Dampak Stres dan Cemas di Saat Krisis (Covid-19)

Sabtu, 04 April 2020 - 09:18 WIB
Dampak Stres dan Cemas di Saat Krisis (Covid-19)
Dampak Stres dan Cemas di Saat Krisis (Covid-19)
A A A
Muhammad Iqbal, PhD
Dekan Psikologi Universitas Mercu Buana

Semakin hari jumlah korban terinfeksi dan meninggal dunia semakian hari semakin terus bertambah, situasi ini tentunya sungguh menakutkan dan menimbulkan tekanan psikologis bagi masyarakat

Sejak berkembangnya pendemi covid-19, masyarakat diminta di rumah. Semua diminta berdiam diri di rumah, siswa belajar di rumah dan orang tua bekerja di rumah, dan stres itu bermula ketika rumah yang didiami tidak sehat, baik dari segi kebersihan, ventilasi, kelayakan dan tata ruang sehingga berada di rumah bagi sebagian orang adalah sumber tekanan baru

Pemberitaan di sosial media yang berseliweran, tidak valid, hoax dan pembatasan gerak membuat situasi mencekam dan menimbulkan kecemasan dan panik semua lapisan, sehingga banyak yang bertindak diluar alam sadar seperti memborong barang makanan dan mengurung diri takut tertular, bolak-balik mencuci tangan secara berlebihan dan memutuskan hubungan sosial

Demikian juga orang tua dan siswa yang belajar di rumah karena banyaknya tugas dan tidak terbiasa dengan pembelajaran melalui daring "online" banyak siswa dan orang tua yang stres, karena mereka memiliki pengetahuan yang terbatas, fasilitas yang terbatas ( tidak semua punya HP/ Laptop) dan waktu yang terbatas ( bila anaknya banyak bagaimana mengerjakan secara bersama) dan itu semua dilakukan secara bersama dengan tugas rumah tangga (memasak, mencuci, membersihkan rumah) atau mengerjakan tugas kantor (WFH)

Demikian juga dengan guru yang stres menjalankan tugasnya mengoreksi dan memberi kelas online dimana mereka kebanyakan baru belajar dan tidak terbiasa dan ini menjadi sumber stres baru

Demikian juga dengan penurunan pendapatan ekonomi keluarga yang membuat semua orang mengalami stres, cemas dengan tekanan hidup, mereka memikirkan bagaimana kehidupan mereka ke depan

Padahal stres dan cemas itu sangat berbahaya, karena berdampak langsung dan tidak langsung kepada kesehatan fisik dan kesehatan mental, di beberapa Negara pada fase ini korban semakin banyak karena kondisi psikis yang menurun sehingga daya tahan tubuh lemah dan mudah tertular penyakit termasuk covid-19.

Cemas dan stres menyebabkan daya tahan tubuh menurun, gangguan konsentrasi dan emosi, gangguan fisik dan psikosomatis dan bisa menyebabkan depresi

Solusi terbaik adalah dengan mengurangi tekanan dan kecemasan salah satu caranya dengan meningkatkan hormon endorfin atau dikenal dengan "hormon kebahagiaan" dengan cara banyak melalukan aktifitas yang positif, berolah raga, berkarya, berdoa dan bersyukur, tersenyum, hiburan, hobi dan minat, optimis dan banyak menerima informasi positif

kepada Kemendikbud agar meminta guru, dosen agar tidak terlalu memberi beban tugas yang berat kepada siswa karena bisa menyebabkan stres kepada siswa dan orang tuanya, bagi siswa yang tidak punya fasilitas yang baik juga harus diberi kesempatan untuk belajar yang sama .

Kepada pemerintah diharapkan memberikan kepastian subsidi ekonomi bagi keluarga yang berdampak langsung serta memberikan informasi yang jelas sehingga dapat menurunkan tekanan dan kecemasan. Orang tua harus bisa memberikan ketenangan di rumah, karena kecemasan n
pada orang tua akan berdampak kepada anak yang juga akan cemas
(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6055 seconds (0.1#10.140)