk alutsista pertahanan pantai ini, Indonesia telah resmi mengakuisisi rudal Atmaca. Selain ditenteng kapal perang, rudal ini bisa dicangkokkan pada platfom darat (land based varian) seperti sudah diuji coba Turki, hingga bisa dimanfaatkan untuk rudal pertahanan pantai. Seperti halnya akuisisi alutsista atau rudal Turki lainnya, pembelian Atmaca juga diikuti dengan skema ToT. Selain Atmaca, muncul wacana TNI AL juga akan membeli rudal anti-kapal YJ-12E buatan China untuk pertahanan pantai.
Dari berbagai perencananaan maupun pembangunan infratruktur maupun akuisisi alutsista yang diorientasikan membentengi IKN, sudah tampak serpihan puzzle menuju arsitektur konsep smart defense maupun A2/AD. Implementasi smart defense misalnya diperlihatkan dengan akuisisi radar GCI GM-403 dan Retia, serta rancangan sistem hanud IAADS Cakra yang dioperasikan TNI AU.
Kehadiran konsep smart defense sudah barang tentu selaras dan saling melegkapi dengan implementasi konsep A2/AD yang merujuk pada kemampuan strategis dan taktis TNI dalam menangkal atau melumpuhkan ancaman. Kapabilitas A2/AD membutuhkan berbagai jenis alutsista, termasuk rudal jarak jauh seperti ITBM-600, rudal hanud Hisar O, rudal anti-kapal Atmaca dan lainnya.
Implementasi smart defense maupun A2/AD -dan di dalamnya termasuk berbagai infrastruktur yang tengah dibangun untuk mendukung operasi tiga matra TNI maupun aneka alutsista yang sudah dimiliki TNI- mengindikasikan rancangan pertahanan berlapis dan terintegrasi yang bakal membentengi pertahanan IKN.
Realitas tersebut bukan sekadar menunjukkan keseriusan Kemenhan dan TNI membangun benteng pertahanan yang mampu menangkal atau menetralisir ancaman terhadap IKN -baik yang datang dari darat, laut maupun udara, tapi juga menunjukkan kesadaran akan dinamika tantangan ke depan di kawasan dan urgensi mengadopsi teknologi yang terus berkembang. (*)
(hdr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda