Urgensi EducaSex bagi Remaja Autis
Minggu, 11 Juni 2023 - 07:05 WIB
Autisme bukanlah penyakit kejiwaan. Autisme merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini terlihat pada perilaku autisme.
Hal terpenting yang perlu dicatat melalui hasil penelitian-penelitian terdahulu adalah bahwa gangguan autisme tidak disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat psikologis, misalnya karena orang tua tidak menginginkan anak ketika hamil. Oleh karenanya, setiap kekurangan pada aspek tersebut dapat dihubungkan dengan kurangnya pemahaman terkait informasi seksualitas.
Kita sebagai masyarakat timur, seringkali merasa enggan jika membicarakan masalah seksualitas. Apalagi pada remaja autis, yang memang memerlukan penanganan khusus.
Realmuto & Ruble (1999) menyarankan agar remaja autis mempelajari tentang informasi mengenai seks melalui pengalaman sosial sehari-hari. Pengalaman sosial yang dimaksud adalah penjelasan yang berasal dari keluarga ataupun pendidikan formal.
Pentingnya hal tersebut didasarkan penelitian yang dilakukan Ruble & Dalrymple (1993) terhadap 100 remaja autis. Penelitian ini menunjukkan kelaziman remaja autis yang melakukan aktivitas seksual yang kurang pantas. Di antaranya menyentuh bagian pribadi (65%), melepas pakaian di tempat umum (28%), masturbasi di tempat umum (23%), menyentuh organ seks lawan jenis (18%) dan masturbasi dengan menggunakan barang yang aneh atau tidak tepat (14%). Oleh karenanya, pendidikan edukasi tentang seks bagi remaja autis bersifat sangat penting.
Peran Penting Orang Tua terkait Pendidikan Seks
Peran orang tua sangat berpengaruh pada perkembangan anak-anak autis dalam menghadapi masa-masa remaja mereka. Dengan persiapan, penjelasan dan bimbingan dari orang tua, mereka akan lebih siap untuk menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas mereka (Nugraheni & Tsaniyah, 2020).
Peran orang tua bagi anak-anak autisme dikehidupan sehari-harinya sangatlah penting. Sama halnya terkait pendidikan seks, peran orang tua terutama ibu bagi remaja autis menjadi hal yang sangat dominan.
Gangguan otak pada anak-anak autisme pada umumnya tidak dapat disembuhkan. Tetapi dapat ditanggulangi dengan cara intervensi sedini mungkin melalui terapi dini, terpadu dan intensif.
Oleh karenanya, orang tua dengan bantuan guru dan terapis harus melatih dan mengembangkan kemandirian anak-anak autis sehingga capaiannya bukan hanya dari sisi akademisnya saja. Fokus melatih dan mengembangkan kemandirian anak-anak autis ini.
Hal terpenting yang perlu dicatat melalui hasil penelitian-penelitian terdahulu adalah bahwa gangguan autisme tidak disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat psikologis, misalnya karena orang tua tidak menginginkan anak ketika hamil. Oleh karenanya, setiap kekurangan pada aspek tersebut dapat dihubungkan dengan kurangnya pemahaman terkait informasi seksualitas.
Kita sebagai masyarakat timur, seringkali merasa enggan jika membicarakan masalah seksualitas. Apalagi pada remaja autis, yang memang memerlukan penanganan khusus.
Realmuto & Ruble (1999) menyarankan agar remaja autis mempelajari tentang informasi mengenai seks melalui pengalaman sosial sehari-hari. Pengalaman sosial yang dimaksud adalah penjelasan yang berasal dari keluarga ataupun pendidikan formal.
Pentingnya hal tersebut didasarkan penelitian yang dilakukan Ruble & Dalrymple (1993) terhadap 100 remaja autis. Penelitian ini menunjukkan kelaziman remaja autis yang melakukan aktivitas seksual yang kurang pantas. Di antaranya menyentuh bagian pribadi (65%), melepas pakaian di tempat umum (28%), masturbasi di tempat umum (23%), menyentuh organ seks lawan jenis (18%) dan masturbasi dengan menggunakan barang yang aneh atau tidak tepat (14%). Oleh karenanya, pendidikan edukasi tentang seks bagi remaja autis bersifat sangat penting.
Peran Penting Orang Tua terkait Pendidikan Seks
Peran orang tua sangat berpengaruh pada perkembangan anak-anak autis dalam menghadapi masa-masa remaja mereka. Dengan persiapan, penjelasan dan bimbingan dari orang tua, mereka akan lebih siap untuk menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas mereka (Nugraheni & Tsaniyah, 2020).
Peran orang tua bagi anak-anak autisme dikehidupan sehari-harinya sangatlah penting. Sama halnya terkait pendidikan seks, peran orang tua terutama ibu bagi remaja autis menjadi hal yang sangat dominan.
Gangguan otak pada anak-anak autisme pada umumnya tidak dapat disembuhkan. Tetapi dapat ditanggulangi dengan cara intervensi sedini mungkin melalui terapi dini, terpadu dan intensif.
Oleh karenanya, orang tua dengan bantuan guru dan terapis harus melatih dan mengembangkan kemandirian anak-anak autis sehingga capaiannya bukan hanya dari sisi akademisnya saja. Fokus melatih dan mengembangkan kemandirian anak-anak autis ini.
tulis komentar anda