Lebaran Vibe, Konsumsi, Digitalisasi

Senin, 08 April 2024 - 09:03 WIB
loading...
Lebaran Vibe, Konsumsi, Digitalisasi
Candra Fajri Ananda, Staf Khusus Menteri Keuangan RI. Foto: Dok SINDOnews
A A A
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan RI

TAHUN 2023 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Meski demikian, di tengah badai ekonomi global dan inflasi yang tinggi, Indonesia masih menunjukkan ketangguhan. Kapal ekonomi Indonesia pun masih terus melaju, meski diterpa gelombang ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa di tahun 2023, Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,05% (yoy), lebih tinggi dari angka consensus forecast sebesar 5,03%. Artinya, di tengah melambatnya perekonomian global dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan, ekonomi Indonesia tahun 2023 masih mampu untuk tetap tumbuh solid.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh 5 (lima) komponen yaitu konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pengeluaran investasi, ekspor, dan impor. Dari kelima komponen tersebut, komponen yang relatif dapat didorong oleh Pemerintah dalam jangka pendek adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Sementara untuk investasi, membutuhkan waktu relatif panjang.

Demikian pula untuk ekspor, membutuhkan upaya yang lebih karena dunia usaha nasional belum pulih dan kondisi ekonomi global yang masih lesu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga sejumlah komoditas unggulan perdagangan Indonesia pada Desember 2023 turun dibandingkan dengan Januari 2022. Minyak kelapa sawit yang pada Januari 2022 seharga 1.344 dollar AS per metrik ton turun menjadi 813,5 dollar AS per metrik ton pada Desember 2023.

Harga nikel dan batubara juga merosot. Beruntung, mendung perdagangan global ini masih bisa dihalau produksi dan konsumsi di dalam negeri. Pada 2023, penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah peningkatan konsumsi rumah tangga.

Di tengah tantangan ekonomi global dan inflasi yang tinggi, peningkatan konsumsi rumah tangga berhasil menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih terjaga. Konsumsi rumah tangga, yang memiliki kontribusi lebih dari 50% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia, berhasil tumbuh 4,82% di 2023.

Kenaikan upah minimum dan bantuan sosial pemerintah menjadi faktor pendorong utama peningkatan konsumsi rumah tangga Indonesia. Kini, memasuki 2024, sejumlah kalangan pun menilai bahwa Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh di atas level 5% seiring dengan masih tetap kuatnya konsumsi masyarakat, terutama pada kuartal pertama 2024 dengan adanya momentum Ramadan dan Idulfitri.

Indikator tersebut terlihat dari hasil survei Bank Indonesia (BI) yang dirilis pada Maret 2024 yang menunjukkan bahwa ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan terpantau meningkat. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Februari 2024 berada dalam zona optimistis sebesar 135,3 lebih tinggi dibandingkan dengan 134,5 pada Januari 2024.

Selain itu, di sisi ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan, juga mengalami peningkatan pada seluruh tingkat pengeluaran. Terutama pada responden dengan pengeluaran Rp1 juta - Rp2 juta. Peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok usia 31-40 tahun.

Berdasarkan sejumlah indikator tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh di atas level 5% sejalan dengan konsumsi yang tetap kuat.

Pertumbuhan Ekonomi dalam Budaya Lebaran Indonesia

Setiap tahun, Ramadan di Indonesia selalu diikuti dengan penuh keceriaan dan kebersamaan, diakhiri dengan perayaan besar Lebaran . Selain aspek keagamaannya, Lebaran juga diwarnai oleh tradisi budaya yang khas, salah satunya adalah tradisi "baju baru" dan "anjangsana".

Tradisi ini tidak hanya memiliki nilai sosial dan budaya yang kuat, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Lebaran menjadi salah satu momentum penting dalam meningkatkan perekonomian nasional. Masifnya pergerakan pemudik yang disertai dengan aktivitas konsumsi yang besar membuat roda perekonomian terus melaju.

Hal ini terjadi lantaran besaran pengeluaran untuk konsumsi cenderung lebih tinggi dari hari-hari biasanya. Masifnya pergerakan manusia tersebut berpotensi besar meningkatkan jumlah perputaran uang dalam tempo singkat. Kebijakan pemerintah untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) 100% juga berasal dari argument yang sama, demikian juga untuk pekerja swasta THR yang diperoleh diharapkan berdampak positif untuk perekonomian.

Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT), jumlah pergerakan masyarakat saat musim mudik lebaran 2024 diprediksi mencapai 193,6 juta orang atau mencapai 71,7% dari total jumlah penduduk Indonesia. Angka tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang. Semua tentu berharap lonjakan jumlah pelaku perjalanan tersebut, mampu mengakselerasi beragam kegiatan ekonomi yang berdampak langsung bagi perekonomian daerah dan nasional.

Nilai transaksi belanja beraneka produk yang dijual di daerah-daerah melonjak, sajian-sajian kuliner laris diserbu banyak pembeli dari luar daerah. Selain itu, angka kunjungan wisata lokal pun turut meningkat seiring maraknya jumlah pemudik yang hadir di wilayah setempat. Tak luput konsumsi di sektor transportasi turut terakselerasi. Masifnya penggunaan kendaraan pribadi dan transportasi umum membuat belanja sektor tersebut memiliki andil besar dalam berkontribusi mendorong kemajuan ekonomi masa lebaran.

Adapun perputaran uang selama bulan Ramadan dan Idulfitri 1445 H diprediksi sangat signifikan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I-2024. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan bahwa potensi perputaran uang selama Ramadan dan libur Lebaran 2024 mencapai Rp157,3 triliun.

Mendorong Kemudahan Konsumsi Melalui Inovasi Digital

Pada era digital seperti saat ini, kemudahan dalam konsumsi melalui inovasi digital menjadi kunci penting dalam mendorong belanja di masa Idulfitri. Hal tersebut lantaran persiapan konsumsi yang intens telah menjadi bagian dari budaya lebaran di Indonesia. Bagi konsumen, salah satu inovasi yang memainkan peran penting dalam mendorong konsumsi adalah kemajuan teknologi online. Sistem belanja online telah memberikan aksesibilitas yang lebih besar bagi masyarakat untuk berbelanja tanpa harus meninggalkan rumah.

Teknologi belanja online membawa masyarakat dapat menjelajahi berbagai produk dan melakukan pembelian dengan mudah melalui aplikasi e-commerce. Tak hanya itu, kemajuan dalam pembayaran online dan digital pun telah mengubah cara masyarakat berbelanja. Metode pembayaran elektronik seperti e-wallet, kartu kredit, dan transfer bank secara online telah memberikan alternatif yang lebih praktis dan aman dibandingkan dengan pembayaran tunai. Permasalahannya, tren peningkatan aktivitas ekonomi digital belum sepenuhnya diikuti pemerataan akses infrastruktur internet agar penduduk di luar kota-kota besar bisa mendapatkan akses yang sama.

Selain itu masalah keamanan, OJK menyampaikan jika inklusi keuangan sudah semakin membaik (85%) sementara literasi keuangan masih sekitar 49%. Hal itu bisa dilihat jumlah pengaduan kepada OJK sekitar 1.900 pengaduan setiap bulannya. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan sebanyak 40% atau sekitar 77 miliar dolar AS (Rp1.146 triliun) dari total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia.

Pada 2025, nilai tersebut diprediksi akan meningkat dua kali lipat menjadi 130 miliar dolar AS (Rp1.934 triliun) dan terus akan meningkat hingga mencapai sekitar 360 miliar dolar AS (Rp5.357 triliun) di 2030.

Oleh sebab itu, pemerintah dan pelaku usaha perlu terus mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur serta kebijakan yang mendukung kemudahan dalam berbelanja online dan digital, sekaligus menjamin rasa aman (terlindungi) bagi para pelaku dan industri keuangan itu sendiri, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, inklusi, menuju Indonesia 2045 lebih optimis. Semoga.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1177 seconds (0.1#10.140)