ASEAN Benteng Stabilitas Indo-Pasifik
Senin, 11 September 2023 - 07:38 WIB
baca juga: Wapres Ajak ASEAN Perkuat Ketahanan Pangan
Dalam perjalanan sejarahnya, ASEAN memiliki track record positif menyelesaikan konflik di masing-masing negara atau antar-negara anggota. Bahkan ASEAN menjadi bagian dari resolusi konflik. Fakta ini bisa diverifikasi pada perang saudara di Kamboja yang didalamnya melibatkan kekuatan Vietnam Utara dan China, serta AS. Selain PBB, ASEAN -terutama yang diwakili Menlu Ali Alatas- terlibat aktif perjanjian damai yang berlangsung pada sekitar tahun 1980.
Begitu juga pada konflik Filipina dengan Moro Nationalism Liberation Front (MNLF) Moro, ASEAN dengan dimotori Indonesia menjadi bagian penting resolusi konflik, hingga perdamaian Filipina terwujud dan berlangsung hingga saat ini.
Kohesivitas yang terbangun kuat di antara anggota ASEAN dan komitmen untuk menjaga cita-cita berdirinya ASEAN modal kuat untuk menghadapi dinamika internal ASEAN, konflik LCS dan pertarungan geopolitik dan geostrategi di Indo-Pasifik. Jangan sampai di antara anggota ASEAN terperangkap menjadi pion dan proxy negara-negara besar untuk memainkan kepentingan dan membenturkannya dengan kekuatan lain, terutama dalam konteks rivalitas AS versus China dalam konflik LCS,
Bila kondisi tersebut terpenuhi, maka ASEAN benar-benar menjadi centrum membentengi stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, dan kawasan tersebut bisa menjadi teater perdamaian dan inklusivitas. Dalam konteks kepentingan ASEAN, hadirnya stabitas di Indo-Pasifik menjadi prasarat mutlak membangun kontinuitas ASEAN sebagai center of growth hingga harapan kesejahteraan bangsa-bangsa ASEAN dan masyarakatnya bisa terwujud. (*)
Dalam perjalanan sejarahnya, ASEAN memiliki track record positif menyelesaikan konflik di masing-masing negara atau antar-negara anggota. Bahkan ASEAN menjadi bagian dari resolusi konflik. Fakta ini bisa diverifikasi pada perang saudara di Kamboja yang didalamnya melibatkan kekuatan Vietnam Utara dan China, serta AS. Selain PBB, ASEAN -terutama yang diwakili Menlu Ali Alatas- terlibat aktif perjanjian damai yang berlangsung pada sekitar tahun 1980.
Begitu juga pada konflik Filipina dengan Moro Nationalism Liberation Front (MNLF) Moro, ASEAN dengan dimotori Indonesia menjadi bagian penting resolusi konflik, hingga perdamaian Filipina terwujud dan berlangsung hingga saat ini.
Kohesivitas yang terbangun kuat di antara anggota ASEAN dan komitmen untuk menjaga cita-cita berdirinya ASEAN modal kuat untuk menghadapi dinamika internal ASEAN, konflik LCS dan pertarungan geopolitik dan geostrategi di Indo-Pasifik. Jangan sampai di antara anggota ASEAN terperangkap menjadi pion dan proxy negara-negara besar untuk memainkan kepentingan dan membenturkannya dengan kekuatan lain, terutama dalam konteks rivalitas AS versus China dalam konflik LCS,
Bila kondisi tersebut terpenuhi, maka ASEAN benar-benar menjadi centrum membentengi stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, dan kawasan tersebut bisa menjadi teater perdamaian dan inklusivitas. Dalam konteks kepentingan ASEAN, hadirnya stabitas di Indo-Pasifik menjadi prasarat mutlak membangun kontinuitas ASEAN sebagai center of growth hingga harapan kesejahteraan bangsa-bangsa ASEAN dan masyarakatnya bisa terwujud. (*)
(hdr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda