ASEAN Benteng Stabilitas Indo-Pasifik

Senin, 11 September 2023 - 07:38 WIB
Pengakuan peran ASEAN yang demikian disampaikan langsung Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antoni Guterres saat menyampaikan konferensi pers tentang ASEAN-UN Summit, di sela-sela KTT ASEAN pekan kemarin. “ASEAN telah menjadi faktor penting bagi persatuan dunia yang terbagi, karena kita memerlukan hal-hal tersebut lebih dari sebelumnya di dunia yang semakin multipolar,” demikian disampaikan Guterres.

Stabilitas terjaga di ASEAN tentu berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi negara-negara anggota. Sejumlah kalangan pun memprediksi ASEAN akan menjadi pusat pertumbuhan dunia. Modal kekuatan ini sudah dimiliki ASEAN dengan PDB-nya yang mencapai USD3,34 triliun pada 2021 lalu, dan menjadi kawasan ekonomi terbesar ke-5 dunia. Belum lagi dukungan populasi di kawasan yang mencapai 650 juta jiwa.

Bagaimana stabilitas itu terwujud dan pelan tapi pasti ASEAN meraih kesejahteraan seperti dicitakan? Kondisi tersebut tidak terlepas dari Deklarasi Perbara atau Deklarasi Bangkok yang menjadi landasan kesepakatan berdirinya ASEAN.

Deklarasi yang ditandatangani ketua delegasi lima negara pendiri -Menlu Indonesia Adam Malik, Wakil PM Malaysia Tun Abdul Razak, Menlu Filipina Narcisco Ramos, Menlu Singapura S Rajaratnam, dan Menlu Thailand Thanat Khoman- memberi kerangka bahwa ASEAN mempunyai tanggung jawab untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial, menjamin adanya perdamaian dan laju pembangunan nasional serta memastikan adanya stabilitas keamanan dari campur tangan luar dengan segala bentuk manifestasinya.

ASEAN juga mengadopsi sejumlah prinsip yang menjadi fondasi hubungan antar-negara ASEAN seperti tertuang dalamTreaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC). Prinsip dimaksud secara garis besar meliputi saling menghormati kedaulatan, menjauhkan dari campur eksternal, tidak saling mencampuri urusan internal negara anggota, menyelesaikan perselihan secara damai, serta menolak penggunaan ancaman dan kekerasan.

Dalam perkembangannya, ASEAN tidak sebatas inward looking, tapi juga outward looking dengan memperluas peran mentransmisikan stabilitas yang dicapai pada skala lebih luas, termasuk di Indo-Pasifik. Peran ini ditegaskan dalam ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP)yang diarahkan untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik.

Untuk diketahui, Indo-Pasifik merupakan salah satu wilayah bio-geografis maritim dunia. Kawasannya meliputi perairan tropika di Samudera Hindia, Samudera Pasifik bagian barat dan tengah, serta laut-laut pedalaman di wilayah Indonesia dan Filipina.

baca juga: Penanggulangan Kejahatan Siber di ASEAN

Seperti dipaparkan dalam laman Kemlu.go.id, outlook yang diperkenalkan pada KTT ASEAN di Bangkok pada 2019 ini mengedepankan pendekatan dialog dan kerja sama yang terbuka dan inklusif di bidang yang menjadi prioritas ASEAN. Prioritas dimaksud meliputi maritim, ekonomi, konektivitas, dan pencapaian target sustainable development goals (SDGs). Melalui AOIP ini, ASEAN ingin menempatkan dirinya sebagai centrum dari arsitektur kawasan Indo-Pasifik.

Pada KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Presiden Jokowi menegaskan posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023akanmemperkuat ASEAN agar mampu menghadapi tantangan, tanggap terhadap dinamika, dan tetap memegang peran sentral di kawasan Indo-Pasifik. Dengan semakin besarnya rivalitas di Indo-Pasifik, para pemimpin ASEAN bersepakat implementasi AOIP semakin penting dengan menggunakan paradigma kerja sama, inklusif, dan konkret.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More