Menjaga Geliat Konsumsi Masyarakat
Senin, 27 November 2023 - 15:32 WIB
Daya Beli Masyarakat Pilar Konsumsi Kuat
Kini, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global namun ekonomi Indonesia melambat di kuartal ketiga atau periode Juli-September 2023, baik secara tahunan atau kuartalan.
Pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia hanya 4,94% secara tahunan pada kuartal ketiga 2023 jika dibandingkan dengan kuartal ketiga 2022. Bahkan, pertumbuhan ekonomi secara tahunan paling lambat sejak kuartal keempat 2021.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut tak lain akibat pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya serta terjadinya penurunan dalam belanja pemerintah. BPS mencatat bahwa pada kuartal ketiga 2023 tersebut, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 3,8% dibanding tahun sebelumnya.
Berkaca pada kondisi ekonomi saat ini, daya beli masyarakat dan tingkat inflasi yang rendah memegang peran sentral dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif untuk pertumbuhan yang berkelanjutan bagi Indonesia di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Menjaga daya beli masyarakat dan mendorong inflasi yang rendah memiliki dampak positif pada konsumsi, investasi, dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Daya beli masyarakat menciptakan dasar bagi konsumsi, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi. Tatkala masyarakat memiliki daya beli yang stabil atau meningkat, maka masyarakat cenderung lebih termotivasi untuk melakukan pembelian barang dan jasa.
Hal tersebut selanjutnya akan memberikan dorongan positif pula pada sektor swasta untuk berproduksi. Terkait hal ini, konsumsi pemerintah melalui belanja pemerintah dapat menjadi salah satu instrumen kebijakan yang efektif untuk menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan tingkat inflasi.
Saat ini, konsumsi pemerintah melalui penyaluran belanja barang, belanja pegawai, dan belanja modal perlu didorong lebih cepat untuk bisa memberi dampak langsung dalam menjaga daya beli masyarakat serta memicu multiplier effect terhadap perekonomian. Belanja pemerintah diharapkan dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil, mendukung daya beli masyarakat, dan pada saat yang sama juga dapat memitigasi risiko inflasi.
Sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat, pemerintah dapat mengalokasikan dana pada program-program kesejahteraan sosial, termasuk bantuan sosial langsung, subsidi kebutuhan pokok, dan program kesehatan yang terjangkau untuk memberikan dukungan langsung kepada kelompok masyarakat yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi.
Bantuan tunai langsung dan subsidi makanan, misalnya, dapat membantu menjaga daya beli kelompok ekonomi menengah ke bawah, menciptakan efek positif pada konsumsi. Selain itu, salah satu strategi lain yang juga dapat diadopsi adalah konsumsi pemerintah melalui belanja modal yang dapat meningkatkan kapasitas produksi ekonomi tanpa secara drastis meningkatkan permintaan agregat.
Kini, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global namun ekonomi Indonesia melambat di kuartal ketiga atau periode Juli-September 2023, baik secara tahunan atau kuartalan.
Pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia hanya 4,94% secara tahunan pada kuartal ketiga 2023 jika dibandingkan dengan kuartal ketiga 2022. Bahkan, pertumbuhan ekonomi secara tahunan paling lambat sejak kuartal keempat 2021.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut tak lain akibat pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya serta terjadinya penurunan dalam belanja pemerintah. BPS mencatat bahwa pada kuartal ketiga 2023 tersebut, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 3,8% dibanding tahun sebelumnya.
Berkaca pada kondisi ekonomi saat ini, daya beli masyarakat dan tingkat inflasi yang rendah memegang peran sentral dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif untuk pertumbuhan yang berkelanjutan bagi Indonesia di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Menjaga daya beli masyarakat dan mendorong inflasi yang rendah memiliki dampak positif pada konsumsi, investasi, dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Daya beli masyarakat menciptakan dasar bagi konsumsi, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi. Tatkala masyarakat memiliki daya beli yang stabil atau meningkat, maka masyarakat cenderung lebih termotivasi untuk melakukan pembelian barang dan jasa.
Hal tersebut selanjutnya akan memberikan dorongan positif pula pada sektor swasta untuk berproduksi. Terkait hal ini, konsumsi pemerintah melalui belanja pemerintah dapat menjadi salah satu instrumen kebijakan yang efektif untuk menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan tingkat inflasi.
Saat ini, konsumsi pemerintah melalui penyaluran belanja barang, belanja pegawai, dan belanja modal perlu didorong lebih cepat untuk bisa memberi dampak langsung dalam menjaga daya beli masyarakat serta memicu multiplier effect terhadap perekonomian. Belanja pemerintah diharapkan dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil, mendukung daya beli masyarakat, dan pada saat yang sama juga dapat memitigasi risiko inflasi.
Sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat, pemerintah dapat mengalokasikan dana pada program-program kesejahteraan sosial, termasuk bantuan sosial langsung, subsidi kebutuhan pokok, dan program kesehatan yang terjangkau untuk memberikan dukungan langsung kepada kelompok masyarakat yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi.
Bantuan tunai langsung dan subsidi makanan, misalnya, dapat membantu menjaga daya beli kelompok ekonomi menengah ke bawah, menciptakan efek positif pada konsumsi. Selain itu, salah satu strategi lain yang juga dapat diadopsi adalah konsumsi pemerintah melalui belanja modal yang dapat meningkatkan kapasitas produksi ekonomi tanpa secara drastis meningkatkan permintaan agregat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda