Lebaran Vibe, Konsumsi, Digitalisasi
Senin, 08 April 2024 - 09:03 WIB
Indikator tersebut terlihat dari hasil survei Bank Indonesia (BI) yang dirilis pada Maret 2024 yang menunjukkan bahwa ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan terpantau meningkat. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Februari 2024 berada dalam zona optimistis sebesar 135,3 lebih tinggi dibandingkan dengan 134,5 pada Januari 2024.
Selain itu, di sisi ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan, juga mengalami peningkatan pada seluruh tingkat pengeluaran. Terutama pada responden dengan pengeluaran Rp1 juta - Rp2 juta. Peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok usia 31-40 tahun.
Berdasarkan sejumlah indikator tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh di atas level 5% sejalan dengan konsumsi yang tetap kuat.
Tradisi ini tidak hanya memiliki nilai sosial dan budaya yang kuat, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Lebaran menjadi salah satu momentum penting dalam meningkatkan perekonomian nasional. Masifnya pergerakan pemudik yang disertai dengan aktivitas konsumsi yang besar membuat roda perekonomian terus melaju.
Hal ini terjadi lantaran besaran pengeluaran untuk konsumsi cenderung lebih tinggi dari hari-hari biasanya. Masifnya pergerakan manusia tersebut berpotensi besar meningkatkan jumlah perputaran uang dalam tempo singkat. Kebijakan pemerintah untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) 100% juga berasal dari argument yang sama, demikian juga untuk pekerja swasta THR yang diperoleh diharapkan berdampak positif untuk perekonomian.
Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT), jumlah pergerakan masyarakat saat musim mudik lebaran 2024 diprediksi mencapai 193,6 juta orang atau mencapai 71,7% dari total jumlah penduduk Indonesia. Angka tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang. Semua tentu berharap lonjakan jumlah pelaku perjalanan tersebut, mampu mengakselerasi beragam kegiatan ekonomi yang berdampak langsung bagi perekonomian daerah dan nasional.
Nilai transaksi belanja beraneka produk yang dijual di daerah-daerah melonjak, sajian-sajian kuliner laris diserbu banyak pembeli dari luar daerah. Selain itu, angka kunjungan wisata lokal pun turut meningkat seiring maraknya jumlah pemudik yang hadir di wilayah setempat. Tak luput konsumsi di sektor transportasi turut terakselerasi. Masifnya penggunaan kendaraan pribadi dan transportasi umum membuat belanja sektor tersebut memiliki andil besar dalam berkontribusi mendorong kemajuan ekonomi masa lebaran.
Adapun perputaran uang selama bulan Ramadan dan Idulfitri 1445 H diprediksi sangat signifikan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I-2024. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan bahwa potensi perputaran uang selama Ramadan dan libur Lebaran 2024 mencapai Rp157,3 triliun.
Selain itu, di sisi ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan, juga mengalami peningkatan pada seluruh tingkat pengeluaran. Terutama pada responden dengan pengeluaran Rp1 juta - Rp2 juta. Peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok usia 31-40 tahun.
Berdasarkan sejumlah indikator tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh di atas level 5% sejalan dengan konsumsi yang tetap kuat.
Pertumbuhan Ekonomi dalam Budaya Lebaran Indonesia
Setiap tahun, Ramadan di Indonesia selalu diikuti dengan penuh keceriaan dan kebersamaan, diakhiri dengan perayaan besar Lebaran . Selain aspek keagamaannya, Lebaran juga diwarnai oleh tradisi budaya yang khas, salah satunya adalah tradisi "baju baru" dan "anjangsana".Tradisi ini tidak hanya memiliki nilai sosial dan budaya yang kuat, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Lebaran menjadi salah satu momentum penting dalam meningkatkan perekonomian nasional. Masifnya pergerakan pemudik yang disertai dengan aktivitas konsumsi yang besar membuat roda perekonomian terus melaju.
Hal ini terjadi lantaran besaran pengeluaran untuk konsumsi cenderung lebih tinggi dari hari-hari biasanya. Masifnya pergerakan manusia tersebut berpotensi besar meningkatkan jumlah perputaran uang dalam tempo singkat. Kebijakan pemerintah untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) 100% juga berasal dari argument yang sama, demikian juga untuk pekerja swasta THR yang diperoleh diharapkan berdampak positif untuk perekonomian.
Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT), jumlah pergerakan masyarakat saat musim mudik lebaran 2024 diprediksi mencapai 193,6 juta orang atau mencapai 71,7% dari total jumlah penduduk Indonesia. Angka tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang. Semua tentu berharap lonjakan jumlah pelaku perjalanan tersebut, mampu mengakselerasi beragam kegiatan ekonomi yang berdampak langsung bagi perekonomian daerah dan nasional.
Nilai transaksi belanja beraneka produk yang dijual di daerah-daerah melonjak, sajian-sajian kuliner laris diserbu banyak pembeli dari luar daerah. Selain itu, angka kunjungan wisata lokal pun turut meningkat seiring maraknya jumlah pemudik yang hadir di wilayah setempat. Tak luput konsumsi di sektor transportasi turut terakselerasi. Masifnya penggunaan kendaraan pribadi dan transportasi umum membuat belanja sektor tersebut memiliki andil besar dalam berkontribusi mendorong kemajuan ekonomi masa lebaran.
Adapun perputaran uang selama bulan Ramadan dan Idulfitri 1445 H diprediksi sangat signifikan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I-2024. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan bahwa potensi perputaran uang selama Ramadan dan libur Lebaran 2024 mencapai Rp157,3 triliun.
Mendorong Kemudahan Konsumsi Melalui Inovasi Digital
Pada era digital seperti saat ini, kemudahan dalam konsumsi melalui inovasi digital menjadi kunci penting dalam mendorong belanja di masa Idulfitri. Hal tersebut lantaran persiapan konsumsi yang intens telah menjadi bagian dari budaya lebaran di Indonesia. Bagi konsumen, salah satu inovasi yang memainkan peran penting dalam mendorong konsumsi adalah kemajuan teknologi online. Sistem belanja online telah memberikan aksesibilitas yang lebih besar bagi masyarakat untuk berbelanja tanpa harus meninggalkan rumah.
tulis komentar anda